
Jokowi Jamu Mewah, Elon Musk Sempat Ngemis Minta Subsidi Ditolak Biden

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Elon Musk baru saja meluncurkan layanan internet satelit Starlink di Bali. Musk diberikan karpet merah selama di Indonesia, mulai dari tiba hingga selama mengikuti rangkaian acara World Water Forum 2024.
Saat tiba dengan pesawat pribadinya di Bali, Musk dijemput oleh Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan. Setelah makan malam dan foto bersama dengan para menteri, Musk meluncurkan Starlink di sebuah puskesmas di Bali didampingi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.
Musk kemudian diminta untuk memberikan pidato pertama dalam acara pembukaan World Water Forum yang dihadiri oleh Presiden Jokowi dan pemimpin dunia. Pada sore harinya, Musk dan tim SpaceX diberikan kesempatan melakukan pertemuan dengan Jokowi.
Sambutan besar-besaran atas masuknya layanan Starlink di Indonesia agak berbeda dengan perlakuan pemerintah negara asal Musk, Amerika Serikat, terhadap Starlink.
Elon Musk sempat marah-marah di media sosial X karena Starlink gagal menerima subsidi dari pemerintahan Joe Biden. Permintaan subsidi US$ 885,5 juta (Rp 13,84 triliun) dari Starlink ditolak Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC).
Pada Agustus 2022, FCC membatalkan subsidi pengadaan internet di daerah terpencil kepada Starlink. Alasannya adalah Starlink tidak bisa mewujudkan komitmen mereka.
Dasar keputusan FCC adalah data kecepatan internet dari layanan yang telah disediakan Starlink di 642.000 rumah dan bisnis di 35 negara bagian AS. Starlink kemudian menggugat keputusan FCC, tetapi lagi-lagi ditolak.
"FCC telah mengikuti kajian legal, kebijakan, dan teknis yang saksama untuk memastikan pengajuan [Starlink] gagal melaksanakan kewajibannya," kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel, seperti dikutip oleh Reuters, Rabu (13/12/2023).
SpaceX menyatakan bahwa mereka "sangat kecewa dan bingung" dengan keputusan FCC karena Starlink "telah menujukkan bahwa mereka adalah salah satu opsi terbaik, dan mungkin adalah opsi terbaik" dalam melaksanakan program pengadaan internet di area terpencil.
Dua dari lima anggota komisi FCC memberikan keputusan yang berbeda. Menurut mereka, FCC sengaja mempercepat 3 tahun, target yang seharusnya baru dicapai SpaceX pada 2025. Kedua anggota yang berasal dari pihak oposisi, Partai Republik, menyebut pembatalan subsidi kepada SpaceX dipengaruhi oleh kemarahan pemerintah Joe Biden ke Elon Musk.
Komisioner FCC Brendan Carr menyatakan bahwa FCC "menambah daftar panjang badan pemerintah yang mengambil tindakan yang merugikan bisnis milik Elon Musk" dan menyatakan bahwa keputusan itu "sesuai dengan pola pemerintahan Biden yang menggunakan regulasi untuk mengganggu bisnis."
Musk lewat Twitter X mengatakan bahwa keputusan FCC "tidak masuk akal." Starlink, menurut Musk, adalah satu-satunya perusahaan yang bisa menyelesaikan jaringan internet di pelosok "at scale" (besar-besaran). "Mereka seharusnya membatalkan program atau mengembalikan dana mereka ke pembayar pajak, tetapi jangan memberikannya ke mereka yang tidak bisa mengerjakannya," kata Musk.
(dem/dem) Next Article Pakai Jet Pribadi, Potret Detik-Detik Elon Musk Tiba di Bali
