
Cryptocurrency
Begini Risiko Mata Uang Kripto yang Perlu Anda Ketahui
Chandra Gian Asmara, վ
15 January 2018 15:33

Jakarta, վ - Bank Indonesia (BI) menegaskan, mata uang kripto (cryptocurrency) memiliiki risiko pada area sistem pembayaran, stabilitas sistem keuangan, aktivitas ilegal, dan perlindungan konsumen.
Bank sentral memperingatkan kepada seluruh pihak agar tidak menjual, membeli, atau memperdagangkan mata uang ini.
Berikut risiko virtual currency yang dipaparkan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Eni V Panggabean dalam konferensi pers di gedung BI, Seni (15/1/2018):
“Terdapat pula risiko regulatory arbitrage karena transaksi dapat dilakukan dari negara lain dengan ketentuan yang lebih akomodatif,” jelas Eni.
Kemudian, ada juga risiko pseudonimity dari mekanisme transaksi yang menyebabkan pelaku transaksi tidak dapat di identifikasi. Selain itu, transaksi lebih cepat dan lebih mudah untuk dipindahkan, bahkan hingga ke luar negeri. Belum lagi, transaksi ini menyulitkan untuk dilakukan pembekuan atau penyitaan terkait kasus kejahatan.
“Jadi harganya bisa naik, bisa turun tapi tidak ada yang bertanggung jawab. Karena tidak ada perlindungan konsumen, jadi tidak ada yang bertanggung jawab,” ungkapnya.
(roy) Next Article Bank Sentral Singapura Bicara Soal Blockchain
Bank sentral memperingatkan kepada seluruh pihak agar tidak menjual, membeli, atau memperdagangkan mata uang ini.
Berikut risiko virtual currency yang dipaparkan Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Eni V Panggabean dalam konferensi pers di gedung BI, Seni (15/1/2018):
- - Risiko terhadap sistem pembayaran
- Risiko terhadap stabilitas sistem keuangan
“Terdapat pula risiko regulatory arbitrage karena transaksi dapat dilakukan dari negara lain dengan ketentuan yang lebih akomodatif,” jelas Eni.
- Aktivitas ilegal
Kemudian, ada juga risiko pseudonimity dari mekanisme transaksi yang menyebabkan pelaku transaksi tidak dapat di identifikasi. Selain itu, transaksi lebih cepat dan lebih mudah untuk dipindahkan, bahkan hingga ke luar negeri. Belum lagi, transaksi ini menyulitkan untuk dilakukan pembekuan atau penyitaan terkait kasus kejahatan.
- Risiko perlindungan konsumen
“Jadi harganya bisa naik, bisa turun tapi tidak ada yang bertanggung jawab. Karena tidak ada perlindungan konsumen, jadi tidak ada yang bertanggung jawab,” ungkapnya.
(roy) Next Article Bank Sentral Singapura Bicara Soal Blockchain
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular