²©²ÊÍøÕ¾

Fintech

Dari Lippo Sampai Astra, Ini Konglomerasi yang Masuk Fintech

Roy Franedya, ²©²ÊÍøÕ¾
14 December 2018 15:49
Dari Lippo Sampai Astra, Ini Konglomerasi yang Masuk Fintech
Foto: Freepik
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Grup Mayapada menjadi konglomerasi terbaru yang menggeluti industri financial keuangan (fintech). Mayapada masuk industri ini dengan mendirikan peer-to-peer lending (P2P) lending bernama Pohon Dana.

Kerajaan bisnis milik Tahir ini punya target ambisius di Pohon Dana, menyalurkan dana hingga Rp 1 triliun. Dana ini disokong langsung Bank Mayapada Internasional.

"Pohon Dana juga memperluas akses pinjaman ke micro borrower seperti petani dan masyarakat di Indonesia Timur," kata President Director Pohon Dana, Yu Ek, dalam rilis yang disampaikan Rabu (12/12/2018).

Saat ini Pohon Dana memiliki status terdaftar dan sedang dalam proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan. Manajemen menargetkan bisa mendapatkan izin di kuartal I-2019.

Bisnis fintech memang sedang naik daun. Banyak anak muda yang berlomba-lomba mendirikan startup bidang keuangan ini dan bertumbuh dengan pesat didukung berubahnya kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi dan menggunakan layanan keuangan.

Pesatnya pertumbuhan bisnis dan perubahan gaya hidup ini pun tak luput dari pandangan para konglomerasi. Berikut beberapa konglomerasi yang masuk bisnis fintech.

(NEXT : Lippo dan Emtek)
³Ò°ù³Ü±èÌý³¢¾±±è±è´ÇÌýmerupakan kerajaan bisnis yang didirikan oleh Mochtar Riady. Sebelumnya Lippo terkenal sebagai raja bisnis properti, media dan ritel.

Lippo merambah bisnis fintech melalui PT Visionet International atau yang dikenal dengan nama Ovo. Ini merupakan platform pembayaran digital berbasis uang elektronik.

Fintech lainnya, Call Levels yang merupakan aplikasi mobile untuk memantau kondisi keuangan pasar. Ini adalah fintech asal Singapura. Lini menjadi investor di Call Levels setelah menyuntikkan dana dalam putaran investasi seri A.

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) merupakan kerjaan bisnis yang didirikan Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Divisi yang paling terkenal dari Emtek adalah media melalui Surya Citra Televisi (SCTV) dan Indosiar.

Emtek masuk bisnis fintech pada 2016 mengakuisisi lebih dari 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha, pengelola DOKU dan akuisisi 90% saham PT Espay Debit Indonesia Koe (Espay). Kedua fintech ini merupakan pemegang lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia.

Pada pertengahan tahun ini, Emtek meluncurkan platform pembayaran digital bernama Dompet Digital Indonesia (DANA). Emtek menggandeng Ant Financial, pengelola Alipay untuk meluncurkan produk ini.



PT Astra International Tbk masuk fintech melalui PT Astra Welab Digital Arta (AWDA). Ini merupakan perusahaan patungan antara Astra lewat PT Sedaya Multi Investama dan fintech Hong Kong bernama Welab.

ADWA adalah fintech bermodel peer-to-peer (P2P) lending. Perusahaan didirikan dengan modal sebesar US$21 juta.

Grup Sinar Mas merambah industri fintech melalui Danamas, sebuah perusahaan peer-to-peer lending. Saat ini Danamas merupakan satu-satunya perusahaan fintech yang mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Grup Sinarmas juga tercatat salah satu investor di fintech peer-to-peer lending Modalku. Fintech ini sudah beroperasi di tiga negara, yakni: Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Kerajaan bisnis fintech milik Eka Tjipta Widjaja adalah Gift Card Indonesia. Ini adalah fintech yang mengantongi lisensi uang elektronik yang dibuat PT Aksi Visitama.



´¡²Ô³Ù³ó´Ç²Ô²âÌý³§²¹±ô¾±³¾Â masuk bisnis fintech khususnya pembayaran digital dengan mendirikan PT Inti Dunia Sukses pada 2017. Perusahaan ini memiliki lisensi uang elektronik dan produknya bernama i.Saku.

Grup Salim juga melakukan injeksi modal ke Youtap Limited. Perusahaan asal Selandia baru dan berbasis di Singapura ini memiliki spesialisasi di uang elektronik dan pembayaran digital.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular