²©²ÊÍøÕ¾

Erick Blak-blakan Utang Jumbo BUMN Hingga Laba Rp90 T di 2021

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
21 February 2022 14:00
Menteri BUMN Erick Thohir
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir

Bagaimana dengan target pembentukan holding BUMN di 2022?
Transformasi dari BUMN sendiri sudah terlihat hasilnya. Ini baru saja rapat internal yang tadinya 2020 profit kita Rp 13 triliun, lalu di kuartal III-2021 buku itu Rp 61 triliun. Ini baru saja tadi pagi fresh from the oven, prediksi ini masih unaudited sampai kuartal itu sampai Rp 90 triliun.

Jadi bayangkan dari Rp 13 triliun ke Rp 90 triliun ini efisiensi luar biasa. Bisnis model berjalan baik terlepas harga komoditas lagi naik.

Tidak mungkin kita bergantung harga komoditas. Tapi transparansi, bisnis model, menaruh orang yang tepat ini menjadi bagian. Karena itu kita dorong BUMN ini jumlahnya tidak banyak lagi dari 108 menjadi 41.

Mungkin nanti menteri berikutnya jadi 30, supaya BUMN menjadi besar dan sehat. Jangan yang kecil-kecil justru menjadi pesaing. kalau kita lihat holdingisasi kita buat klasternya dan fokus 12 klaster besar. Di dalam itu ada empat yang bisa berjalan sesuai strategi besar yaitu holding operasional yang punya kesamaan.

Misalnya klaster kesehatan itu ada satu holding. Biofarma, Kimia Farma, Indo Farma, sekarang punya RS. Juga di klaster pariwisata. Nah itu sudah ada holdingnya InJourney itu sudah punya bandara di Angkasa Pura 1 dan 2, juga perhotelan tujuan wisata Borobudur, TMII. Di ritel ada Sarinah itu jadi ekosistem.

Eksosistem lain yang sudah ada pertambangan, MIND ID itu sudah punya Freeport, Timah, Antam, PTBA, itu jadi ekosistem tambang

Keempat kita fokuskan adalah ekosistem digital di mana Telkom itu ada beberapa usaha kecil kita konsolidasikan bukan usaha Telkom sebagian mau kita dorong dari 12 jadi 4. Menteri ke depan bisa mengejar konsolidasi holding operasional dengan kesamaan.

Kita terus memperbaiki holding aset manajemen kita PPA dan Danareksa kita menjadi holding investasi. Secara tidak langsung karena secara kebetulan PPA dan Danareksa sudah punya saham minoritas ada di Indosat, Holding BUMN Perkebunan, Bukopin. Nah apa salahnya nanti toh sedang konsolidasi BUMN di bawah PPA seperti ada delapan kawasan industri tadinya di-manage sendiri lebih baik jadi satu.

Ada dua BUMN perairan kita lakukan dan bumn lainya. Ini kita lihat kenapa hasilnya terlihat tadi laba bersih dari Rp 13 jadi Rp 90 triliun, jumlah perusahaan berkurang, penempatan direksi bisa tepat. Ini kita dorong di 2022 selain aksi korporasi.

Kembali kalau mengandalkan tadi injeksi dana pemerintah kasianlah. Kita coba lebih mandiri, beberapa aksi korporasi renewable energy, geothermal bisa grup, bisa go public. Bisa nggak logistik kita di bawah Pertamina go public. Kita dorong ini supaya makin profesional dan transparannya fondasi keuangan yang sehat dan kuat.

Untuk tahun depan, target yang diharapkan untuk pembenahan BUMN seperti apa?
Corporate action berupa IPO, 2-4 yang saya ingat. Lalu untuk restrukturisasi holdingisasi mungkin 3-4 perusahaan lagi. Tadi kita lihat yang asuransi sudah terjadi holdingisasi.

Industri pertahanan, LEN, PTDI, PAL, Pindad sudah dikonsolidasi dalam satu grup. Pangan yang sulit juga kita lakukan. Perinus, Perindo kita mergerkan. PPI sama BGR yang trading sudah di-merger.

Kita sudah punya blue print selama empat tahun kemarin dari tahun 2020-2024, yaitu 88 project percepatan BUMN. Itu percepatan BUMN list-nya nanti kita kasih. Apa saja yang sudah terjdi di 2021 dan 2022 kita sudah ada. Ini paparan professional ke presiden dan presiden memberikan data ini ke kementerian supaya ada bayangan ini bagian dari proses transparansi.

Ini kita dorong terus. Jangan momentum baik ini terlewatkan. Pandemi Covid-19 juga membuat Indonesia besar, terlepas dari penanganan Covid-19 kita dapat pujian, lalu jadi tuan rumah G20, tapi bagaimana memastikan kalau kita lihat trade surplus kita US$ 34 miliar. Karena kita mau dorong BUMN berdaya saing.

Apa harapan Anda terhadap BUMN saat masa jabatan Anda berakhir?
Kalau saya sejak awal, saya ingin punya BUMN yang mendunia sehingga kita bisa jadi buffer dalam arti menjaga keseimbangan kalau tidak perusahaan asing yang besar, tapi juga memanfaatkan market kita.

Kalau kita diam saja ya akan tergerogoti. Itu peran BUMN menyeimbangkan penetrasi mereka secara bersamaan melayani publik tentu tujuannya ya tadi.

Sekarang udah ada platform transformasi seperti holdingisasi. Saya gak muluk-muluk tapi gimana tadi kontribusi BUMN besar terhadap negara. Juga BUMN jumlahnya kecil saja tapi semakin besar dalam arti footprint-nya. Pelayanan BUMN ke masyarakat juga maksimal.

Tentu ini ada KPI-nya gak bisa bicara ini tanpa angka. Itu kita targetkan 2024 seperti apa. Sama blue print-nya. Jadi ketika ada menteri baru, direksi baru, kita menjalankan jangan sampai pribadi terjebak menteri sebelumnya, tidak bagus. Kita harus siapkan.

Kebijakan pemimpin sebelum kita itu ada yang bagus ada juga yang harus diperbaiki. Sama seperti saya ke depan tapi yang penting itu berlanjut. Tapi kita terjebak dalam pola pikir politik supaya dapat nama menjelekkan nama sebelumnya itu kita gak boleh terjebak itu.

Sekarang eranya kolaboratif kerja sama. Nah karenanya kita dorong ekosistem bukan ekosistem China, Amerika, tapi ekosistem Indonesia. Saya ingin mendorong Indonesia makmur dan mendunia.

(miq/miq)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular