
Perkembangan Teknologi
Penjelasan Lengkap Selandia Baru Soal Pemblokiran Huawei
Wangi Sinintya, ²©²ÊÍøÕ¾
29 November 2018 16:07

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Selandia Baru pada Kamis (29/11/2018) mengeluarkan bantahan terhadap isu yang menyebutkan pemblokiran perangkat 5G milik HuaweiÌýkarena raksasa telekomunikasi ini merupakan perusahaan asal China.
Selandia baru juga menepis anggapan pemblokiran ini karena adanya tekanan dari aliansi Five Eyes, yang khawatir perangkat Huawei bisa diretas dan digunakan China untuk memata-matai (spionase).
Five EyesÌýmerupakan kerja sama aliansi antara lima negara dalam hal tukar-menukar data bidang intelejen sinyal. Aliansi ini terdiri dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Kanada dan Selandia Baru.
"Ini bukan tentang negaranya, ini bahkan bukan tentang perusahaannya, ini tentang teknologi yang diusulkan," ujar Andrew Little, menteri untuk Government Communications Security Bureau (GCSB), kepada radio nasional dan dilansir dari AFP, Kamis (29/11/18).
Ìý
"Dengan keyakinan besar, Saya dapat mengatakan bahwa tidak ada tekanan dari Austalia, Amerika Serikat atau dari manapun pada GCSB tentang bagaimana seharusnya membuat keputusan."
Ìý
Spark, raksasa telekomunikasi Selandia Baru mengatakan pada Rabu, bahwa GCSB telah menolak rencana untuk menggunakan teknologi Huawei dalam jaringan 5G generasi mendatang, dengan alasan "risiko keamanan nasional yang signifikan".
Ìý
China, mitra dagang terbesar Selandia Baru di mana tahun ini sudah memiliki kerja sama perdagangan NZ $ 26 miliar (Rp 2,5 triliun) per tahun, menyatakan "keprihatinan mendalam" atas larangan tersebut.
Ìý
Kedua negara memiliki perjanjian perdagangan bebas dan kementerian luar negeri China mengatakan, pihaknya berharap "Selandia Baru akan menawarkan level of playing field yang setara bagi perusahaan Cina yang beroperasi di Selandia Baru".
Ìý
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, adalah mantan insinyur di Tentara Pembebasan Rakyat China, dan ini telah menyebabkan kekhawatiran terkait hubungan erat dengan militer dan pemerintah China, yang secara konsisten ditolak oleh Huawei.
Ìý
Little menolak untuk menguraikan ancaman keamanan yang disebutkan oleh rencana Spark, dan mengatakan bahwa "ada risiko dengan penggunaan teknologi itu", tetapi rinciannya telah diklasifikasikan.
Ìý
Dia mengatakan, GCSB mempertimbangkan berbagai faktor ketika membuat keputusan.
Ìý
"Kami tahu bahwa jaringan telekomunikasi, seperti infrastruktur lainnya, sekarang menjadi titik-titik kerentanan di seluruh dunia untuk serangan, serangan cyber dan apa yang dimiliki," katanya.
Ìý
"Jadi di zaman sekarang ini, kita harus memastikan semuanya dilakukan untuk melindungi negara kita dari risiko-risiko itu."
Ìý
Andrew Little bersikeras bahwa Huawei tidak menghadapi larangan langsung, mengatakan, Spark memiliki pilihan untuk mendekati GCSB untuk melihat apakah ada cara untuk mengurangi risiko keamanan tersebut.
Ìý
Komunikasi nirkabel 5G atau generasi kelima menawarkan koneksi super cepat yang menjanjikan kemampuan untuk mengunduh film fitur lengkap dalam waktu kurang dari satu detik.
Ìý
Hal ini dilihat sebagai kunci untuk menghadirkan teknologi baru seperti mobil tanpa pengemudi dan prosedur bedah jarak jauh.
Anggota parlemen AS telah menyatakan keprihatinan tentang adanya risiko spionase dari menggunakan perangkat Huawei, dan The Wall Street Journal melaporkan pada pekan lalu bahwa Washington mendesak sekutu-sekutunya untuk mengecualikannya dari peluncuran 5G.
Ìý
Australia melarang Huawei dan perusahaan China lainnya ZTE untuk berpartisipasi dalam jaringan 5G pada bulan Agustus.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(roy) Next Article Produk Diblokir, Huawei Minta Klarifikasi ke Selandia Baru
Selandia baru juga menepis anggapan pemblokiran ini karena adanya tekanan dari aliansi Five Eyes, yang khawatir perangkat Huawei bisa diretas dan digunakan China untuk memata-matai (spionase).
Five EyesÌýmerupakan kerja sama aliansi antara lima negara dalam hal tukar-menukar data bidang intelejen sinyal. Aliansi ini terdiri dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Kanada dan Selandia Baru.
Ìý
Ìý
Spark, raksasa telekomunikasi Selandia Baru mengatakan pada Rabu, bahwa GCSB telah menolak rencana untuk menggunakan teknologi Huawei dalam jaringan 5G generasi mendatang, dengan alasan "risiko keamanan nasional yang signifikan".
Ìý
China, mitra dagang terbesar Selandia Baru di mana tahun ini sudah memiliki kerja sama perdagangan NZ $ 26 miliar (Rp 2,5 triliun) per tahun, menyatakan "keprihatinan mendalam" atas larangan tersebut.
Ìý
Kedua negara memiliki perjanjian perdagangan bebas dan kementerian luar negeri China mengatakan, pihaknya berharap "Selandia Baru akan menawarkan level of playing field yang setara bagi perusahaan Cina yang beroperasi di Selandia Baru".
Ìý
Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, adalah mantan insinyur di Tentara Pembebasan Rakyat China, dan ini telah menyebabkan kekhawatiran terkait hubungan erat dengan militer dan pemerintah China, yang secara konsisten ditolak oleh Huawei.
Ìý
Little menolak untuk menguraikan ancaman keamanan yang disebutkan oleh rencana Spark, dan mengatakan bahwa "ada risiko dengan penggunaan teknologi itu", tetapi rinciannya telah diklasifikasikan.
Ìý
Dia mengatakan, GCSB mempertimbangkan berbagai faktor ketika membuat keputusan.
Ìý
"Kami tahu bahwa jaringan telekomunikasi, seperti infrastruktur lainnya, sekarang menjadi titik-titik kerentanan di seluruh dunia untuk serangan, serangan cyber dan apa yang dimiliki," katanya.
Ìý
"Jadi di zaman sekarang ini, kita harus memastikan semuanya dilakukan untuk melindungi negara kita dari risiko-risiko itu."
Andrew Little bersikeras bahwa Huawei tidak menghadapi larangan langsung, mengatakan, Spark memiliki pilihan untuk mendekati GCSB untuk melihat apakah ada cara untuk mengurangi risiko keamanan tersebut.
Ìý
Komunikasi nirkabel 5G atau generasi kelima menawarkan koneksi super cepat yang menjanjikan kemampuan untuk mengunduh film fitur lengkap dalam waktu kurang dari satu detik.
Ìý
Hal ini dilihat sebagai kunci untuk menghadirkan teknologi baru seperti mobil tanpa pengemudi dan prosedur bedah jarak jauh.
Anggota parlemen AS telah menyatakan keprihatinan tentang adanya risiko spionase dari menggunakan perangkat Huawei, dan The Wall Street Journal melaporkan pada pekan lalu bahwa Washington mendesak sekutu-sekutunya untuk mengecualikannya dari peluncuran 5G.
Ìý
Australia melarang Huawei dan perusahaan China lainnya ZTE untuk berpartisipasi dalam jaringan 5G pada bulan Agustus.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(roy) Next Article Produk Diblokir, Huawei Minta Klarifikasi ke Selandia Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular