²©²ÊÍøÕ¾

Manusia Flores Masih Berkeliaran, Dua Ahli Beberkan Buktinya

Intan Rakhmayanti, ²©²ÊÍøÕ¾
29 February 2024 10:15
Ilustrasi Homo Floresiensis yang fosilnya ditemukan di Flores.
Foto: Karen Neoh/CC0

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Manusia Flores diduga masih ada dan hidup berkeliaran. Hal ini bahkan sampai menjadi bahan perdebatan di kalangan ahli antropologi.

Homo floresiensis atau sering disebut manusia Flores memiliki ciri-ciri seperti hobbit dalam cerita fiksi The Lord of the Rings karangan Tolkien. Karena tubuhnya yang pendek hanya 106 cm, sementara ciri lainnya adalah otak berukuran kecil, tidak punya dagu, dan telapak kakinya rata.

Ia diyakini telah punah sejak puluhan ribu tahun lalu. Namun penemuan pada 2004 memunculkan pertanyaan baru.

Para kelompok arkeolog menemukan serpihan atau fosil yang diyakini sebagai Homo floresiensis di Liang Bua, gua besar yang berada di Kepulauan Flores. Fosil diyakini berasal dari 12.000 tahun lalu.

Saat itu, peradaban manusia diyakini sudah lumayan modern. Manusia sudah bisa melakukan aktivitas berkebun, berternak, memelihara binatang hingga memiliki kepercayaan seperti agama.

Dari temuan tersebut muncul perbedaan pendapat antara para antropolog, Setelah 18 tahun dari temuan 2004 itu, antropolog Gregory Forth mengungkapkan manusia flores masih ada setelah sekitar 30 warga lokal suku Lio bersaksi melihat keberadaan Homo floresiensis.

Para warga lokal menyebutnya sebagai setengah manusia setengah kera. Forth meyakini jika makhluk tersebut merujuk pada Homo floresiensis yang masih tersisa.

Namun ternyata ucapan Forth dibantah peneliti Smithsonian Institution, Matthew Tocheri. Dia meragukan hipotesis keberadaan manusia kerdil tersebut.

"Saya tak akan menghabiskan waktu untuk mencari tahu keberadaan mereka. Sudah pasti mereka telah punah," ujarnya, dikutip dari IFLScience, Kamis (29/2/2024).

Dia menjelaskan suatu spesies dapat bertahan di tengah populasi jika jumlahnya mencapai angka tertentu. Namun jika manusia flores hanya terlihat oleh 30 warga lokal Lio terlalu kecil untuk bertahan di tengah manusia modern.

Pernyataan Tocheri juga disetujui ilmuwan Flinders University bernama Corey Bradshaw. "Untuk hitung-hitungan dasarnya, 50 individu efektif dibutuhkan untuk menghindari kepunahan sebuah spesies. Ini setara dengan populasi 250 sampai 500 orang," kata Bradshaw.


(fab/fab) Next Article 100 Orang Penting Dunia Sepakat, AI Berbahaya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular