²©²ÊÍøÕ¾

Warning AS Soal Suntikan Vaksin Covid-19 Ketiga Booster

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
14 July 2021 10:50
A health worker inoculates a woman with China's Sinovac COVID-19 vaccine at a temporary vaccination center in Manila, Philippines, Tuesday, June 22, 2021. The Philippine president has threatened to order the arrest of Filipinos who refuse COVID-19 vaccination and told them to leave the country for hard-hit countries like India and the United States if they would not cooperate with massive efforts to end the pandemic. (AP Photo/Aaron Favila)
Foto: AP/Aaron Favila

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Suntikan vaksin dikabarkan dapat membantu melindungi diri dari virus Covid-19. Namun hal berbeda bisa terjadi menurut pejabat kesehatan Amerika Serikat.

Pejabat itu menyatakan dosis kedua pada rejimen vaksin dua suntikan dihubungkan dengan tingkat efek samping lebih tinggi. Ini menunjukkan dosis ketiga berpotensi datang dengan risiko lebih besar.

Wakil Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Jay Butler mengatakan pihaknya sangat tertarik untuk meneliti dosis ketiga dengan resiko merugikan yang lebih tinggi.

"Kami sangat tertarik untuk mengetahui apakah dosis ketiga bisa dikaitkan dengan risiko reaksi merugikan yang lebih tinggi, terutama beberapa efek samping lebih parah, meski sangat jarang," jelas dia, dikutip dari Reuters, Rabu (14/7/2021).

Pemerintah AS memang belum memutuskan apakah akan memberikan suntikan booster untuk warganya. Namun Butler mengungkapkan ada potensi besar suntikan dibutuhkan diantara orang tua dan grup lainnya dengan resiko tinggi untuk infeksi yang parah.

Butler mengklaim belum melihat bukti jika kekebalan masyarakat berkurang setelah menerima suntikan vaksin beberapa waktu lalu. Suntikan yang ada, kata dia memberikan perlindungan signifikan pada varian Delta.

AS sebenarnya juga telah memulai penelitian untuk pemberian suntikan ketiga untuk masyarakat. Penelitian ini dilakukan oleh National Institute of Health dan untuk melihat keamanan dan imugenositas dari rejim campuran penguat.

Penelitian dilakukan pada 150 relawan dan telah diberikan vaksin lengkap dari jenis vaksin yang diizinkan FDA. Yakni ada Johnson&Johnson, Moderna, dan Pfizer-BioNTech.

Kelompok akan dibagi 25 orang berusia 18-55 tahun dan 25 orang berusia 56 tahun ke atas. Suntikan diberikan setelah 12 hingga 20 minggu dari suntikan awal.

NIH akan memberikan suntikan ketiga dari Moderna untuk para relawan. Para peneliti akan mengamati peserta selama satu tahun setelah menerima suntikan terakhir.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Pfizer bersama mitra nya Biontech berencana mengajukan izin pada regulator AS dalam beberapa minggu. Hal ini terkait untuk dosis booster berdasarkan bukti risiko infeksi lebih besar enam bulan setelah inokulasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.


(roy/roy) Next Article Sudah 2 Kali Vaksin Covid-19, Perlukah Suntikan Booster Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular