²©²ÊÍøÕ¾

YABB Ajak Atasi Masalah Akses Air Minum & Ketahanan Bencana

Rahajeng KH, ²©²ÊÍøÕ¾
06 November 2021 09:38
YABB Ajak Changemakers Atasi Akses Air Minum & Ketahanan Bencana
Foto: Dok Gojek

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba bagian dari GoTo Group, telah meluncurkan Catalyst Changemakers Lab (CCL). CCL merupakan sebuah program bagi para agen perubahan untuk berkolaborasi dalam mengatasi permasalahan akses air minum layak dan ketahanan bencana hidrometeorologi.

Selain itu, CCL juga mengajak perusahaan rintisan (startup) dan organisasi masyarakat sipil (CSO) untuk bergabung dan melahirkan inovasi yang akan diaplikasikan di berbagai kota di Indonesia. Pilot Project akan dilaksanakan untuk memastikan solusi dapat digunakan dengan baik, sehingga pemanfaatan teknologi bisa benar-benar membantu masyarakat luas di berbagai tempat.

Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa Monica Oudang, air merupakan penopang kehidupan manusia, dan ada dua isu yang dibutuhkan untuk bergerak bersama. Pertama, air minum layak harus dapat diakses oleh setiap individu. Kedua, bencana terkait air semestinya tidak memberikan kerugian sosial ekonomi yang berat kepada masyarakat.

"Dengan prinsip gotong royong yang selalu menjadi DNA kami, YABB berkomitmen untuk mendorong perubahan yang mengakar dan berkesinambungan. Kami berharap CCL dapat menjadi langkah perubahan pada sistem dengan memanfaatkan kolaborasi, inovasi dan teknologi. Hal ini pun kami lakukan dalam mendukung upaya pemerintah demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang dapat menikmati air minum layak dan lebih tahan terhadap bencana terkait air," kata Monica dalam siaran resmi, Sabtu (6/11/2021).

Dia menambahkan YABB melalui pilar ThriveGreener fokus menyediakan solusi yang berkaitan dengan lingkungan. CCL diharapkan dapat menjadi cara baru dalam penanganan tantangan yang ada. sehingga dapat mempercepat proses intervensi terhadap masalah air saat ini. YABB juga bekerja sama dengan Social Innovation Accelerator Program (SIAP), sebuah platform pengembangan dan akselerasi wirausaha sosial.

"Ke depannya, ketahanan bencana terkait air pun akan kami tidak hanya oleh Indonesia, tapi juga Filipina dan Vietnam," kata Monica.

Sementara itu Direktur Perumahan dan Permukiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tri Dewi Virgiyanti mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh YABB dengan membentuk kolaborasi para changemakers mulai dari perusahaan rintisan (start up), organisasi masyarakat sipil serta komunitas. Kolaborasi ini dibutuhkan untuk membantu percepatan akses terhadap air minum layak dan aman.

"Hal ini sesuai dengan target pemerintah dimana seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap air minum layak di tahun 2024, termasuk 30% akses air minum perpipaan, dan 15% akses air minum yang aman," kata dia.

Tri mengatakan permasalahan yang terjadi bukan hanya air minum layak. BNPB mencatat bahwa 98% bencana yang terjadi di Indonesia sejak Januari sampai Agustus 2021 adalah bencana hidrometeorologi basah. Bencana terkait air ini tidak hanya menelan ratusan korban jiwa, bencana ini juga menimbulkan kerugian sosial ekonomi yang berat bagi jutaan masyarakat yang tinggal di area rentan bencana.

Co-Founder and Managing Partner Social Innovation Accelerator Program (SIAP) William Hendradjaja menambahkan bangga menjadi bagian dari Catalyst Changemakers Lab (CCL) yang mengkombinasikan penggunaan teknologi yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan di berbagai daerah. CCL akan melanjutkan rangkaian program dengan kampanye aktivasi untuk menyatukan para pemangku kepentingan dalam membahas isu air di Semarang, Makassar, dan Bandar Lampung.

"Karena itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat," kata dia.

Kunjungi untuk informasi lebih lanjut mengenai program ini, dan pastikan untuk mendaftar CCL sebelum 14 November 2021.


(rah/rah) Next Article Kolaborasi OJK & GoTo, Demi UMKM #BangkitBersama

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular