²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Vaksin AstraZeneca: 6 Negara Setop Pakai, Pembelaan WHO

²©²ÊÍøÕ¾, ²©²ÊÍøÕ¾
13 March 2021 14:45
Vaksin AstraZeneca. (AP/Christophe Ena)
Foto: Vaksin AstraZeneca. (AP/Christophe Ena)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Vaksin AstraZeneca sedang jadi sorotan. Pasalnya, 6 negara menghentikan sementara pengunaan vaksin ini sebagai senjata melawan Covid-19 untuk program vaksinasi. Diketahui Indonesia juga baru kedatangan 1,1 juta dosis vaksin ini.

Awalnya penghentian penggunaan vaksin AstraZeneca diumumkan oleh Austria, Denmark, Norwegia dan Islandia. Alasannya, ada laporan penggumpalan darah pada beberapa orang usai pasca disuntik vaksin dari Inggris ini.

Denmark menunda pemberian vaksin AstraZeneca selama dua minggu usai laporan pembekuan atau penggumpalan darah dialami wanita berusia 60 tahun. Islandia, juga menangguhkan pemberian vaksin AstraZeneca karena menunggu hasil penyelidikan oleh EMA (otoritas kesehatan Uni Eropa).

"Denmark menangguhkan pemberian vaksin selama dua minggu setelah seorang wanita berusia 60 tahun, yang diberi suntikan AstraZeneca dari kelompok yang sama yang digunakan di Austria, mengalami pembekuan darah dan meninggal," kata otoritas kesehatan Denmark, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (13/3/2021).

Piyasakol Sakolsatayadorn, penasihat komite vaksin Covid-19 Thailand mengumumkan secara langsung penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca pada Jumat lalu saat vaksin ini akan disuntikkan kepada perdana menteri dan anggota kabinet.

"Meski kualitas AstraZeneca bagus, beberapa negara meminta penundaan," kata Piyasakol Sakolsatayadorn, dihimpun dari AFP.

Terbaru adalah Bulgaria dengan alasan yang sama ada kekhawatiran akan kasus pembekuan darah pada mereka yang sudah disuntik vaksin ini.

"Saya memerintahkan penghentian vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca sampai European Medicines Agency menghentikan semua keraguan perihal keamanannya," ujar PM Bulgaria Boyko Borisov seperti dikutip AFP.

Atas adanya kasus penggumpalan darah usai disuntik vaksin, AstraZeneca pun angkat suara. Hingga kini tidak ada bukti yang jelas tentang keterkaitan itu.

"Tidak ada bukti peningkatan risiko penggumpalan darah," ujar AstraZeneca dalam keterangan resminya. Bahkan, ketika melibatkan sub kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, kelompok produksi, hingga penggunaan masing-masing negara.

"Faktanya, jumlah yang diamati dari jenis kejadian ini secara signifikan lebih rendah pada mereka yang divaksinasi daripada yang diestimasi terjadi di antara populasi umum," tambahnya.

AstraZeneca kembali menegaskan, tak ada efek samping serius terkait vaksin mereka. Dikatakan, mereka sudah berbicara dengan otoritas Austria, dan akan mendukung penuh penyelidikan mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga turut bersuara atas penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca. Mereka mengungkapkan tidak ada alasan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Ya, kita harus terus menggunakan vaksin AstraZeneca," ujar Juru Bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan seperti dilansirAFP,Jumat (12/3/2021). "Tidak ada indikasi untuk tidak menggunakannya," lanjut Harris.

Pernyataan WHO dirilis setelah beberapa negara Eropa menangguhkan vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan produk tersebut akibat isu keamanan.

Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, hingga saat ini belum ada perubahan atas penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dari BPOM. Seperti diketahui otoritas obat dan makanan itu telah mengeluarkan izin Emergency Use Authorization (UEA) pada AstraZeneca dan mengumumkannya awal minggu ini.

Karena belum ada perubahan itu, Siti Nadia melanjutkan AstraZeneca tetap akan digunakan dalam program vaksinasi untuk sasaran vaksin lansia dan masyarakat pemberi pelayanan publik.

"Nanti kalau memang ada perubahan dari peruntukan atau yang kita sebut sebagai indikasi vaksin ini tentu saja ini yang akan kita rubah pelaksanaannya," kata Siti Nadia dalam diskusi online, Jumat (12/3/2021).

Dia mengatakan Badan POM untuk memberikan ijin penggunaan pada vaksin mengkaji dari sejumlah aspek keamanan, termasuk juga yang dilakukan pada AstraZeneca. Selain itu untuk mengeluarkan ijin, sudah mendapatkan masukkan dari berbagai pihak ITAGI hingga para ahli dari dokter spesialis.

"Kita melihat kita ingin menyampaikan bahwa kalau sudah ada ijin penggunaan darurat ini artinya aspek keamanan vaksin ini sudah dikaji dan sudah mendapatkan masukkan, baik itu dari ITAGI, juga para ahli dan dokter spesialis yang memang merupakan bekerja di bidang tersebut," kata dia.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular