²©²ÊÍøÕ¾

Cobaan Belum Usai! Nasib IHSG - Rupiah Hari Ini Bergantung AS - China

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
10 January 2025 06:15
Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Foto: Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
  • Pasar keuangan RI bergerak mixed, IHSG loyo, tetapi rupiah menguat tipis, sementara obligasi makin dijual investor.
  • Wall Street libur dalam rangka penghormatan kepada Presiden AS ke-39, Jimmy Carter yang wafat pekan lalu.
  • Pada akhir pekan ini banyak sentimen masih datang dari negeri Paman Sam terutama terkait payroll

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan RI pada kemarin Kamis (9/1/2025) masih bergerak loyo dan transaksi sepi. Pelaku pasar cenderung wait and see di pekan sibuk ini dengan rilisnya berbagai data ekonomi penting.

Terpantau IHSG pada kemarin ditutup melemah 0,22% ke posisi 7.064,59. Dalam empat hari beruntun IHSG masih terjaga di level psikologis 7000.

Turnover indeks kemarin mencapai sekitar Rp 7,7 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali.

Dari nilai tersebut, bisa dibilang transaksi pasar cenderung masih sepi dan menandai sudah enam hari perdagangan aktif pada 2025 tetapi IHSG masih belum berhasil mencatatkan nilai transaksi di atas Rp10 triliun.

Koreksi IHSG pada kemarin terjadi akibat aksi ambil untung dari saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sudah naik lebih dari 50% selama tiga bulan terakhir ini.


Pada kemarin, saham BREN turun 2,39% menjadikannya penekan paling berat bagi IHSG mencapai 9,6 indeks poin. Selain itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ikut memberatkan indeks sebanyak 7,3 poin.

Sementara, dari sisi sektoral, sektor energi menjadi laggard terbesar pada perdagangan kemarin yakni mencapai 1,01%.

IHSG berakhir merana dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari hasil risalah the bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) minutes

Hasil FOMC Minutes The Fed tampak semakin mengkonfirmasi terhadap isyarat perlambatan laju cut rate pada tahun ini.

Mengutip dari risalah the Fed dini hari tadi "Pejabat Federal Reserve pada pertemuan bulan Desember mereka menyatakan kekhawatiran tentang inflasi dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang mengindikasikan bahwa mereka akan bergerak lebih lambat dalam pemangkasan suku bunga karena ketidakpastian"

Meski begitu, tekanan jual asing mulai mereda. Tercatat dari transaksi asing yang akhirnya mulai net buy di pasar reguler mencapai Rp65,97 miliar. Aksi beli asing asing ini menjadi yang pertama kali pada tahun ini.

Aliran dana asing tampak mulai mengakumulasi beberapa saham big caps akibat valuasi yang makin turun seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Kombinasi antara ketidakpastian eksternal sampai kembalinya dana asing ke pasar RI membuat pergerakan rupiah bergerak volatil di hadapan dolar AS.

Merujuk data Refinitv, sepanjang perdagangan kemarin, rupiah sempat terseok ke level terlemah Rp16.265/US$, tetapi pada akhir sesi pelemahan ini menyusut, sehingga mata uang Garuda ditutup menguat tipis 0,03% ke posisi Rp16.195/US$.

Sementara itu, ke pasar obligasi RI malah makin merana. Tercermin dari imbal hasil obligasi tenor 10 tahun yang terus merangkak naik.

Merujuk data Refinitiv, pada penutupan kemarin, yield obligasi acuan Indonesia ini berakhir posisi 7,22%. Dalam sehari naik 4 basis poin (bps).

Yield obligasi acuan RI ini sudah naik lima hari beruntun, menunjukkan harga yang makin ambles. Sebagai catatan, pergerakan yield itu berbalik arah dengan harga, ketika yield naik, artinya harga turun.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street untuk perdagangan Kamis malam sampai Jumat dini hari tadi (9-10 Januari 2025) tidak ada pergerakan lantaran libur dalam rangka penghormatan wafatnya Presiden ke-38 AS, Jimmy Carter.

Penutupan ini melanjutkan tradisi lama Wall Street dalam masa berkabung untuk para pemimpin negara AS.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden juga mendeklarasikan 9 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional, tak lama setelah Carter wafat pada Minggu (5/1/2025) karena Wall Street memiliki tradisi memberikan penghormatan kepada mendiang pemimpin negara dan menutup pintu mereka pada hari-hari yang ditentukan ini.

Sementara itu, pasar masih akan fokus terhadap rilis data payroll pada Jumat ini yang akan menjadi penentu arah pasar lebih lanjut,

Di sisi lain, Presiden AS, Joe Biden menyatakan bencana besar akibat kebakaran hutan di California. Ini menjadi kebakaran paling parah yang terjadi lagi sejak dua dekade silam.

Kebakaran di Palisades, Los Angeles (LA) dilaporkan terjadi pada Selasa (7/1/2025) kemudian meluas sampai lebih dari 15.000 hektare. Lalu, kebakaran di Eaton dimulai pada Selasa malam menewaskan lima orang dan membakar lebih dari 10.000 hektare hingga Rabu sore (9/1/2025).

Lebih dari 1.000 bangunan hancur, termasuk rumah selebriti Hollywood seperti Billy Crystal, Paris Hilton, Mandy Moore, Eugene Levy, Anna Faris, Cary Elwes, Spencer Pratt dan Heidi Montag, James Woods, dan Diane Warren.

Musibah itu juga menimbulkan ancaman bagi bangunan ikonik Holiwood Bowl, salah satu tempat pertunjukan luar ruangan terbaik di Los Angeles. Setidaknya, ada 400.000 rumah dan bisnis di California juga tidak mendapat pasokan listrik.

Mengutip dari media AccuWeather kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan ini ditaksir mencapai US$ 52-57 miliar setara Rp839,7 - 920,4 triliun.

Pasar keuangan RI hari ini masih akan mendapat pengaruh dari eksternal, terutama dari pasar ketenagakerjaan AS sampai efek melemahnya laju inflasi China.

Sementara dari dalam negeri, ada berita positif dari masuknya investasi asing dari Qatar untuk program satu juta rumah.

Selengkapnya, berikut rincian sentimen pada hari ini :

Seputar Data AS : Non Farm Payroll (NFP) dan Tingkat Pengangguran

Pekan ini terbilang sangat sibuk dengan seputar data dari AS, seperti negara dagang dan hasil risalah FOMC Minutes The Fed.

Serangkaian data ketenagakerjaan AS juga rilis pekan ini, seperti JOLs Job Openings, Job Quit, Klaim pengangguran, sampai pada akhirnya data terakhir yang dinanti Jumat ini adalah Non Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran.

Data NFP menjadi sangat penting karena akan memberikan gambaran berapa tenaga kerja dari karyawan di perusahaan swasta dan pemerintah. Sekitar 80% tenaga kerja di AS terhitung sebagai NFP, jadi data ini cukup ideal jadi gambaran untuk employment AS terkini.

NFP juga jadi indikator kesehatan ekonomi selain inflasi untuk jadi dasar pertimbangan kondisi perusahaan AS yang akan berdampak pada kebijakan moneter the Fed.

Kalau NFP ini masih tinggi, maka kebijakan moneter akan cenderung lebih ketat. Data ini juga berdampak pada volatilitas pasar jangka pendek yangÌýsering dimanfaatkan para trader, khususnya forex.

Selain itu, NFP menjadi gambaran tentang potensi aktivitas konsumsi ke depannya karena berhubungan dengan pekerjaan seseorang untuk mendapatkan gaji yang menunjang daya beli masyarakat.

Adapun, data NFP pada November tercatat 227.000, naik signikan dari bulan sebelumnya yang hanya bertambah 36.000, hal ini terjadi karena pada Oktober terjadi force majour di AS.

Melansir laman penghimpun data tradingeconomics, kini pasar berharap NFP untuk periode Desember 2024 akan mendingin dengan laju peningkatan yang lebih landai di 160.000 pekerjaan. Sementara, tingkat pengangguran diharapkan masih akan berada di 4,2%, sama seperti bulan sebelumnya.

Ìý

Deflasi Berlanjut, Ekonomi China Masih Lesu

Selanjutnya, pasar keuangan RI tampaknya masih akan merespon kondisi ekonomi yang cenderung lesu tercermin kondisi indeks harga konsumen (IHK) terbaru.

Pada kemarin, Biro Statistik Nasional China mengumumkan IHK pada 2024 hanya tercatat naik 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi kemunduran dibandingkan laju inflasi 0,2% pada bulan sebelumnya.

Laju inflasi di Tiongkok semakin melemah mendekati angka nol dan tercatat mealmbat empat bulan beruntun. Kondisi ini menjadi tanda bahwa stimulus untuk menjadi booster ekonomi masih belum bekerja dengan optimal.

Risiko deflasi di negeri Tirai Bambu ini masih menjadi risiko yang mencerminkan lesu-nya kondisi ekonomi. Hal ini akan berdampak domino pada ekonomi RI lantaran China merupakan partner dagang terbesar.

Habis UEA, Investor Qatar Masuk RI Dukung 1 Juta Rumah

Sementara itu, dari dalam negeri ada kabar positif dari datangnya investor Qatar masuk program satu juta rumah.

Nota kesepahanman telah ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan investor asal Qatas, Qilaa International Group pada Rabu kemarin (8/1/2024) guna membangun satu juta rumah terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah di perkotaan.

Investasi tersebut menjadi satu bagian dari program pembagunan tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto.

Pemerintah di sini akan menyediakan lahan untuk membangun apartemen, dengan prioritas wilayah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Sementara untuk Qilaa International Group akan menjadi kontraktor dan membiayai proyek tersebut.Meski begitu, belum diketahui lebih lanjut terkait nilai dan durasi kerja sama ini.

Selain Qatar, sebelumnya,diberitakan Uni Emirat Arab (UEA) pada Desember 2024 juga akan bekerja sama untuk membangun satu juta rumah terjangkau.

Kami menilai, pendanaan dari investor asing ini akan mendukung program perumahan pemerintah dan mengurangi ketergantungan dana dari TAPERA.

Sejumlah sektor pendukung properti akan mendapatkan gairahnya seperti industri semen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), keramik ada PT Arwana Citramnulia Tbk (ARNA) dan PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK), dan penyedia peralatan rumah tangga ada PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), dan PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO).

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Non Farm Payrol AS periode Desember 2024

  • Tingkat Pengangguran AS periode Desember 2024

  • Retail sales Indonesia periode November 2024

  • Pertumbuhan penjualan motor periode Desember 2024

  • Pertumbuhan penjualan mobil periode Desember 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Ex date dividen BSSR, KUAS, GTSI

  • Trading start Right Issue CCSI

  • RUPS SMAR

  • Public Expose VISI

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular