²©²ÊÍøÕ¾

Tanda Kiamat Muncul di Dekat RI, Ilmuwan Buka-bukaan Fakta

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
19 January 2025 10:30
Kapal layar ekspedisi Greenlandia 'Kamak' berlayar di antara gunung es yang dilepaskan oleh gletser di sekitar Milne Land di Scoresby Sound Fjord, Greenland Timur pada 15 Agustus 2023. Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis sedang melakukan ekspedisi untuk menjelajahi fjord terpencil di Greenland, planet bumi sistem fjord terbesar, yang masih banyak kurang dipelajari. Ekspedisi tersebut, yang diselenggarakan oleh inisiatif Greenlandia yang dikelola sukarelawan Perancis, didedikasikan untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap Scoresby Fjord dan penduduknya. (Photo by Olivier MORIN / AFP)
Foto: Kapal layar ekspedisi Greenlandia 'Kamak' berlayar di antara gunung es yang dilepaskan oleh gletser di sekitar Milne Land di Scoresby Sound Fjord, Greenland Timur pada 15 Agustus 2023. (AFP/OLIVIER MORIN)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebuah wilayah di dekat RI yakni di Selandia Baru menunjukkan tanda-tanda 'kiamat'. Para ilmuwan memperingatkan bahwa gletser di negara tetangga tersebut menyusut lebih cepat seiring dengan semakin cepatnya pencairan es.

Berdasarkan survei, fenomena tersebut terlihat setelah lembaga iklim negara tersebut menyelesaikan ekspedisi pemantauan di Pegunungan Alpen Selatan.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa garis salju telah meningkat dan dalam beberapa tahun terakhir dikatakan peningkatan tersebut semakin cepat.

"Sehingga kita terus mengalami tren hilangnya es glasial," kata ilmuwan Institut Nasional Penelitian Air dan Atmosfer, Andrew Lorrey dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP beberapa saat lalu.

Ia juga mengatakan banyak gletser yang dulunya besar kini tampak hancur. Ilmuwan memantau kesehatan gletser di negara tersebut selama hampir 50 tahun.

"Kami terbang ke gletser paling selatan, gletser yang belum pernah kami lihat sejak 2018," kata Lorrey setelah melakukan perjalanan tahun ini.

"Satunya sekarang dua pertiga dari ukuran pada kunjungan terakhir kami," tambahnya.

Lembaga tersebut mengatakan bahwa Selandia Baru telah mengalami tujuh tahun terpanas sepanjang dekade terakhir. Sekalipun tren ini harus dibalik, Lorrey mengatakan bahwa banyak gletser yang sudah terlalu jauh untuk diselamatkan.

"Bahkan jika kita mengalami beberapa musim dingin, itu tidak akan cukup untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi," ujarnya.

"Hal ini sangat parah dan tidak hanya terjadi di Selandia Baru namun juga di seluruh dunia," ungkapnya.

Gletser Selandia Baru unik karena banyak di antaranya dapat diakses oleh wisatawan. Gletser Franz Josef dan Gletser Fox termasuk di antara daya tarik wisata paling menguntungkan di Selandia Baru.

"Mereka mempunyai nilai yang luar biasa, tapi saya khawatir mereka tidak akan bisa dinikmati oleh anak-anak kita," kata Lorrey.

"Pesannya tetap sama: kita harus mengatasi masalah peningkatan gas rumah kaca jika kita ingin menyelamatkan gletser kita agar tidak mencair," tegasnya.


(fab/fab) Next Article Tanda Kiamat Makin Jelas, Ilmuwan Teriak Minta Dunia Sadar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular