
Gaji Pegawai Startup Vs PNS, Mana yang Lebih Banyak?

Gaji terendah PNS adalah golongan 1a yang merupakan lulusan SD-SMP yakni di rentang Rp 1,56 juta hingga Rp 2,33 juta.
Untuk gaji PNS golongan II alias lulusan SMA dan D-III, gaji terendah berada di rentang Rp 2,02 juta hingga Rp 3,37 juta. Sementara itu, gaji tertinggi berada di rentang Rp 2,39 juta hingga Rp 3,82 juta.
Adapun untuk PNS golongan III yang merupakan lulusan S1 hingga S3 besarannya pun bervariasi, yang terendah dan golongan IIIa yakni berada di rentang Rp 2,57 juta hingga Rp 4,2 juta dan tertinggi di rentang Rp 2,92 juta hingga Rp 4,79 juta.
Untuk golongan golongan IV yang terdiri dari golongan IVa hingga golongan IVe juga memiliki besaran gaji yang bervariasi. Terendah di rentang Rp 3.1 juta hingga Rp 5 juta, dan yang tertinggi di rentang Rp 3.6 juta - Rp 5.9 juta.
Gaji lebih tinggi tapi rawan dirumahkan
Dari pemaparan di atas, bisa terlihat perbedaan yang cukup jauh antara gaji karyawan startup dan PNS.
Namun demikian, meski gaji pokok PNS memang tidak besar, yang membuat penghasilan bisa mencapai puluhan juta adalah tunjangan yang diberikan. Mulai dari tunjangan istri, anak hingga kinerja.
Tunjangan kinerja PNS lah yang menentukan berapa total penghasilan yang diterima setiap bulannya. Tunjangan kinerja ditentukan oleh peraturan Pemerintah di masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L).
Nah, jika melihat besaran gaji yang ditawarkan oleh startup memang sangat menggiurkan. Namun melihat keadaan sekarang, tak dapat dipungkiri ada rasa was-was terkena PHK.
Badai PHK memang sedang melanda startup. Bahkan pada Mei, layoffs.fyi mencatat ada 16.935 orang karyawan startup yang harus berhenti pada Mei 2022. Jumlah ini jadi yang tertinggi sejak Mei 2020 yang merupakan awal pandemi Covid-19.
Di hulu, para investor mulai menetapkan standar ketat dalam menggelontorkan dana, sedangkan lainnya mulai menarik dana sehingga investasi merosot.
Ketua dan CEO SoftBank Masayoshi Son mengatakan di Jepang akan lebih defensif dalam mengucurkan pendanaan. Ditandai dengan "kriteria investasi yang lebih ketat".
Masalahnya pendanaan investor adalah tulang punggung dari perusahaan startup yang rajin bakar duit. Memang skala berkembang, tetapi laba yang tak kunjung datang jadi perhatian khusus.
Sehingga saat aliran dana mulai susut, efisensi menjadi opsi perusahaan startup untuk menjaga operasional perusahaan.
"Sehingga startup yang sebagian besar masih bertumpu dari dana hasil fund raising harus melakukan efisiensi yang akhirnya dapat mengakibatkan layoff [PHK]," ungkap Managing Plug and Play Indonesia Wesley Harjono kepada ²©²ÊÍøÕ¾.
Di Indonesia sendiri, sudah banyak startup yang tercatat merumahkan karyawan. Sebut saja LinkAja, Zenius, Lumo dan Pahamify.
(dem)