
Nelangsa! Asing Kabur dari RI Hampir 2 Bulan, Duit Rp 30 T Menguap

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Arus dana asing terpantau keluar dari pasar keuangan domestik selama enam pekan beruntun. Investor asing semakin agresif keluar dari RI terlebih pasca Donald Trump menang dalam pemilu AS melawan Kamala Harris.
Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 11-14 November 2024, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp7,42 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp4,12 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp0,35 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan jual neto sebesar Rp3,65 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Net foreign sell telah terjadi selama enam pekan beruntun atau sejak pekan kedua Oktober 2024 dengan total jual neto lebih dari Rp30 triliun.
Sementara selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 14 November 2024, investor asing tercatat beli neto sebesar Rp30,88 triliun di pasar saham, Rp37,29 triliun di pasar SBN dan Rp192,98 triliun di SRBI.
Prospek obligasi dalam mata uang lokal pasar negara berkembang semakin suram karena para investor membuang taruhan pada pemangkasan suku bunga, ketakutan akan perang dagang tarif yang semakin besar, dan dolar yang melonjak.
Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, pasar berekspektasi untuk bank sentral AS (The Fed) menahan suku bunganya pada pertemuan bulan depan yakni sebesar 38,1%.
Hal ini membuat imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun berada di level yang tinggi dan memberikan daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi di AS. Alhasil investor cenderung menarik duitnya dari pasar negara berkembang salah satunya Indonesia.
![]() ³§³Ü³¾²ú±ð°ù:Ìý°ä²Ñ·¡Ìý¹ó±ð»å°Â²¹³Ù³¦³óÌý°Õ´Ç´Ç±ô |
Salah satu alasan outflow dari pasar negara berkembang adalah akan dampak dari tarif yang lebih tinggi yang dijanjikan Trump untuk diterapkan. Presiden terpilih ini mengancam akan memberlakukan tarif 60% atau lebih untuk barang-barang dari China dan tarif universal sebesar 10%-20% untuk impor dari negara lain, meskipun rinciannya masih belum jelas.
Ekonomi dan mata uang Asia bahkan di luar China dianggap sangat rentan terhadap tarif AS yang lebih tinggi karena ketergantungan besar kawasan ini terhadap perdagangan dengan ekonomi terbesar di dunia.
Jika hal ini benar dilakukan oleh Trump, maka barang-barang AS akan dapat bersaing dengan barang-barang dari negara berkembang. Alhasil barang-barang AS akan lebih laku dan roda perekonomian AS dapat melaju.
Ketika perekonomian AS semakin membaik, maka investor akan lebih senang berinvestasi di AS.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)