²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

The Fed Bikin Cemas, Investor Juga Dibuat Ketar-Ketir Data Ekonomi RI

Tasya Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
20 February 2025 06:02
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan
Foto: Reuters
  • Pasar keuangan RI kemarin kembali ke zona merah lagi, IHSG ambruk lebih dari 1%, rupiah melemah, obligasi kembali dijual investor.

  • Wall Street kembali berpesta pora, S&P juga kembali mencetak rekor

  • Pasar keuangan hari ini masih akan dipengaruhi prospek suku bunga the Fed dan menanti sejumlah data, seperti suku bunga China sampai Neraca Pembayaran RI.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan RI pada sepanjang perdagangan kemarin Rabu (19/2/2025) berbalik arah ke zona merah lagi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga rupiah ambruk.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan menghadapi tekanan baik dari eksternal ataupun internal. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Agenda ekonomi dan korporasi bisa dibaca pada halaman 4 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup anjlok 78,68 poin atau 1,14% ke posis 6.794,8. Depresiasi kemarin mengakhiri posisi penguatan IHSG selama tiga hari.

Ada sebanyak 218 saham terpantau naik, 361 saham turun, dan 216 saham stagnan. Adapun total nilai transaksi di bursa kemarin mencapai Rp 11,62 triliun. Volume perdagangan sebanyak 19,14 miliar saham dengan frekuensi sebanyak 1.232.665 kali.

Mayoritas sektor saham rontok pada penutupan pasar kemarin. Pelemahan terdalam terjadi pada sektor keuangan sebesar 1,6%. Diikuti pelemahan di sektor kesehatan 1%, sektor properti 0,8%, sektor infrastruktur 0,7%, dan sektor barang konsumsi primer 0,6%.

Beralih ke pasar nilai tukar, rupiah juga terpantau kembali melemah.

Merujuk data Refinitiv, mata uang Garuda berakhir di posisi Rp16.330, melemah 0,37% dalam sehari. Ini menandai rupiah sudah melemah dua hari beruntun.

Pelemahan itu membuat depresiasi selama seminggu ini melebar menjadi 0,48%. Jika pelemahan berlarut-larut, pekan ini rupiah bisa ditutup di zona merah, mengakhiri posisi penguatan yang bertahan dua pekan beruntun.

Pelemahan rupiah dan IHSG ini seiring dengan respon pelaku pasar yang mengantisipasi keputusan bank sentral RI yang menahan suku bunga kemarin.

Bank Indonesia (BI) diketahui menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility juga tetap menjadi sebesar 5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga agar perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1%," ungkap Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).

Selanjutnya, ke pasar surat utang terpantau juga masih kontraksi.

Mengutip data Refintiv pada perdagangan kemarin, yield obligasi acuan RI bertenor 10 tahun melonjak ke 6,85% atau tertinggi dalam tujuh hari.

Sebagai catatan, pergerakan yield pada surat utang itu berlawanan arah dengan harga. Maka, dengan naiknya yield ini menunjukkan bahwa harga sedang terkoreksi.

Dari Amerika Serikat bursa Wall Street kembali berpesta. Indeks S&P 500 kembali mencapai rekor tertinggi baru pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Indeks S&P ditutup menguat 0,24% ke 6.144,15, naik 0,24% dan mencatatkan penutupan rekor kedua berturut-turut. Indeks Nasdaq terapresiasi 0,07% ke 20.056,25 sementara Dow Jones Industrial Average menguat 71,25 poin (0,16%) ke 44.627,59.

Saham Microsoft naik 1,3% setelah perusahaan meluncurkan chip komputasi kuantum pertamanya. Tesla mengalami kenaikan hampir 2%, dan Analog Devices melonjak hampir 10% setelah melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Kenaikan bursa juga ditopang oleh rencana tarif Presiden AS Donald Trump. Pada Selasa, Trump mengusulkan penerapan tarif 25% pada impor mobil, semikonduktor, dan produk farmasi, yang dapat diberlakukan mulai 2 April.

Meskipun demikian, reaksi pasar terhadap pengumuman ini relatif minim, dengan perubahan minor pada saham perusahaan otomotif, semikonduktor, dan farmasi setelah jam perdagangan.

Investor juga mempertimbangkan risalah pertemuan bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) terbaru. Risalah tersebut menunjukkan bahwa pejabat bank sentral ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam penurunan inflasi sebelum melakukan pemotongan suku bunga lebih jauh dan mereka juga khawatir tentang dampak tarif yang diusulkan oleh Trump.

Pergerakan pasar keuangan RI akan banyak dipengaruhi soal prospek suku bunga acuan the Fed dan efek lanjutan dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan suku bunga kemarin.

Sementara itu ada beberapa data yang dinanti pelaku pasar, baik itu dari eksternal dan internal.

Dari luar, ada data suku bunga acuan Bank Sentral China atau The People's Bank of China (PBoC) dan update terbaru penambahan klaim pengangguran Amerika Serikat (AS).

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menanti data neraca pembayaran Indonesia (NPI) untuk periode 2024. Data ekonomi terkait NPI dan Transaksi Berjalan ini sangat penting untuk menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia.

Selengkapnya, berikut rincian sentimen yang akan berpengaruh hari ini :

Risalah FOMC Bikin Cemas

The Fed mengeluarkan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Dalam risalah FOMC periode Januari tersebut, The Fed sepakat bahwa mereka perlu memastikan jika inflasi bisa turun lebih tajam sebelum menurunkan suku bunga lebih lanjut.

Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran tentang dampak tarif Presiden Donald Trump yang dapat memengaruhi pencapaian tersebut.

Anggota FOMC sepakat secara bulat untuk mempertahankan suku bunga di level 4,25,4,50% setelah tiga kali pemangkasan berturut-turut.

Dalam risalah tergambar jelas jika anggota FOMC mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai dampak potensial dari pemerintahan baru, termasuk pembicaraan tentang tarif serta dampak dari pengurangan regulasi dan pajak.

Komite FOMC mencatat bahwa kebijakan saat ini "jauh lebih tidak restriktif" dibandingkan sebelum pemangkasan suku bunga. Hal ini memberikan waktu bagi anggota untuk mengevaluasi kondisi sebelum membuat langkah-langkah tambahan.

Anggota FOMC mengatakan bahwa kebijakan saat ini memberikan mereka lebih banyak"waktu untuk menilai prospek aktivitas ekonomi, pasar tenaga kerja, dan inflasi yang berkembang. Sebagian besar dari mereka mengarah pada sikap kebijakan yang masih restriktif.

Pandangan anggota FOMC juga menunjukkan bahwa selama ekonomi tetap mendekati tingkat pekerjaan maksimum, mereka ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam inflasi sebelum memangkas suku bunga lebih lanjut.

Mereka melihat adanya potensi perubahan kebijakan yang dapat membuat inflasi tetap di atas target Fed.

Presiden AS Donald Trump sudah memberlakukan beberapa tarif dan terus mengancam untuk memperluasnya.

Dalam pernyataan kepada wartawan pada Selasa (18/2/2025), Trump mengatakan bahwa dia sedang mempertimbangkan tarif 25% untuk mobil, produk farmasi, dan semikonduktor yang akan meningkat sepanjang tahun.

Meskipun dia tidak menjelaskan terlalu rinci, tarif tersebut akan membawa kebijakan perdagangan ke tingkat yang lebih tinggi dan menambah ancaman terhadap harga pada saat inflasi telah mereda tetapi masih di atas target 2% Fed.

Anggota FOMC menyebutkan adanya dampak perubahan potensial dalam kebijakan perdagangan dan imigrasi serta permintaan konsumen.

Keterangan banyak perusahaan menunjukkan bahwa mereka akan mencoba membebankan biaya input yang lebih tinggi akibat tarif potensial kepada konsumen. Hal ini meningkatkan risiko terhadap prospek inflasi.

Di sisi lain, risalah FOMC menyebutkan adanya optimisme substansial tentang prospek ekonomi, sebagian berasal dari ekspektasi pelonggaran dalam regulasi pemerintah atau perubahan kebijakan pajak.

Indikator ekonomi AS yang dikeluarkan akhir-akhir ini bervariasi, dengan harga konsumen naik lebih dari yang diperkirakan pada Januari tetapi harga grosir menunjukkan tekanan yang lebih sedikit.

Ketua Fed Jerome Powell umumnya menghindari spekulasi tentang dampak yang akan ditimbulkan tarif. Namun, pejabat lainnya mengungkapkan kekhawatiran dan mengakui bahwa langkah Trump dapat memengaruhi kebijakan, kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

ÌýMenanti Data Ketenagakerjaan AS

Berikutnya, dari negeri Paman Sam lagi, pada malam hari nanti kita akan menanti data terkait klaim pengangguran mingguan.

Klaim pengangguran atau Initial Jobless Claims dalam sepekan yang berakhir pada 15 Februari lalu diperkirakan akan bertambah 215.000, lebih banyak dibandingkan pekan lalu 213.000.

Sejauh ini, pasar tenaga kerja masih dalam kondisi yang cukup kuat. Jadi, potensi peningkatan klaim pengangguran malah akan memberikan view yang positif terhadap pasar karena diharapkan job market di AS ini bisa semakin mendingin di tengah prospek kebijakan the Fed yang cenderung hati-hati.

Menanti Suku Bunga China

Masih dari eksternal, ke negeri Sang Naga Asia, pada pagi hari ini sekitar pukul 08.15 WIB, bank sentral-nya (PBoC) akan mengumumkan kebijakan moneternya, terutama terkait suku bunga acuan kredit tenor satu tahun dan lima tahun.

Melansir laman penghimpun data, Tradingeconomics memperoyeksikan bahwa suku bunga acuan Tiongkok ini akan tetap dipertahankan, adapun untuk tenor satu tahun diperkirakan masih akan berada di level 3,1%, sementara tenor lima tahun berada di 3,6%.

Suku Bunga BI Ditahan - Penyaluran Kredit Bank Ekspansif

Beralih ke dalam negeri, efek dari keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga kemarin tampaknya masih bisa mempengaruhi pasar.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility juga tetap menjadi sebesar 5% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga agar perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah yaitu 2,5 plus minus 1%," ungkap Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers, Rabu (19/2/2025).

Keputusan suku bunga yang dipertahankan ini sesuai dengan konsensus ²©²ÊÍøÕ¾ yang dihimpun dari 19 lembaga/institusi secara mayoritas memberikan proyeksi bahwa BI menahan suku bunganya di level 5,75%

Meskipun, delapan dari 19 lembaga/institusi tersebut justru memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,50%.

Bersamaan dengan pengumuman suku bunga, Bank Indonesia (BI) juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait kondisi sektor perbankan yang dinilai masih solid.

Perry mengatakan "Ketahanan perbankan tetap kuat dan likuiditas perbankan memadai"

Likudiitas memadai ini tecermin dari posisi AL/DPK pada Januari 2025 yang tinggi di 26,03%, kemudian dari sisi permodalan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal atua Capital Adequacy Ratio (CAR) di 26,69%.

Seiring dengan itu, sektor perbankan masih mampu menyalurkan kredit dengan ekspansif tumbuh 10,27% pada Januari 2025. Hal ini juga diikuti dengan rasio kredit bermasalah yang tetap terjaga, tercermin dari Non Performing Loan (NPL) perbankan pada Desember 2024, secara gross di 2,08%, sementara NPL net di 0,74%.

Sementara itu, dari sisi permintaan pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

Adapun, berdasarkan kelompok penggunaan pertumbuhan kredit dan modal kerja investasi, masing-masing 8,40% yoy dan 13,22% yoy, serta di segmen konsumsi tumbuh 10,37% yoy.

Sedangkan untuk pembiayaan syariah tumbuh 9,71% yoy dan untuk kredit UMKM tumbuh 2,88% yoy.

Transaksi Berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia

Berlanjut pada Kamis (20/2/2025), Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) serta Transaksi Berjalan kuartal IV-2024 sekaligus tahun penuh 2024.

Pada kuartal III-2024, NPI masih mencatat surplus US$ 5,9 miliar sedangkan neraca transaksi berjalan defisit sebesar US$ 2,2 miliar atau 0,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Data NPI dan Transaksi Berjalan menggambarkan ketahanan eksternal Indonesia, seberapa menarik Indonesia di mata investor asing,ÌýperdaganganÌýekspor, impor, hingga aliran modal maupun devisa.

Sementara itu, transaksi Berjalan menjadi salahÌýsatu bagian penting dari indikator ekonomi Indonesia yang dilihat investor saat berinvetasi,terutama di investasi tidak langsung atau di pasar keuangan.

BI memperkirakan transaksi berjalan 2024 tetap sehat dan diprakirakan dalam kisaran defisit 0,1-0,9% dari PDB, angka ini lebih tinggi dibandingkan 2023 yang tercatat 0,1% dari PDB.

Program 3 Juta Rumah

Pemerintah mengumumkan detail rencana membangun hingga 3 juta rumah baru per tahun. Program tersebut dinilai bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 2,5%.
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo menyebutkan hal itu sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah hingga tahun 2029 mendatang mencapai 8%.

"Jika kami mencapai kondisi stabil, 3 juta unit (rumah) per tahun, kami perkirakan kami dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kami sebesar 2% hingga 2,5% per tahun. Itu sudah lebih dari 8%," bebernya dalam acara Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Hal itu, lanjut Hashim, program yang akan dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan bisa mendorong bertumbuhnya sektor manufaktur dan mendorong kerja sama antara Indonesia dengan negara lain di sektor tersebut.

"Targetnya, ini adalah awal yang buruk, tetapi kami pikir itu bisa dilakukan, itu layak, 3 juta unit rumah per tahun selama 10 tahun ke depan. Itu targetnya. 1 juta unit apartemen di daerah perkotaan, 2 juta rumah keluarga tunggal di daerah pedesaan, termasuk desa-desa pesisir untuk para nelayan dan sebagainya," ujar Hashim yang juga Ketua Satgas Perumahan.

Hashim juga menyebutkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari program tersebut didukung dengan kerja sama Indonesia dengan berbagai negara, salah satunya dengan Qatar.

"Qatar, pemerintah Qatar, saya sudah mengumumkan ini dua minggu lalu, pemerintah Qatar telah berkomitmen untuk mendanai dan membangun 3 hingga 5 juta unit per tahun," katanya.

Pelantikan Kepala Daerah
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan melantik Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Pilkada 2024 di Istana Negara Jakarta hari ini, Kamis (20/2/2025). Sebanyak 481 pasangan kepala daerah yang akan dilantik berasal dari 33 provinsi, 364 kabupaten, dan 84 kota.

Pelantikan ini diharapkan bisa mempercepat pembangunan ekonomi di daerah serta membuka lapangan kerja lebih banyak.

Demi Indonesia Gelap

Ribuan mahasiswa direncanakan akan menggelar aksi demo Indonesia gelap di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).Ìý Aksi demo sengaja digelar besok di depan Istana Negara, berbarengan dengan agenda penting pelantikan kepala daerah. Mereka berharap Presiden memberi penjelasan langsung mengenai banyaknya pemangkasan anggaran demi program Makanan Bergizi Gratis.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk :

  • Suku bunga kredit China tenor 1 tahun dan 5 tahunÌý

  • Klaim pengangguran mingguan AS

  • Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan Transaksi BerjalanÌý
  • Presiden melantik kepala daerah terpilih beserta wakilnya di Istana Kepresidenan Jakarta.
  • Rapat koordinasi sektor perumahan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat.
  • Menteri Perdagangan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri BUMNÌý akan menghadiri Launching Trade Expo Indonesia ke-40 di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat

  • Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Kementerian Lingkungan Hidup di Ruang Sarulla, Gedung Chaerul Saleh Kementerian ESDM, Jakarta Pusat. Turut hadir Menteri ESDMÌý dan Menteri Lingkungan Hidup

  • Shopee Indonesia bersama Kementerian UMKM RI dan SMESCO Indonesia berkolaborasi menggelar program 'Anak Muda Bisa Ekspor' di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta Selatan.


Berikut untuk indikator ekonomi RI :

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular