²©²ÊÍøÕ¾

Pertaruhan Pariwisata Korsel: Darurat Militer, Pemakzulan & Reputasi

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, ²©²ÊÍøÕ¾
14 December 2024 07:00
Demonstran menghadiri aksi protes di luar gedung parlemen Korea Selatan (Korsel), saat sidang pleno untuk voting pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol digelar. Dalam aksinya, para demonstran menuntut Yoon untuk segera mundur dari jabatannya. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Foto: Demonstran menghadiri aksi protes di luar gedung parlemen Korea Selatan (Korsel), saat sidang pleno untuk voting pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol digelar. Dalam aksinya, para demonstran menuntut Yoon untuk segera mundur dari jabatannya. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta,²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Korea Selatan, negeri yang dikenal sebagai kiblat kecantikan, K-pop, dan berbagai destinasi wisata menarik, kini menghadapi ancaman serius terhadap industri pariwisatanya. Setelah deklarasi darurat militer selama enam jam pada awal Desember 2024, yang kemudian dibatalkan, suasana politik yang memanas mulai berdampak pada sektor pariwisata.

¶Ù¾±±ô²¹²Ô²õ¾±°ùÌýBangkok Post, sektor pariwisata, yang menyumbang 3,8% dari PDB Korea Selatan atau sekitar 84,7 triliun won pada 2023, kini menghadapi tantangan besar. Angka-angka yang menjanjikan dari pemulihan pascapandemi menunjukkan kunjungan wisatawan telah mencapai 97% dari level pra-Covid per Oktober 2024, namun tanda-tanda pembatalan kunjungan mulai bermunculan.

Sebagai contoh, grup hotel Accor melaporkan lonjakan pembatalan sekitar 5% pada awal Desember dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, beberapa klinik bedah plastik di Gangnam mengakui adanya pembatalan dari pasien asing, memperlihatkan dampak riil dari krisis politik ini.

Jika ditilik ke belakang, sektor pariwisata Korea pernah bertahan dari berbagai tantangan, seperti pemakzulan presiden pada 2016 dan ketegangan berkala dengan Korea Utara. Namun, kali ini, keterlibatan militer menimbulkan kekhawatiran baru.

Pemesanan untuk semester pertama 2025 dari wisatawan asing menunjukkan penurunan tajam, mengisyaratkan dampak jangka panjang jika krisis politik berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas.



Pemerintah Korea Selatan terus meyakinkan wisatawan tentang keamanan negara ini. Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Yu In Chon, dalam forum pariwisata Korea-Jepang, menegaskan bahwa "kehidupan sehari-hari berjalan normal dan destinasi wisata utama tetap beroperasi seperti biasa."

Wali Kota Seoul, Oh Se-hoon, bahkan menyampaikan pesan dalam tiga bahasa bahwa kota tersebut tetap aman, namun kekhawatiran pembatalan kunjungan tak sepenuhnya mereda.

Dari sisi soft power, reputasi Korea Selatan sebagai pusat budaya global kini juga dipertaruhkan. Gelombang budaya Korea-dengan K-pop, K-drama, dan kosmetiknya-telah menjadi kekuatan pendorong utama sektor pariwisata.

Namun, ketegangan politik berpotensi meredupkan daya tarik tersebut. Target ambisius pemerintah untuk mendatangkan 30 juta wisatawan pada 2027 bisa terancam jika stabilitas politik tak segera pulih.





Meski demikian, beberapa analis optimis bahwa dampak jangka panjang dapat diminimalkan jika krisis ini segera diatasi. Andrew Gilholm dari Control Risks Group menyebut, "Jika Korea dapat melewati masa sulit ini dengan menunjukkan stabilitas institusi, reputasinya mungkin justru meningkat di mata dunia."

Pendapat serupa disampaikan oleh pelaku industri pariwisata China, yang meyakini minat terhadap Korea Selatan tetap tinggi meski ada kekhawatiran sementara.

Reason for Tourists to Visit South KoreaFoto: Road Genius
Reason for Tourists to Visit South Korea


²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia Research

(emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation