²©²ÊÍøÕ¾

RI Dihantui 50 Juta Ancaman Siber, Cek Data Terbaru!

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
04 March 2024 16:50
Siapakah Bjorka, Hacker yang Bikin Pemerintah RI Ketar Ketir?
Foto: Infografis/Siapakah Bjorka, Hacker yang Bikin Pemerintah RI Ketar Ketir?/Aristya Rahadian

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ada 50 juta ancaman siber yang menginfeksi perangkat di Indonesia secara lokal sepanjang 2023. Hal ini disampaikan perusahaan keamanan siber Kapersky.

Dalam periode yang sama, sebanyak 41,1% dari ancaman itu berhasil melancarkan serangan. 

Kaspersky mendeteksi sebanyak 51.261.542 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Tanah Air. Jumlah tersebut sebenarnya mengalami penurunan sejak tahun 2020, namun masih melebihi angka 50 jutaan.

Tahun 2022, misalnya, tercatat 56.463.262 insiden yang terdeteksi. Artinya mengalami penurunan 9,21% dibandingkan tahun sebelumnya.

Jumlah serangan tertinggi tercatat pada 2020. Saat itu tercatat lebih dari 111 juta ancaman terdeteksi.

Ancaman lokal yang terjadi tahun lalu menempatkan Indonesia posisi ke-66 secara global dalam deteksi ancaman lokal.

Urutan pertama ditempati Turkmenistan dengan 67,4% pengguna mengalami serangan ancaman lokal.

Kaspersky juga mengungkapkan penyebab insiden tersebut terjadi. Yakni terjadi akibat adanya serangan worm dan virus file.

Dalam keterangan resminya, Kaspersky juga menyinggung soal kebijakan Bring Your Own Devices (BYOD) di dalam negeri. Ini menjadi tantangan dalam menghadapi ancaman kejahatan siber.

Kaspersky menuturkan banyak karyawan yang akhirnya menggunakan perangkat pribadi untuk terhubung dengan jaringan perusahaan. Aktivitas ini sayangnya bisa menimbulkan ancaman, apabila perangkat milik karyawan tidak dilindungi dari serangan siber.

Yeo Siang Tiong selaku General Manager Kaspersky Asia Tenggara menjelaskan kebijakan BYOD harus diikuti dengan memberlakukan perangkat pribadi seperti perangkat milik perusahaan. Termasuk perangkat yang digunakan di luar perusahaan harus dilindungi seperti keamanan jaringan di kantor.

"Oleh karena itu, kami menyerukan kepada organisasi untuk membuat kebijakan keamanan yang harus diterapkan di semua perangkat, apa pun platform nya, dan rangkaian keamanan bisnis tradisional kini tidak dapat menerapkan aturan dan fitur keamanan untuk ponsel cerdas dan tablet," kata Yeo dalam keterangannya.


(fab/fab) Next Article Marak Penipu Sedot Rekening, Jangan Lakukan Kebiasaan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular