
Startup
Uber Akan Jual Bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab
Prima Wirayani, ²©²ÊÍøÕ¾
17 February 2018 07:51

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Uber Technologies bersiap menjual bisnis pemesanan transportasi online-nya di wilayah Asia Tenggara ke perusahaan sejenis asal Singapura, Grab. Sebagai gantinya, Uber akan menjadi pemegang saham Grab, ²©²ÊÍøÕ¾ International melaporkan dengan mengutip dua sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Belum ada kesepakatan apapun yang tercapai di antara kedua belah pihak. Begitu pula dengan pengaturan waktu kesepakatan tersebut.
Grab menyediakan jasa pemesanan transportasi secara daring menggunakan mobil pribadi, sepeda motor, dan taksi di lebih dari 100 kota di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Perusahaan mengklaim menguasai 95% pasar di bisnis tersebut ketika mengumumkan rencana mencari tambahan modal senilai lebih dari US$2,5 miliar (Rp 34 triliun) dari konglomerasi teknologi Jepang, Softbank, dan investor lainnya.
Tindakan Uber tersebut serupa dengan apa yang perusahaan itu lakukan di beberapa negara.
Di China, Uber menjual bisnis pemesanan transportasinya di negara itu kepada Didi untuk kepemilikan saham sebesar 20%. Uber juga menggabungkan bisnisnya di Rusia dengan Yandex untuk kepemilikan 37% saham.
Tujuan dari aksi korporasi itu adalah untuk membantu Uber menurunkan biaya persiapan penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) tahun depan, kata seorang sumber yang menolak disebutkan identitasnya karena pembicaraan tersebut masih bersifat rahasia.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa seorang investor Uber mengatakan penutupan bsinis perusahaan di Asia Tenggara akan memungkinkan perusahaan memperoleh banyak uang dan membuat rencana IPO menjadi semakin realistis.
Sejak mengambil alih posisi Travis Kalanick, CEO Uber Dara Khosrowshahi memfokuskan upayanya untuk membersihkan reputasi dan memperkuat disiplin keuangan perusahaan untuk mendorong profitabilitas. Kerugian Uber naik 61% tahun lalu menjadi $4,5 miliar meskipun kerugian di kuartal VI-2017 sebenarnya telah menciut.
Kerjasama Uber dengan Grab juga memuluskan upaya Softbank untuk memperluas kontrolnya di pasar bisnis pemesanan transportasi online global. Bulan Januari lalu, Softbank membeli sekitar 15% saham Uber.
Softbank juga menjadi pemegang saham di Grab, Didi, Ola di India, dan 99 di Brasil. Perusahaan ini sebelumnya juga menyatakan berminat memiliki saham Lyft, rival Uber di Amerika Serikat (AS).
Dalam acara Goldman Sachs Technology and Internet Conference di San Francisco, AS, minggu ini, Khosrowshahi mengatakan berkompetisi dengan pemain lokal sangatlah sulit.
Reuters melaporkan bulan November lalu dengan mengutip sumber dari pelaku industri bahwa investasi Softbank di Uber akan memungkinkan perusahaan Jepang itu untuk mengonsolidasikan aset-aset bisnis pemesanan transportasi online-nya di penjuru Asia.
(prm) Next Article Akuisisi Uber Dijatuhi Sanksi, Grab Ajukan Banding
Belum ada kesepakatan apapun yang tercapai di antara kedua belah pihak. Begitu pula dengan pengaturan waktu kesepakatan tersebut.
Grab menyediakan jasa pemesanan transportasi secara daring menggunakan mobil pribadi, sepeda motor, dan taksi di lebih dari 100 kota di seluruh wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Tindakan Uber tersebut serupa dengan apa yang perusahaan itu lakukan di beberapa negara.
Di China, Uber menjual bisnis pemesanan transportasinya di negara itu kepada Didi untuk kepemilikan saham sebesar 20%. Uber juga menggabungkan bisnisnya di Rusia dengan Yandex untuk kepemilikan 37% saham.
Tujuan dari aksi korporasi itu adalah untuk membantu Uber menurunkan biaya persiapan penawaran umum perdana saham (initial public offering/ IPO) tahun depan, kata seorang sumber yang menolak disebutkan identitasnya karena pembicaraan tersebut masih bersifat rahasia.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa seorang investor Uber mengatakan penutupan bsinis perusahaan di Asia Tenggara akan memungkinkan perusahaan memperoleh banyak uang dan membuat rencana IPO menjadi semakin realistis.
Sejak mengambil alih posisi Travis Kalanick, CEO Uber Dara Khosrowshahi memfokuskan upayanya untuk membersihkan reputasi dan memperkuat disiplin keuangan perusahaan untuk mendorong profitabilitas. Kerugian Uber naik 61% tahun lalu menjadi $4,5 miliar meskipun kerugian di kuartal VI-2017 sebenarnya telah menciut.
Kerjasama Uber dengan Grab juga memuluskan upaya Softbank untuk memperluas kontrolnya di pasar bisnis pemesanan transportasi online global. Bulan Januari lalu, Softbank membeli sekitar 15% saham Uber.
Softbank juga menjadi pemegang saham di Grab, Didi, Ola di India, dan 99 di Brasil. Perusahaan ini sebelumnya juga menyatakan berminat memiliki saham Lyft, rival Uber di Amerika Serikat (AS).
Dalam acara Goldman Sachs Technology and Internet Conference di San Francisco, AS, minggu ini, Khosrowshahi mengatakan berkompetisi dengan pemain lokal sangatlah sulit.
Reuters melaporkan bulan November lalu dengan mengutip sumber dari pelaku industri bahwa investasi Softbank di Uber akan memungkinkan perusahaan Jepang itu untuk mengonsolidasikan aset-aset bisnis pemesanan transportasi online-nya di penjuru Asia.
(prm) Next Article Akuisisi Uber Dijatuhi Sanksi, Grab Ajukan Banding
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular