
Harga Batu Bara Jalan di Tempat, Sulit Naik Karena China

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara stagnan dipicu oleh transisi energi China yang semakin galak dengan porsi yang terus meningkat.
Dilansir dari Refinitiv, harga kontrak batu bara Desember acuan ICE Newcastle pada perdagangan Kamis (28/11/2024) stagnan di angka US$138 per ton. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 19 September 2024.
Dilansir dari oilprice.com, porsi pembangkit listrik di China yang berasal dari batu bara turun di bawah 60% dari total untuk pertama kalinya sejak awal tahun.
Porsi pembangkit listrik tenaga batu bara di China dalam campuran totalnya tercatat sebesar 58,7% selama sepuluh bulan pertama tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh Gavin Maguire dari Reuters minggu ini. Angka ini turun dari 61,6% pada periode yang sama tahun 2023 dan 61,8% pada sepuluh bulan pertama tahun 2022.
Kendati ini tampak seperti kemenangan kecil namun signifikan bagi industri angin dan surya negara tersebut, serta dorongan transisi global secara keseluruhan.
Lembaga advokasi transisi Ember dan Maguire berpendapat bahwa "karena China menyumbang sekitar 40% dari semua emisi energi fosil, pengurangan penggunaan batu bara yang berkelanjutan dalam produksi listrik China sangat penting jika tren polusi global ingin dibalik."
Di tengah meningkatnya permintaan listrik, China menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk memproduksinya, sedangkan secara sementara mengurangi porsi batu bara karena ada ketersediaan gas dan hidro.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa permintaan batu bara akan kembali mengalami kenaikan di penghujung tahun karena seiring cuaca yang semakin dingin. Musim dingin adalah musim puncak permintaan di belahan bumi utara, dan China telah menunjukkan bahwa mereka siap untuk melakukan segala upaya untuk menghindari terulangnya kekurangan listrik yang terjadi delapan tahun lalu.
Menariknya, Maguire dari Reuters menyarankan bahwa meskipun permintaan lebih tinggi, China bisa menjaga porsi batu bara dalam campuran energi mereka di bawah 60% untuk tahun ini dengan mengandalkan output tenaga angin yang melimpah dan aktivitas industri yang terbatas.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)