
Aduh Biyung! Jam 'Kiamat' Dekati Titik Kehancuran Bumi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tahun ini jam kiamat atau Doomsday Clock menunjukkan waktu yang lebih dekat ke tengah malam. Jam itu menuju 100 detik mendekati jam 12 dan ini akibat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah terjadi di dunia selama hampir dua tahun. Serta juga telah merenggut lebih dari 5 juta nyawa dan membuat sejumlah sistem kesehatan dunia lumpuh.
Para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientist (BAS) mengatakan respon pemimpin dunia atas Covid-19 cukup lamban.
"Pandemi mengungkapkan betapa tidak siap dan tidak maunya negara-negara serta sistem internasional menangani keadaan darurat global dengan benar," kata para ilmuwan itu, dikutip ABCÂ News, Jumat (5/11/2021).
"Dalam masa krisis yang sebenarnya itu, para pemerintah terlalu sering melepaskan tanggung jawab, mengabaikan nasihat ilmuwan, tidak bekerja sama atau berkomunikasi secara efektif dan akibatnya gagal untuk melindungi kesehatan serta kesejahteraan warganya."
Sebagai informasi, Doomsday Clock tak berhubungan dengan ramalan kiamat. Namun ini jadi pengingat soal alasan Bumi rusak dan bisa membuat kehancuran hingga mendekati 'kiamat'.
Jam kiamat ini dibuat pertama kali tahun 1947. Yakni hasil kerja sama BAS, lembaga yang didirikan Albert Einstein, serta para mahasiswa Universitas Chicago.
Saat pertama kali dibuat, jam itu diatur 7 menit sebelum tengah malam. Namun seiring berjalannya waktu jam telah diatur beberapa kali mendekati dan menjauh dari waktu kiamat atau tengah malam.
Perhitungan itu berdasarkan berbagai aspek. Mulai dari bahaya nuklir dan perubahan iklim, serta penyebaran disinformasi dunia maya hingga teori konspirasi yang membuat adanya perang nuklir.
"Ancaman eksistensial senjata nuklir dan perubahan iklim telah meningkat beberapa tahun terakhir karena pengganda ancaman; korupsi terus menerus dari ekosfer informasi di mana pembuat keputusan publik bergantung," jelas para peneliti.
Durasi paling lama dari jam itu adalah 17 menit dari tengah malam. Ini terjadi pada 1991, saat presiden Amerika Serikat (AS) George Bush dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir di masing-masing negara.
(roy/roy) Next Article Jelang Akhir Tahun 2021, Jam 'Kiamat' Bergerak Lambat