
Kota Diserang Ransomware, Data Sebanyak Ini Disandera

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Geng penjahat siber bernama BlackByte mengklaim telah 'melumpuhkan' satu kota, yakni Augusta di Georgia, Amerika Serikat (AS).
Sejauh ini, BlackByte sudah mem-posting 10GB data sampel milik warga Augusta di internet. Mereka sesumbar bakal menyebar lebih banyak data sensitif jika otoritas Augusta tak segera membayar tebusan alias ransom.
"Kami memiliki banyak data sensitif. Anda punya waktu untuk menghubungi kami," tulis hacker dari tangkapan layar yang dibagikan oleh peneliti keamanan Brett Callow, dikutip dari CSO Online, Selasa (30/5/2023).
"Ini baru 10GB data dan kami akan segera membagikan lebih banyak lagi data sensitif untuk diakses semua orang. Waktu terus berjalan," begitu pesan sang hacker.
Augusta adalah sebuah kota di Georgia, dekat perbatasan Carolina Selatan dengan populasi lebih dari 200.000 orang pada 2021.
Otoritas di Augusta mengakui bahwa sistem jaringan mereka mulai sulit terakses oleh warga sejak Jumat (21/5) lalu.
Data yang bocor
Menurut BleepingComputer, 10GB data yang dibocorkan BlackByte mencakup informasi penggajian, detail kontak, informasi identitas pribadi (PII), alamat fisik, kontak, serta data alokasi anggaran kota.
Namun, asal dan keaslian data yang bocor belum dapat diverifikasi.
BlackByte adalah geng ransomware-as-a-service yang berbasis di Rusia yang mulai menargetkan korban korporat di seluruh dunia pada Juli 2021.
Grup tersebut diketahui memanfaatkan pemerasan ganda untuk memaksa korban mereka membayar. FBI dan Dinas Rahasia AS sebelumnya telah merilis peringatan soal ancaman BlackByte.
Uang tebusan yang diminta untuk menghapus informasi yang dicuri adalah US$400.000. Geng ransomware BlackByte juga telah menawarkan untuk menjual kembali data tersebut kepada pihak ketiga yang tertarik dengan harga US$300.000.
Di sisi lain, Walikota Augusta telah membantah klaim tentang permintaan uang tebusan tersebut.
"Laporan media baru-baru ini tentang Augusta, Georgia yang disandera sebesar $50 juta dalam serangan ransomware tidak benar," kata kantor Walikota dalam sebuah pernyataan.
Departemen Teknologi Informasi Augusta sedang menyelidiki insiden tersebut, untuk mengonfirmasi dampaknya terhadap sistem, dan untuk memulihkan fungsionalitas penuh sesegera mungkin.
"Kami terus menyelidiki apa, jika ada, data sensitif yang mungkin terpengaruh atau diakses," kata pernyataan itu.
"Saat ini, kami belum mengonfirmasi bahwa ada data sensitif yang dikompromikan, tetapi kami akan memperbarui Anda saat lebih banyak informasi tersedia," kata kota itu dalam pernyataan yang dirilis pada 24 Mei.
Beberapa kota telah menjadi korban serangan ransomware tahun ini. Kota Oakland, California, mengumumkan pada 10 Februari bahwa mereka telah terkena serangan ransomware yang melumpuhkan banyak sistemnya.
(fab/fab) Next Article Warga RI Sasaran Empuk Penipuan Online, Ini Penyebabnya