²©²ÊÍøÕ¾

Google Kasih Peringatan ke Joe Biden, Petaka di Depan Mata

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
07 February 2024 11:00
FILE PHOTO: A logo is pictured at Google's European Engineering Center in Zurich, Switzerland July 19,  2018   REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Google mengungkap temuan baru yang mengancam keamanan di dunia maya. Beberapa perusahaan software yang menjual produk keamanan untuk institusi pemerintah diam-diam memiliki tool peretasan berbahaya.

Google mengimbau pemerintah Amerika Serikat (AS) dan para sekutu untuk memperketat aturan bagi industri software pengintai (spyware), dikutip dari Reuters, Rabu (7/2/2024).

Selama ini, firma spyware legal mengklaim produk mereka memperkuat keamanan sistem pemerintah. Namun, teknologi yang mereka tawarkan terbukti digunakan untuk meretas ponsel warga sipil, oposisi politik, dan para jurnali, selama satu dekade terakhir.

Industri spyware memang makin disorot sejak firma spyware asal Israel, NSO Pegasus, ditemukan tersemat pada ponsel banyak orang, termasuk para aktivis hak asasi manusia.

Dalam laporan pekan ini, peneliti Google mengatakan NSO merupakan salah satu pemain besar. Namun, banyak juga firma-firma kecil yang turut membantu penyebaran teknologi mata-mata untuk penggunaan yang berbahaya.

"Pemerintah banyak yang bermitra dengan perusahaan spyware komersial. Namun, vendor-vendor ini terbukti meningkatkan peretasasan yang melemahkan keamanan internet secara keseluruhan," kata tim peneliti Google TAG.

"Sektor privat bertanggung jawab atas sebagian besar tool berbahaya yang kami temukan," laporan tersebut menambahkan.

Pemerintahan Joe Biden dan sekutu pada ahir tahun lalu sudah berkomitmen untuk memperketat aturan bagi industri software pengintaian.

Hal ini dilakukan setelah ditemukan setidaknya 50 pegawai pemerintah AS di 10 negara menjadi target spyware.

Peneliti Google memberikan daftar beberapa layanan yang mampu menembus sistem keamanan di ponsel Android dan iPhone. Antara lain software dari firma Italia Cy4Gate dan RCS Labs, firma Mesir Intellexa, serta firma yang lebih kecil seperti Variston dari Spanyol dan Negg Group dari Italia.

Di situs Negg Group, firma tersebut mengatakan perusahaannya fokus untuk menawarkan produk keamanan siber (cybersecurity). Namun, Google menemukan software Negg Group telah digunakan untuk memata-matai sejumlah orang di Italia, Malaysia, dan Kazakhstan.

Sementara itu, Google juga mendeteksi Variston membuat software yang diam-diam menginfeksi perangkat pengguna melalui browser Chrome, Mozilla Firefox, atau aplikasi iOS.


(fab/fab) Next Article Google Simpan Banyak Rahasia, Joe Biden Minta Buka Semua

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular