²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Amerika Bikin Covid Varian Baru, Peneliti Buka Suara

Intan Rakhmayanti Dewi, ²©²ÊÍøÕ¾
26 October 2022 07:55
Ilustrasi Virus Covid-19 (Photo created by wirestock via Freepik)
Foto: Ilustrasi Virus Covid-19 (Photo created by wirestock via Freepik)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Peneliti dari Universitas Boston dikabarkan membuat virus Corona varian baru di laboratorium. Penelitian ini tentu mengejutkan banyak pihak, pasalnya virus Coron²¹Ìýhasil laboratorium ini disebut memiliki tingkat kematian 80%.

Mengenai kabar ini, pihak universitas pun buka suara. Mereka membantah soal serangkaian klaim menyesatkan tentang penelitian di National Emerging Infectious Diseases Laboratories (NEIDL). Laporan yang pertama kali muncul di Daily Mail Inggris, dan menuliskan bahwa para peneliti di laboratorium telah menciptakan jenis Covid-19 baru yang mematikan.

Dalam pemberitaan di outlet media lain termasuk Fox News, salah dan tidak akurat, dan mengatakan penelitian ini membuat virus yang tidak berbahaya.

Universitas juga mencatat bahwa penelitian tersebut telah ditinjau dan disetujui oleh Institutional Biosafety Committee (IBC), yang terdiri dari ilmuwan serta anggota masyarakat setempat, dan bahwa Komisi Kesehatan Masyarakat Boston telah menyetujui penelitian tersebut.

"Mereka telah membuat pesan sensasional, mereka salah menggambarkan penelitian dan tujuannya secara keseluruhan," kata Ronald B. Corley, direktur NEIDL dan ketua mikrobiologi Fakultas Kedokteran BU Chobanian & Avedisian, dikutip dari laman resmi universitas, Selasa (25/10/2022).

Studi ini bertujuan untuk memeriksa proteinÌýspikeÌý(duri) pada varian Omicron SARS-CoV-2 (BA.1). Para peneliti tertarik untuk membandingkan varian tersebut dengan strainÌýpertama virus Corona, yang dikenal sebagai strain Washington.

Mereka ingin mengonfirmasiÌýhipotesisÌýbahwa virus Omicron lebih "jinak" karena virus itu tidak menginfeksi sel yang sama dengan strain awal. Mereka tertarik pada bagian virus yang menentukan seberapa serius penyakit yang akan diderita seseorang.

Namun,ÌýCorley mengatakan banyak laporanÌýfokus pada satu kalimat dalam laporan hasil penelitian. Daily Mail menggunakan judul bahwa para peneliti telah menciptakan jenis Covid-19 yang mematikan dengan tingkat kematian 80 persen.

Surat kabar itu melanjutkan untuk membuat serangkaian klaim menyesatkan lainnya, termasuk bahwa penelitian ini adalah bertujuan meningkatkan fungsi (gain of function) virusÌýdan menuduh para peneliti mulai membuat virus yang lebih mematikan.

Menurut pihak universitas, penelitian ini bukan penelitian gain-of-function, artinya tidak bertujuan untuk memperkuat strain virus SARS-CoV-2 negara bagian Washington atau membuatnya lebih berbahaya.

CorleyÌýmengaskanÌýbahwa tingkat kematian 80% tidak terkait dengan efek virus pada manusia. Studi dimulai pada kultur jaringan, kemudian pindah ke model hewan.

Adapun model hewan yang digunakan adalah jenis tikus tertentu yang pada dasarnya rentan terhadap efek Covid-19 sehingga 80-100 persen tikus yang terinfeksi meninggal karena penyakit dari virus Corona versi awal, yang disebut jenis Washington.

"Padahal Omicron menyebabkan penyakit yang sangat ringan pada hewan-hewan ini." ungkapnya.

Ìý


(dem) Next Article Omicron XBB Masuk RI, 6.000 Kasus Baru Sehari di Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular