²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Relawan Sakit Buat Uji Vaksin Covid Setop, Ini Fakta Barunya!

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
11 September 2020 06:39
(AP Photo/Kirsty Wigglesworth/FILE)
Foto: (AP Photo/Kirsty Wigglesworth/FILE)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pengujian fase akhir (ketiga) vaksin AstraZeneca untuk melawan corona (Covid-19) dihentikan sejak awal pekan ini. Efek samping berupa buruknya kesehatan relawan asal Inggris menjadi penyebab.

Dalam laporan STAT News, sang penerima suntikan vaksin kerja sama dengan Universitas Oxford itu mengalami gangguan neurologis inflamasi rulang belakang yang langka namun serius.



Ia dikatakan menderita transversal myelitis (mielitis transversa), sebagaimana ditulis media STAT News, dikutip dari CEO AstraZeneca Pascal Soriot.

Neurologi adalah kelainan sistem saraf. Sementara transversal myelitis adalah peradangan pada satu bagian saraf tulang belakang dengan sejumlah kondisi menyertai seperti rasa nyeri, kebas atau mati rasa, tungkai atau lengan terasa lemah, serta gangguan buang air kecil dan buang air besar.

Meski begitu ada dua fakta baru. Pertama, AstraZeneca masih optimis vaksin Covid yang mereka buat bisa selesai akhir tahun. Meski, saat ini uji klinis memang dihentikan sementara.

"Kita masih bisa mendapatkan vaksin pada akhir tahun ini, awal tahun depan," kata Soriot.



Ia menegaskan, pihaknya akan dipandu oleh sebuah komite untuk membahas kapan pengujian akan dimulai kembali. Sehingga, kata dia, perusahaan bisa memulai lagi pengujian vaksin secepat mungkin.

AstraZeneca adalah salah satu kandidat vaksin Covid-19 yang paling maju. Vaksin ini disebut AZD1222.

Vaksin tersebut menggunakan adenovirus, penyebab flu, yang direkayasa untuk mengkode lonjakan protein yang digunakan corona untuk menyerang sel. Setelah vaksinasi, protein diproduksi dalam tubuh manusia, yang memperkuat sistem kekebalan untuk menyerang virus corona jika orang tersebut terinfeksi suatu saat.

Kedua, jeda yang dilakukan menunjukkan pentingnya melakukan uji coba vaksin dengan benar. Dengan pengawasan independen dan keterlibatan regulator.

Hal ini ditegaskan direktur lembaga amal penelitian Ilmiah Inggris, The Wellcome Trust, Jeremy Farrar. "Pada akhirnya masyarakat harus memiliki kepercayaan mutlak bahwa vaksin tersebut aman dan tentunya efektif, dan pada akhirnya diharapkan pandemi dapat segera berakhir," katanya.

Komentar serupa juga dikatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kepala Ilmuan lembaga PBB itu, Soumya Swaminathan mengatakan ini penting sehinga keamanan masyarakat jadi prioritas utama.

"Ini adalah praktik klinis yang baik karena keamanan adalah prioritas tertinggi dan tertinggi dalam uji klinis apa pun," katanya.

Ia juga menegaskan ini menjadi "wake-up call" dan pelajaran bagi semua pihak. Bahwa, penelitian memang tak selamanya menunjukkan kemajuan, namun ada pasang surut.

Saat ini ada total sembilan calon vaksin yang tengah memasuki pengujian tahap akhir. Selain vaksin AstraZeneca, Rusia melalui Sputnik V dan China dengan Sinovac juga tengah melakukan pengetesan efek samping vaksin ke manusia yang melibatkan ribuan relawan dari banyak negara.



(sef/sef) Next Article Vaksin AstraZeneca Belum Aman ke Relawan, AS Investigasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular