
Betul Profesi IT 'Kebal Resesi'? Ini Kata Perancang App Gojek

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Peringatan tentang resesi banyak digaungkan. Inflasi terus melonjak sehingga menyebabkan kekacauan di pasar saham, dan perusahaan mulai bersiap untuk yang terburuk dengan PHK, pembekuan perekrutan dan dalam beberapa kasus ekstrem hingga membatalkan tawaran pekerjaan.
"Prospek pekerjaan akan menjadi jauh lebih buruk dalam beberapa bulan ke depan," kata Laurence Ball, seorang profesor ekonomi di Universitas Johns Hopkins, mengatakan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ Internasional, dikutip Senin (25/6/2022).
Jika berpikir untuk beralih profesi, Anda harus tahu bahwa meskipun tidak ada pekerjaan yang benar-benar tahan resesi, industri tertentu cenderung bernasib lebih buruk daripada yang lain selama penurunan.
Selama resesi yang berlangsung dari 2007 hingga 2009 di Amerika Serikat, sektor konstruksi dan manufaktur mengalami penurunan yang cukup besar dalam pekerjaan, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja.
Itu karena selama perlambatan ekonomi, orang biasanya membatasi pengeluaran mereka dan menunda pembelian besar, termasuk mobil dan rumah baru, kata Karen Dynan, seorang profesor ekonomi di Universitas Harvard dan mantan kepala ekonom di Departemen Keuangan AS.
Namun di satu sisi, Ball dan Dynan mengatakan industri paling "tahan resesi" yang menawarkan keamanan kerja selama kemerosotan ekonomi meliputi kesehatan, pemerintah, komputer dan teknologi informasi, dan pendidikan.
![]() |
Pernyataan ini pun diamini oleh Presiden Direktur Binar Academy Alamanda Shantika. Ia mengatakan dari sekian banyak industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi, tentunya tidak ada industri yang tahan resesi, industri tertentu cenderung lebih mengalami dampak yang buruk daripada yang lain selama pada masa-masa ini.
Termasuk pekerjaan yang terkait dengan teknologi juga terkena dampak, tetapi memang tidak terlalu signifikan. Karena teknologi adalah enabler untuk berbagai industri. Resesi saat ini, menurutnya, telah mendorong aktivitas online lebih banyak dilakukan.
"Sekarang ini kita belajar, bekerja, berkomunikasi, dan streaming melalui online lebih sering daripada sebelumnya. Sehingga pekerjaan terkait komputer atau IT tidak terpengaruh besar oleh economic downturn," ujarnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾.
Ia optimistis bahwa kondisi yang terjadi saat ini hanya berlangsung sementara dan akan ada titk balik bagi pelaku industri teknologi untuk naik lagi ke posisi semula. Tetapi tentunya harus ditopang dengan berbagai produk yang tepat dengan permintaan pasar (market fit) dan menjawab permasalahan yang ada.
Selain itu, Alamanda yakin otomatisasi akan membantu mendukung perekonomian. "Pada masa yang akan datang teknologi akan kian menjadi mesin dalam mendorong pemulihan ekonomi serta memungkinkan terjadinya banyak efisien bisnis dan memudahkan replikasi produk secara optimal," pungkasnya.
(dem) Next Article Ala, Perintis Gojek yang Kini Bangun Startup Modal Pas-pasan