²©²ÊÍøÕ¾

Sectoral Insight

Selain JD.ID, Ini Deretan E-commerce yg Tumbang di RI

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
31 January 2023 13:15
Airy Rooms
Foto: Airy Rooms (Dok. Airy Rooms)

Tak hanya platform e-commerce seperti JD.ID cs saja yang sudah gulung tikar, beberapa startup RI diluar e-commerce juga sudah terlebih dahulu gulung tikar akibat tekanan global seperti pandemi Covid-19, kenaikan inflasi dan suku bunga bank sentral.

Ada sederet nama startup Indonesia yang mengalami kebangkrutan dan bahkan terpaksa harus tutup gulung tikar. Mereka datang dari nama-nama terkenal yang layanannya kerap digunakan.

Berikut ini startup RI yang bangkrut dan tutup di tengah jalan:

Ìý

1. Fabelio

Fabelio merupakan startup desain furnitur dan interior pun sudah dinyatakan pailit. Hal ini diketahui dari pengumuman di surat kabar berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022, yang mengabulkan putusan pailit terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.

Sementara itu akhir tahun 2021, Fabelo dikabarkan tidak membayar tunggakan gaji karyawan sejak Oktober lalu. Perusahaan juga dituding belum membayar BPJS Ketenagakerjaan karyawan sejak 2020 namun tetap memotong dana dari gaji mereka dan memaksa pegawai mengundurkan diri dengan menggunakan anggota organisasi massa tertentu.

Ìý

2. Airy Rooms

Airy Rooms resmi menghentikan operasional tanggal 31 Mei 2020. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang berbeda dari sebelum pandemi Covid-19.

Bisnis hotel aggregator sempat naik daun sebelum pandemi Covid-19 merebak. Para perusahaan bekerja sama dengan pemilik properti dari hotel hingga motel kecil dalam rangka menawarkan tempat menginap seperti yang ditawarkan platform online.

CEO Airy Rooms Indonesia, Louis Alfonso Kodoatie mengatakan alasan di balik keputusan menutup bisnisnya karena mempertimbangkan banyak hal. Termasuk keadaan pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19.

Ìý

3. Stoqo

Stoqo juga menutup layanannya pada pada 2020. Startup ini menjalankan usaha B2B, yang bekerja untuk memasok bahan makanan segar seperti cabai, telur hingga ampas kopi ke gerai makanan, atau restoran.

Pandemi-lah yang merusak bisnis itu. Per tanggal 22 April 2020 jadi hari terakhir Stoqo berakhir. Sehari sebelumnya, manajemen telah mengumpulkan karyawan yang mengabarkan penghentian operasional Stoqo.

Sekitar 250 orang dipekerjakan sejak Stoqo berdiri. Startup ini juga didanai sejumlah investor termasuk Alpha JWC Ventures, Mitra Accel, Insignia Ventures Partners dan Monk's Hill Ventures.

Ìý

4. Sorabel

Sorabel resmi tutup pada 30 Juli 2020 lalu. Surat pemimpin kepada karyawannya, menyatakan startup e-commerce itu telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur likuidasi.

"Oleh karena proses likuidasi yang ditempuh, hubungan kerja harus berakhir di tahap ini untuk semua orang tanpa terkecuali, tepatnya efektif di tanggal 30 Juli 2020. Saya yakin tidak ada satunya pun orang yang berharap hal ini untuk terjadi," tulis surat tersebut.

Kabarnya, Sorabel harus berhenti beroperasi karena kehabisan modal dan kesulitan menggalang pendanaan baru di tengah pandemi.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCHÌý

(chd/chd)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular