
Kredit Macet 70%, TaniHub Dulu Disebut Jokowi Kini Menyerah

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pada Desember 2022, nama TaniHub ramai diberitakan karena gugatan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Jakarta Pusat, PT Alpha Swara Konsultan dan Ludwina Emilia Maks selaku Pemohon mengajukan permohonan PKPU pada Jumat (9/12/2022) dengan perkara No. 363/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN Niaga Jkt Pst. Dari sumber yang sama, putusan gugatan sementara PKPU atas TaniHub seharusnya sudah terbit pada 24 Januari 2023.
Gugatan PKPU atas TaniHub muncul pada saat unit bisnis peer-to-peer lending perusahaan tersebut, TaniFund, membukukan tingkat kredit macet yang tinggi.
TaniFund melaporkan TBK90, yaitu tingkat keberhasilan bayar peminjam dalam jangka waktu 90 hari, rata-rata 30% sejak beberapa waktu yang lalu. Saat ini, website serta aplikasi TaniFund sudah tak bisa lagi diakses.
Otoritas Jasa Keuangan akhirnya (OJK) pun turut menanggapi nasib perusahaan. OJK mengatakan TaniFund sudah menyerah dan tidak bisa melakukan apapun.
"Tanifund sudah angkat tangan. Mereka sudah tidak melaksanakan action plan apapun dan melakukan apapun," kata Kepala Departemen Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Triyono, saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Lebih lanjut, Triyono menjelaskan pihaknya melakukan pengawasan berdasarkan pelaporan. Saat ada pinjaman online (pinjol) yang melewati batas normal maka akan dipanggil oleh OJK.
"Mereka harus buat action plan, kita sepakati bersama. Mereka komit melakukan tindakan," ungkapnya.
OJK akan melakukan pemantauan jika rencana yang disusun tidak tercapai. Saat itu, perusahaan akan diberikan surat peringatan 1 dan 2 dari OJK.
"Begitu tidak mencapai lagi kita akan melakukan pembekuan usaha," kata Triyono.
Perusahaan akan diminta membuat komitmen hingga perizinan OJK-nya dicabut. Tahapan terakhir adalah saat perusahaan tidak bisa melakukan apapun lagi.
Dalam pernyataan beberapa waktu lalu, Direktur Pengawasan Fintech OJK, Tris Yulianta mengatakan Tanifund memiliki masalah kredit macet di Tanifund cukup komplek. Yakni bukan hanya dari manajemen, namun juga soal peminjam.
"Tapi ada dampak borrower nya sendiri yang pada saat memperoleh pinjaman, karena dia di sektor pertanian bisa jadi tingkat keberhasilan panennya tidak sesuai ekspektasi," kata Tris.
"Jadi tidak bisa dikatakan ini hanya borrower nya, ini hanya manajemennya, tapi ini impact dari 2 hal, ya borrowernya tidak sesuai ekspektasi tingkat panennya, manajemen risiko juga kurang bagus."
TaniHub Dulu Startup Rebutan Investor
TaniHub sendiri, sebagai perusahaan 'induk' TaniFund, merupakan salah satu startup Indonesia yang sahamnya sempat diperebutkan oleh investor dalam dan luar negeri.
Pendanaan terakhir TaniHub Group adalah suntikan modal senilai US$65,5 juta dengan keterlibatan dua modal ventura BUMN yaitu MDI Ventures sebagai investor utama dan BRI Ventures.
Bahkan, nama Tanihub sempat populer seluruh Indonesia setelah disebut Presiden Jokowi dalam debat calon presiden 2019.
Namun nasib TaniHub kini juga tak ada kejelasan, apalagi sejak startup bidang pertanian tersebut telah kehilangan dua foundernya dan ditinggal oleh sang CEO.
Johnny Widodo, eksekutif teknologi kelas kakap, diketahui telah hengkang dari TaniHub sejak akhir tahun lalu. Dalam laman LinkedIn-nya, ia menyatakan bahwa dirinya mengisi jabatan CEO di TaniHub pada periode Juli-Desember 2022.
Selama memimpin TaniHub, Johnny belum pernah tampil di publik. Pria yang merupakan salah satu tim pendiri OVO ini tahun lalu pindah ke TaniHub meninggalkan OLX Autos, perusahaan jual beli mobil bekas yang berasal dari startup yang ia dirikan, Belimobilgue.
CEO TaniHub sebelum Johnny, Pamitra Wineka, kini mengisi posisi Komisaris Independen di Bank Neo Commerce (BBYB), bank digital yang disokong oleh perusahaan fintech Akulaku.
Pendiri TaniHub lainnya, Ivan Arie Sustiawan sudah lebih dulu meninggalkan perusahaan yang ia rintis. Ia kini aktif di Jaring Pangan, perusahaan rintisan yang berusaha menggunakan teknologi fondasi blockchain untuk menunjang sistem rantai pasok pangan di Indonesia.
(fab/fab) Next Article Pinjol Bikin Waswas, Website Tanifund Tak Bisa Diakses