
Anti Impor & Murah, Ini Alat Deteksi Covid-19 Made in RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan Indonesia terus mengembangkan alat deteksi virus corona baru penyebab Covid-19 buatan dalam negeri sehingga tak tergantung impor dan berharga murah.
Salah satunya adalah alat rapid test antigen yang diluncurkan pada Mei lalu. Saat ini produksinya sudah mencapai 350 ribu per bulan dan diperkirakan produksi akan naik jadi 1-2 juta per bulan dalam beberapa bulan mendatang. Produksi alat ini melibatkan 3-4 perusahaan swasta.
"Ini sesuai arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) agar penggunaan rapid test Covid-19 benar-benar mengutama hasil inovasi atau produk dalam negeri guna mengurangi bahkan menghilangkan impor rapid test yang kita telah lakukan di awal masa pandemi," ujar Bambang dalam konferensi pers virtual setelah ratas secara virtual, Senin (12/10/2020).
Selanjutnya alat screening Covid-19 bernama GeNose buatan Universitas Gajah Mada. Alat ini mendeteksi keberadaan Covid-19 dengan menggunakan embusan nafas.
"Alat ini bisa mendeteksi Covid-19 dalam dua menit dan dalam uji klinis tahap pertama di Rumah Sakit Yogyakarta akurasinya dibandingkan PCR test 97%. Ini jauh lebih murah [biayanya]," kata Bambang.
"Saat ini kami sedang melakukan uji klinis yang lebih luas lagi di berbagai rumah sakit, sehingga kalau tingkat akurasinya tinggi mendekati 100% maka GeNose ini bisa menjadi solusi screening yang nantinya akan mengurangi ketergantungan terhadap PCR test."
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga membuat alat bernama RT-LAMP turbidimetry yang bisa menjadi alat rapid swab test. Bila swab test butuh laboratorium dan memakan waktu lama, menggunakan alat ini bisa lebih cepat.
"[Waktu prosesnya] di bawah satu jam dan tanpa menggunakan laboratorium BSL 2. Ini bisa menjadi solusi bagi rumitnya testing menggunakan PCR. Ini jauh lebih cepat, lebih murah dan tingkat akurasinya sangat bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menambahkan jangan sekali-kali meremehkan Covid-19 karena sudah lebih dari 37 juta orang tertular di seluruh dunia. Dia juga meminta setiap orang untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun.
"Disiplin 3M itu tak sebanding dengan perjuangan dokter dan tenaga kesehatan dalam merawat pasien Covid-19," ujar Doni.
(roy/miq) Next Article Ternyata Inovasi BPPT Bantu RI Kurangi Impor
