²©²ÊÍøÕ¾

Tanda Kiamat Terlihat di Samudra Atlantik, Makin Kritis Tahun Ini

Novina Putri Bestari, ²©²ÊÍøÕ¾
28 February 2025 12:20
Citra satelit GOES-16 GeoColor yang diambil pada pukul 4:30 sore EDT dan disediakan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menunjukkan Badai Tropis Ernesto di atas Samudra Atlantik dan bergerak ke arah barat-barat laut menuju Kepulauan Antillen Kecil, Senin, 12 Agustus 2024. (NOAA via AP)
Foto: Citra satelit GOES-16 GeoColor yang diambil pada pukul 4:30 sore EDT dan disediakan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menunjukkan Badai Tropis Ernesto di atas Samudra Atlantik dan bergerak ke arah barat-barat laut menuju Kepulauan Antillen Kecil, Senin, 12 Agustus 2024. (NOAA via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perubahan iklim terlihat jelas di Samudra Atlantik. Atlantic Meridional Overturning Circulation (AMOC) dikabarkan mengalami titik kerusakan yang lebih cepat.

AMOC adalah arus teluk dan arus kuat lainnya, yang merupakan sabuk pengangkut laut pembawa panas, karbon dan nutrisi dari daerah tropis ke Lingkaran Arktik. Ini akan mendistribusikan energi ke seluruh bumi dan memodulasi dampak pemasangan global karena manusia.

Sebuah penelitian menggunakan model komputer dan data masa lalu untuk mendapatkan data kerusakan. Hasilnya perubahan mendadak terjadi dan belum pernah terlihat lebih dari 10 ribu tahun lalu.

AMOC terjadi karena gletser di Greenland dan lapisan es Arktik lebih cepat dari perkiraan. Hal ini membuat air tawar mengalir ke luar dan menghambat air asin yang tenggelam dari wilayah selatan.

Tercatat, fenomena ini terus mengalami penurunan sejak 1950. Angkanya mencapai 15% menjadi yang terlemah sejak satu milenium terakhir.

Salah satu dampak rusaknya AMOC adalah musim hujan dan kemarau di Amazon yang berubah. Selain itu Bumi bagian selatan berubah menjadi lebih hangat, dan daratan Eropa menjadi lebih dingin dengan curah hujan yang lebih sedikit.

Penelitian yang sama mengatakan perubahan suhu pada permukaan laut bakal mengalami titik kritis pada 2025-2029. Namun kesimpulan itu dibantah Kantor Meteorologi Inggris.

Sangat tidak mungkin terjadi pada abad ke 21," tulis lembaga tersebut


(fab/fab) Next Article Ilmuwan Kompak Teriak Kiamat, Bumi Bakal Hancur Lebur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular