²©²ÊÍøÕ¾

Startup

Mengintip Geliat Para Konglomerat RI di Startup Fintech

Yanurisa Ananta, ²©²ÊÍøÕ¾
14 February 2019 14:59
Mengintip Geliat Para Konglomerat RI di Startup Fintech
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dapat menjangkau konsumen lebih luas, cepat dan tanpa sekat. Demikian keuntungan yang diberi perusahaan financial technology (fintech) sejak kemunculannya pertama kali. Dari mulai penyediaan layanan uang elektronik, baik dalam bentuk e-wallet maupun e-money hingga pinjaman. 

Ternyata, fintech dianggap 'gula' oleh sejumlah konglomerat tanah air. Pengusaha kelas kakap Tanah Air kemudian tak ketinggalan masuk arus fintech. Berikut konglomerasi Indonesia yang merambah ke bisnis fintech :


# Grup Mayapada


Mayapada Group ikut tergiur dengan bisnis fintech. Tak tanggung,  pada akhir 2018 lalu fintech Grup Mayapada yang bernama Pohon Dana ini menargetkan akan menyalurkan dana Rp 1 triliun. Sejak berdiri Agustus 2018, Pohon Dana sudah menyalurkan dana Rp 140 miliar. Pertumbuhan pesat ini tak lepas dari dukungan dari Bank Mayapada Internasional. 

Rata-rata nilai pinjaman mencapai Pohon Dana sebesar Rp 20 juta/orang.  Selain menyalurkan kepada UMKM, CEO Pohon Dana, Victoria Tahir, manyatakan Pohon Dana juga akan memperluas akses pendanaan untuk korban bencana alam, yakni petani jagung di Palu, Sulawesi Tengah.

Saat ini, fintech tersebut masih dalam proses perizinan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ditargetkan pada kuartal I-2019 izin dari OJK akan keluar. Bunga pinjaman yang diberikan oleh fintech ini adalah 1,5-2% per bulan. 

Saksikan video deratan orang terkaya di Indonesia dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]

Setelah membentuk fintech Danamas, sebuah perusahaan peer-to-peer (P2P) lending tahun 2017 lalu, kini Grup Sinarmas kembali membuat bisnis serupa bekerja sama dengan perusahaan fintech, Oriente. Sehingga, Sinar Mas secara total memiliki dua perusahaan fintech. 

Kerajaan bisnis fintech Danamas milik Alm. Eka Tjipta ini mulanya menjadi satu-satunya perusahaan fintech yang mendapat izin OJK. Kemudian diikuti dengan pencatatan izin fintech-fintech lainnya.

Hari ini, Kamis (14/2/2019), Sinar Mas kembali membuka peluang bisnis fintech melalui pembentukan PT Oriente Mas Sejahtera atau Finmas. Chairman Sinar Mas Group Franky Widjadja mengatakan nantinya perusahaan akan menambah fintech lagi bila bisnis fintech dirasa tumbuh baik.

# Group Astra

PT Astra International Tbk masuk fintech melalui PT Astra Welab Digital Arta (AWDA). Ini merupakan perusahaan patungan antara Astra lewat PT Sedaya Multi Investama dan fintech Hong Kong bernama Welab. ADWA adalah fintech bermodel peer-to-peer (P2P) lending. Perusahaan didirikan dengan modal sebesar US$21 juta.

Sebelumnya, Astra International mengumumkan suntikan modal ke perusahaan teknologi tansportasi Go-Jek sebesar US$150 juta atau setara Rp 2 triliun. Astra menjadi salah satu investor terbesar Go-Jek.



Setalah sukses memperkenalkan diri sebagai raja bisnis properti, media dan ritel, Group Lippo kini merambah bisnis fintech. Perusahaan yang didirikan oleh Mochtar Riady ini merambah bisnis fintech melalui PT Visionet International atau yang dikenal dengan nama OVO. Ini merupakan platform pembayaran digital berbasis uang elektronik.

Selain itu, Lippo juga punya fintech lainnya, yaitu Call Levels yang merupakan aplikasi mobile untuk memantau kondisi keuangan pasar. Ini adalah fintech asal Singapura. Lini menjadi investor di Call Levels setelah menyuntikkan dana dalam putaran investasi seri A.

# Group Elang Mahkota Teknologi (EMTEK)

Pada 2016 silam, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau mengakuisisi lebih dari 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha, pengelola DOKU dan akuisisi 90% saham PT Espay Debit Indonesia Koe (Espay). Kedua fintech ini merupakan pemegang lisensi uang elektronik dari Bank Indonesia.

Kemudian, pertengahan tahun lalu, Emtek meluncurkan platform pembayaran digital bernama Dompet Digital Indonesia (DANA). Emtek menggandeng Ant Financial, pengelola Alipay untuk meluncurkan produk ini.



Grup Salim mulai memasuki bisnis fintech pada 2017. Pada tahun itu, perusahaan milik Anthony Salim ini mendirikan PT Inti Dunia Sukses hingga memiliki lisensi uang elektronik. Produk fintechnya beranama i.Saku.

Selain mendirikan fintech, perusahaan juga menyuntikan modal ke sebuah perusahaan asal Selandia Baru dan berbasis di Singapura, yakni Youtap Limited. Perusahaan ini memiliki spesialisasi di bidang uang elektronik dan pembayaran digital.

# Grup Djarum

Konglomerasi yang dimiliki Hartono bersaudara ini, melalui firma penanam modal startup GDP Venture, memiliki produk fintech dengan nama Kaspay. Ini merupakan sistem pembayaran online yang dibuat oleh PT Darta Media Indonesia, bagian dari GDP Venture.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular