²©²ÊÍøÕ¾

BI: Teknologi Blockchain Masih dalam Kajian

Herdaru Purnomo, ²©²ÊÍøÕ¾
29 January 2018 15:37
Bank Indonesia (BI) mengaku masih mengkaji secara detail dan mendalam mengenai teknologi Blockchain.
Foto: Ist
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank Indonesia (BI) mengaku masih mengkaji secara detail dan mendalam mengenai teknologi Blockchain. Teknologi yang pertama kali dikenalkan lewat mata uang digital (cryptocurrency) Bitcoin yang fenomenal ini disebut-sebut bisa membuat sistem pembayaran lebih efisien.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Onny Widjanarko tak menampik jika bank sentral tengah melakukan kajian penggunaan Blockchain yang tengah marak diperbincangkan. Bahkan BI melakukan kajian tersebut secara detail.

"Masih kajian awal. Dan belum ada kebijakan untuk memutuskan akan digunakan. Masih kita pelajari detailnya," ungkap Onny kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (29/1/2018).

Chairwoman Blockchain Zoo, perusahaan yang bergerak di Blockchain IT Consultant, Pandu Sastrowardoyo mengatakan teknologi Blockchain merupakan suatu teknologi berdasarkan jaringan peer to peer yang terdesentralisasi, efisien, dan aman karena dilindungi oleh algoritma kriptografi yang kuat.

"Blockchain di dalam dunia perbankan memungkinkan setiap bank yang menerapkan teknologi ini untuk dapat memverifikasi identitas bank yang menjadi lawan transaksi, melihat pembukuan dan histori transaksi secara terbuka, dan memungkinkan perpindahan dana secara cepat," ungkapnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾.

Ia juga berpendapat, bukan tidak mungkin bank sentral menggunakan teknologi ini sebagai upaya untuk efisiensi. Besarnya investasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan sistem Blockchain untuk menyatukan seluruh institusi perbankan di dunia tersebut pun tidaklah besar.

Menurutnya, sistem Blockchain yang terdesentralisasi sehingga tidak membutuhkan satu server atau data center terpusat untuk bertindak sebagai lembaga kliring bagi seluruh transaksi.

"Bank tidak perlu mengeluarkan biaya investasi IT [informasi dan teknologi] yang besar seperti penambahan dan penggantian server baru setiap tahunnya, atau mempekerjakan tim IT support dan tim operasional yang besar jumlahnya seperti saat ini," kata dia.

Sebelumnya, Otoritas Moneter Singapura (MAS) bersama asosiasi perbankan telah berhasil mengembangkan prototip perangkat lunak untuk sistem pembayaran. Teknologi tersebut ternyata juga menggunakan Blockchain untuk penyelesaian pembayaran atau settlement.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(prm) Next Article Membongkar Identitas Satoshi Nakamoto, Si Pembuat Bitcoin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular