²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Siap-Siap! Dunia & RI Bakal Hadapi 120 Jam Penuh Gejolak

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
04 November 2024 06:00
Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024
Foto: Infografis/ Nah Lho! 2 Negara Ini Diramal Kena Krisis Ekonomi di 2024/ Ilham Restu
  • Sepanjang pekan lalu asing kabur dari pasar keuangan RI, IHSG terpuruk ke level 7500 dan rupiah keok terhadap dolar AS.
  • Bursa Wall Street kompak rebound akhir pekan lalu seiring dengan data pasar tenaga kerja yang jeblok memicu kemungkinan cut rate naik.
  • Kurang dari 120 jam, akan banyak data genting baik dari eksternal maupun internal yang akan mengguncang pasar keuangan.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan RI pada perdagangan sepekan lalu bergerak loyo, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke level 7500, sementara rupiah keok di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Sentimen selengkapnya terkait proyeksi perdagangan pasar hari ini, Senin (4/11/2024) silahkan bisa dibaca pada halaman ketiga artikel ini.

IHSG tercatat berakhir di posisi 7.505,26 pada Jumat (1/11/2024), dalam sepekan anjlok 2,46%. Selama lima hari perdagangan IHSG hanya menghijau pada Kamis, sementara empat hari lainnya terpuruk di zona merah.

Nilai transaksi indeks pada pekan lalu mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 19,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 189 saham terapresiasi, 423 saham terdepresiasi, dan 175 saham stagnan.

Tercatat seluruh sektor bergerak di zona merah pada Jumat lalu dengan sektor transportasi dan konsumer primer menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 2,64% dan 2,55%.

Sementara dari sisi saham, emiten bank Himbara raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penekan terbesar IHSG, masing-masing 14,4 dan 7,4 indeks poin.

IHSG merana di perdagangan pekan lalu di tengah lesunya kembali aktivitas manufaktur, meskipun Indonesia sudah mengakhiri deflasi pada Oktober lalu.

Berdasarkan data dari S&P Global, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur RI pada Oktober 2024 kembali kontraksi ke 49,2, stagnan dari posisi bulan sebelumnya. Kontraksi ini memperpanjang masa koreksi manufaktur RI menjadi empat bulan beruntun.

Hal ini menunjukkan bahwa PMI manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama empat bulan beruntun yakni pada Juli (49,3), Agustus (48,9), September (49,2), dan Oktober (49,2).

Kontraksi empat bulan beruntun ini mempertegas fakta jika kondisi manufaktur RI kini sangat buruk.

Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama empat bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020 di mana aktivitas ekonomi memang dipaksa berhenti untuk mengurangi penyebaran virus.

Kontraksi PMI Manufaktur selama empat bulan beruntun pada Juli-Oktober 2024 juga menjadi awal berat bagi Presiden Prabowo Subianto yang baru dilantik pada 20 Oktober.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

S&P menjelaskan manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dan tidak berubah angkanya karena melemahnya output, pesanan baru, dan tambahan lapangan pekerjaan. Kondisi ini mencerminkan lesunya pasar manufaktur serta tenaga kerja.

"Manufaktur Indonesia terus menunjukkan kinerja yang lesu pada Oktober, dengan produksi, pesanan baru, dan lapangan pekerjaan semuanya mengalami penurunan marginal sejak September," tutur Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, dalam website resminya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia mengalami inflasi 0,08% (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024. Inflasi ini terjadi setelah IHK tercatat deflasi selama lima bulan beruntun.

Adapun, inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 1,71% dan inflasi kalender (year-to-date/YTD) sebesar 0,82%.

Pergerakan lesu pasar keuangan RI ini juga seiring dengan aliran dana asing yang deras keluar.

Menurut data Bank Indonesia (BI) untuk transaksi 28 - 31 Oktober 2024, investor asing secara agregat tercatat jual neto sebesar Rp4,86 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,53 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp3,95 triliun di pasar SBN, dan beli neto sebesar Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Sepanjang Oktober secara total di seluruh pasar keuangan RI, asing mencat net sell sebanyak Rp12,58 triliun.

Derasnya aliran keluar asing tercermin pada pergerakan mata uang Garuda yang ikut loyo.

Melansir Refinitiv, pada perdagangan Jumat (1/11/2024) mata uang Garuda berakhir di posisi Rp15.715/US$. Dalam sehari rupiah koreksi 0,16% yang mengakumulasi depresiasi sepanjang pekan sebanyak 0,51%.

Pelemahan sepanjang pekan lalu menandai dua minggu beruntun rupiah masih betah dalam zona merah.

Faktor eksternal juga mempengaruhi pergerakan rupiah yang keok ini dari melambungnyaÌýindeks dolar AS (DXY).Ìý

Rupiah yang bergerak volatil akhir-akhir ini ditengarai tekanan yang tinggi dari perkasa-nya indeks dolar AS (DXY) yang sudah lima pekan terus di zona hijau.

Pantauan ²©²ÊÍøÕ¾ sampai penutupan kemarin Jumat (1/10/2024) DXY terkerek naik 0,41% dalam sehari ke posisi 104,31. Posisi ini setara dengan level terkuatnya sejak 1 Agustus 2024 atau sekitar dua bulan lalu.

Dolar AS yang makin menguat menunjukkan sikap pelaku pasar yang memilih aset konservatif atau safe haven di tengah ketidakpastian menjelang pemilu AS dan pengumuman kebijakan moneter the Fed pada 7 November pukul 14.00 waktu AS atau sekitar Jumat dini hari untuk waktu Indonesia.Ìý

Halaman 2 >>

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat lalu (1/11/2024) berhasil rebound meskipun pasar tenaga kerja mengalami pelemahan.

Dow Jones menguat 288,73 poin (0,69%) mengakhiri perdagangan di level 42.052,19. S&P 500 juga naik 0,41% dan berakhir di 5.728,80, sementara Nasdaq Composite melonjak 0,8% ke posisi 18.239,92.

Penguatan saham-saham teknologi raksasa turut memberikan gairah pada Wall Street pekan lalu.

Kepala Strategi Investasi di Sage Advisory Rob Williams menyebutkan "Meski terjadi pelebaran pasar, komponen saham teknologi masih memegang peran yang sangat besar," ungkapnya.

Saham Amazon tercatat menguat 6,2% berkat pertumbuhan bisnis cloud dan iklan di atas ekspektasi. Saham Intel juga melesat 7,8% setelah melaporkan kinerja pendapatan lebih baik dari perkiraan dan memberikan guidance positif ke depan.

Sementara itu, data pasar tenaga kerja AS tidak terduga mengalami pelemahan dari data penambahan pekerjaan di luar pertanian hanya sebesar 12.000 pada Oktober, ini sangat jauh di bawah perkiraan sebesar 100.000 pekerjaan.

Angka itu menjadi yang terlemah sejak Desember 2020, sementara untuk tingkat pengangguran masih sesuai ekspektasi di 4,1% pada Oktober, sama seperti bulan sebelumnya.

Presiden dan Kepala Investasi di Bellwether Wealth Clark Bellin menilai, perlambatan tenaga kerja pada Oktober lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor sementara seperti badai dan pemogokan di pabrik Boeing.

"Data ini cenderung tidak akan mengubah arah kebijakan The Fed, yang diperkirakan tetap akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November mendatang," katanya.

Pelemahan pasar tenaga kerja ini kemudian berdampak pada peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps meningkat. Menurut CME FedWatch Tool, kini peluang sudah nyaris 99%.

Halaman 3 >>

Perdagangan pasar keuangan pekan ini akan banyak dibanjiri sentimen, baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Di sisi lain, melihat bursa Wall Street yang ditutup hijau pekan lalu, diharapkan bisa menular ke pasar keuangan RI ikut bangkit setelah bergerak loyo pekan lalu.

Berikut rincian sentimen yang akan mempengaruhi pasar keuangan pada pekan ini :

Menghitung Jam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS)

Tensi politik di negeri Paman Sam semakin memanas mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada Selasa (5/11/2024) waktu AS.

Pekan ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin dari negeri adidaya tersebut dari dua kandidat yang akan dipilih.

Awalnya ada dua kandidat yang maju yakni mantan Presiden, Donald Trump dan Presiden saat ini, Joe Biden. Trump menjadi perwakilan Partai Republik, sementara Biden dari Partai Demokrat.

Namun, pada Juli lalu Biden memutuskan untuk mundur dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris.

Setelah kabar mundur-nya Biden, kedua kandidat tersebut mengumukan calon Wakil Presiden. Trump maju bersama JD Vance, sedangkan Kamala Harris maju bersama Tim Walz.

Seputar Data Ekonomi AS : Neraca Dagang - Pasar Tenaga Kerja

Berikutnya masih pada hari yang sama, AS juga akan merilis data neraca perdagangan beserta ekspor dan impornya untuk periode September 2024.

Sebelumnya, defisit perdagangan di AS menyempit menjadi US$70,4 miliar pada bulan Agustus 2024, terendah dalam lima bulan, dari US$78,9 miliar yang direvisi naik pada bulan Juli dan dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar US$70,6 miliar.

Ekspor meningkat 2% ke rekor tertinggi US$271,8 miliar, karena telekomunikasi, pesawat sipil, aksesori komputer, mesin industri lainnya, sediaan farmasi, emas nonmoneter dan mobil penumpang.

Selain itu, ekspor jasa meningkat, yaitu perjalanan dan barang dan jasa pemerintah. Sementara itu, impor turun 0,9% menjadi US$342,2 miliar, terseret oleh emas nonmoneter, bentuk logam jadi, minyak mentah dan mobil penumpang.

Di sisi lain, impor jasa meningkat, termasuk perjalanan dan biaya untuk penggunaan kekayaan intelektual.

Defisit menyempit dengan Tiongkok (menjadi US$27,9 miliar dari $30,1 miliar) dan Kanada (menjadi US$3,1 miliar dari US$8,1 miliar).

Kemudian, pada Kamis (7/11/2024), terdapat data klaim pengangguran awal dan berkerlanjutan.

Sebagai informasi juga, pada Jumat lalu, data pasar tenaga kerja AS tidak terduga mengalami pelemahan dari data penambahan pekerjaan di luar pertanian hanya sebesar 12.000 pada Oktober, ini sangat jauh di bawah perkiraan sebesar 100.000 pekerjaan.

Angka itu menjadi yang terlemah sejak Desember 2020, sementara untuk tingkat pengangguran masih sesuai ekspektasi di 4,1% pada Oktober, sama seperti bulan sebelumnya.

120 Jam Lagi Pengumuman Suku Bunga The Fed

Berikutnya pada akhir pekan, Jumat dini hari akan ada pengumuman suku bunga AS dari hasil Federal Meeting Federal Open Market Commitee yang berlangsung dua hari (6-7 November 2024).

Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, menurut perkiraan oleh CME FedWatch Tool kini peluang pemangkasan sudah mencapai nyaris 99%.

Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam siklus ini setelah pengurangan sebesar 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target untuk suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.

Proyeksi pemangkasan suku bunga pada pertemuan the Fed 7 November 2024 menurut CME FedWatch ToolFoto: CME FedWatch Tool
Proyeksi pemangkasan suku bunga pada pertemuan the Fed 7 November 2024 menurut CME FedWatch Tool

Tekanan Indeks Dolar Masih Kuat

Masih dari negeri Paman Sam, kita juga patut mengantisipasi posisi indeks dolar AS (DXY) yang masih tinggi, seiring dengan pelaku pasar yang mengumpulkannya untuk aset safe haven di tengah ketidakpastian pemilu dan suku bunga.

Pantauan ²©²ÊÍøÕ¾ pada akhir pekan lalu, Jumat (1/11/2024) DXY kembali naik 0,41% ke posisi 104,31 yang menandai posisi tertinggi sejak 1 Agustus atau sekitar dua bulan lalu.

Posisi indeks dolar yang cukup tinggi perlu diantisipasi lantaran akan menjadi penekan bagi mata uang lainnya, termasuk rupiah.

Pergerakan indeks dolar AS (DXY) dari laman TradingviewFoto: Tradingview
Pergerakan indeks dolar AS (DXY) dari laman Tradingview

Ìý

Seputar Data China : Cadangan Devisa - Neraca Dagang

Pada Kamis (7/11/2024), dari sang Naga Asia juga akan merilis beberapa data, salah satunya terdapat cadangan devisa China untuk periode Oktober 2024. Sebelumnya, cadangan devisa China naik sebesar US$28,1 miliar menjadi US$3,316 triliun pada September 2024, sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar US$3,3 triliun.

Ini merupakan bulan ketiga berturut-turut ekspansi ke level tertinggi sejak Desember 2015, mengonsolidasikan posisi PBoC sebagai pemilik cadangan devisa terbanyak di antara otoritas moneter lainnya.

Sementara itu, cadangan emas naik menjadi setara dengan US$191,5 miliar dari setara dengan US$183 miliar pada bulan sebelumnya, sejalan dengan lonjakan harga emas di tengah momentum pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral utama di seluruh dunia.

Dan pada akhir pekan Jumat (8/11/2024), terdapat data neraca dagang China beserta ekspor dan impor periode Oktober 2024.

Sebelumnya, surplus perdagangan China melebar menjadi US$ 81,71 miliar pada September 2024 dari US$ 75,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar US$ 89,8 miliar.

Penjualan naik 2,4% (yoy), di bawah perkiraan 6% untuk menandai laju terlemah dalam lima bulan dan melambat dari kenaikan 8,7% pada bulan Agustus.

Sementara itu, impor naik 0,3%, melambat dari pertumbuhan 0,5% pada bulan Agustus, dan gagal mencapai konsensus 0,9%, karena permintaan domestik yang rapuh.

Surplus perdagangan dengan AS menyempit menjadi US$ 33,33 miliar pada bulan September dari US$ 33,81 miliar pada bulan Agustus.

Untuk sembilan bulan pertama 2024, surplus perdagangan berada pada US$ 689,5 miliar, dengan ekspor meningkat 4,3% menjadi US$ 2,62 triliun sementara impor meningkat pada 2,2% yang lebih lemah menjadi US$ 1,93 triliun. Selama periode tersebut, surplus perdagangan dengan AS mencapai US$ 257,87 miliar.

Menanti Rilis Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III/2024

Beralih ke domestik, pada Selasa pekan ini (5/11/2024) akan ada rilis pertumbuhan ekonomi untuk periode kuartal III/2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melandai pada kuartal III-2024 sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat serta absennya Hari Besar Keagamaan.

Secara historis, pertumbuhan kuartal III biasanya memang lebih rendah dibandingkan kuartal II karena masyarakat mulai mengerem belanja. Terlebih tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024. Dua lebaran yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sudah berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.
Sementara itu, pemilihan umum sudah digelar pada kuartal I-2024.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 (year on year/yoy) dan 3,79% (quartal to quartal/qtq) pada kuartal II-2024. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%.

Kemudian, pada Kamis (7/11/2024), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa Indonesia periode Oktober 2024.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2024 tetap tinggi sebesar US$ 149,9 miliar. Posisi ini turun dibandingkan posisi pada akhir Agustus 2024 sebesar US$ 150,2 miliar.

Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor yang tetap positif, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.

Berlanjut pada akhir pekan Jumat (8/11/2024), akan terdapat data Kepercayaan Konsumen Indonesia, penjualan sepeda motor dan penjualan mobil periode Oktober 2024.

Halaman 4 >>

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Pesanan Manufaktur AS Oktober 2024

  • Pesanan Manufaktur AS diluar transportasi

  • Lelang surat utang tenor 3 bulan dan 6 bulan AS

  • Penjualan kendaraan Amerika Serikat (AS) Oktober 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) INET

  • Cum Date Dividen SIDO

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular