
3 Negara dengan Positivity Rate Tertinggi Saat Tiba di RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat sejumlah negara asal kedatangan pelaku perjalanan yang dilaporkan memiliki positive rate tinggi Covid-19. Terdapat tiga negara asal pelaku perjalanan yang kebanyakan positif Covid-19 saat masuk Indonesia yakni Malaysia, Singapura dan Arab Saudi.
Ketiga negara itu dilaporkan memiliki tingkat positif yang tertinggi dibandingkan negara asal lain berdasarkan laporan yang diterima ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Senin (27/9/2021). Laporan tersebut juga memperlihatkan data dari negara Uni Emirat Arab, Qatar, dan Jepang yang memiliki jumlah positif lebih kecil.
Laporan itu menghadirkan data tingkat positif Covid-19 dari bulan Juni hingga September 2021. Serta membaginya dalam data Warga Negara Indonesia dengan Warga Negara Asing.
Data positive rate WNI telihat jauh lebih tinggi dari WNA. Dalam laporan itu terlihat selama empat bulan positive rate Indonesia dari empat negara cukup tinggi, salah satunya yang tertinggi dari Arab Saudi di bulan Agustus dengan lebih dari 10%.
Sementara data WNA positive ratenya berada di bawah 2%. Tertinggi adalah di Singapura pada Juni dan Juli.
Dalam laporan lain, disebut bahwa positive rate Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) jalur darat hampir dua kali lebih besar dari jalur udara.
Terlihat dalam chart, sejak bulan Juni hingga September rata-rata jalur darat adalah lebih dari 3% hingga 10%, dengan tertinggi pada bulan Agustus.
Sedangkan jalur udara, tingkat positif dalam empat bulan terakhir di bawah 5%. Sementara jalur Laut tertinggi pada bulan September sementara tiga bulan lainnya berada di bawah 3%.
Sebelumnya Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin melaporkan tiga negara dengan jumlah pelaku perjalanan positif Covid-19 tertinggi saat masuk ke Indonesia. Disebutkan saat Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021), negara tersebut adalah Arab Saudi, Malaysia serta Uni Emirat Arab.
Budi menambahkan tidak mengetahui soal kualitas tes PCR tiap negara tersebut. Dia mengatakan pemerintah akan melakukan kerja sama bilateral antar Kementerian Kesehatan negara tersebut.
Kerja sama dilakukan untuk melakukan pembatasan laboratorium mana saja yang dapat melakukan PCR dengan memastikan kualitasnya terbaik.
"Melakukan kerja sama bilateral dengan kementerian kesehatan ketiga negara ini, untuk membatasi laboratorium apa aja yang boleh kita terima tersertifikasi dengan baik di otoritas lokalnya memastikan kualitas tes PCR bagus," jelas BGS.
(roy/roy) Next Article Covid Ternyata Serang Otak, Mata, hingga Ginjal Manusia