²©²ÊÍøÕ¾

AS Bangun Satelit Mata-Mata Mirip Starlink, China Langsung Bereaksi

Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
19 March 2024 14:40
A SpaceX Falcon 9 rocket passes through clouds during launch from Cape Canaveral Air Force Station, in this view from Playalinda Beach at Canaveral National Seashore, Wednesday, Jan. 29, 2020. The rocket was carrying 60 Starlink satellites, the fourth launch of the SpaceX Starlink mission. (Joe Burbank/Orlando Sentinel via AP)
Foto: Roket Falcon 9 SpaceX dengan muatan sekitar 60 satelit untuk jaringan broadband Starlink SpaceX lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Cape Canaveral, Florida, Rabu, (29/1/2020). (Joe Burbank/Orlando Sentinel via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Militer China menuduh Amerika Serikat (AS) mengancam keamanan global. Hal tersebut menyusul laporan Reuters yang menyebut SpaceX milik Elon Musk membangun ratusan satelit mata-mata untuk membantu agen intelijen AS.

Unit Starshield di bawah SpaceX dikabarkan tengah mengembangkan jaringan satelit untuk kontrak rahasia bernilai US$ 1,8 miliar (Rp 28 triliun) dengan National Reconnaissance Office (NRO).

Informasi ini berdasarkan testimoni 5 sumber yang familiar dengan program tersebut.

Akun media sosial yang dijalankan People's Liberation Army (PLA) mengatakan program SpaceX bersama intelijen AS tersebut "tak tahu malu dan mencerminkan standar ganda".

Sebab, selama ini AS selalu menuduh China membahayakan keamanan nasional. AS menuduh program mata-mata China telah membobol pertahanan banyak negara di dunia.

"Kami meminta perusahaan AS tak membantu penjahat untuk melakukan kejahatan," kata Junzhengping, sebuah akun media sosial di Weibo yang dijalankan oleh PLA. Akun tersebut memiliki 1,1 juta pengikut.

"Seluruh negara di dunia harus terlindungi dari ancama besar yang dibuat oleh pemerintah AS," kata postingan tersebut.

Wang Yanan yang merupakan Chief Editor Aerospace Knowledge, sebuah majalan yang dibekingi pemerintah China, terang-terangan menyebut proyek satelit SpaceX merupakan "ancaman bagi stabilitas keamanan global".

Sebagai informasi, Elon Musk memiliki perusahaan lain yang beroperasi di China seperti Tesla. Junzhengping dan Global Times tak menyebut Musk atau Tesla dalam pernyataannya terkait SpaceX dan satelit mata-mata intelijen AS.

Jaringan Starshield terpisah dari Starlink meski sama-sama dikembangkan oleh SpaceX.

Starlink sendiri berulang kali disebut membahayakan China. Peneliti China di PLA melakukan studi soal operasi Starlink di Ukraina selama 2 tahun terakhir. Peneliti menyebut ada risiko berbahaya yang mengintai China gara-gara Starlink.

SpaceX, NRO, dan Pentagon, tak berkomentar soal informasi yang beredar.


(fab/fab) Next Article Elon Musk Ajak Warga Italia Punya Anak Banyak-Banyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular