²©²ÊÍøÕ¾

Dulu Cuma Numpang, Ini Alasan Kenapa Israel Kini Kaya Raya

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
24 June 2022 12:40
Passengers look out of a window as they travel on Israel's new high-speed rail line from Ben Gurion International Airport to Jerusalem September 25, 2018. REUTERS/Amir Cohen
Foto: Kereta Cepat Yerusalem (REUTERS/Amir Cohen)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Israel merupakan salah satu negara kaya berpenghasilan tinggi. Negeri Yahudi tersebut berada di peringkat ke-19 dari 189 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB 2019, yang menunjukkan pembangunan yang "sangat tinggi". 

Namun, sebelum menjadi negara kaya, Israel awalnya hanya menumpang di tanah Palestina. Ini bermula saat Inggris mendirikan 'rumah nasional' bagi minoritas Yahudi di Palestina. Saat itu, Inggris diketahui mengambil alih wilayah Palestina dari kekuasaan Kesultanan Utsmaniyyah yang kalah dalam Perang Dunia I.

Warga Yahudi terus menerus bertambah ke wilayah Palestina antara tahun 1920-1940an. Sementara itu, kekerasan antara Yahudi dan Arab juga meningkat hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membagi wilayah Palestina menjadi dua, untuk bangsa Yahudi dan Arab Palestina pada 1947.

Puluhan ribu nasionalis ikut dalam Pawai Bendera Israel pada Minggu (29/5) yang dianggap warga Palestina sebagai provokasi dan berpotensi memicu ketegangan. (AFP via Getty Images/GIL COHEN-MAGEN)Foto: Puluhan ribu nasionalis ikut dalam Pawai Bendera Israel pada Minggu (29/5) yang dianggap warga Palestina sebagai provokasi dan berpotensi memicu ketegangan. (AFP via Getty Images/GIL COHEN-MAGEN)
Puluhan ribu nasionalis ikut dalam Pawai Bendera Israel pada Minggu (29/5) yang dianggap warga Palestina sebagai provokasi dan berpotensi memicu ketegangan. (AFP via Getty Images/GIL COHEN-MAGEN)

Barulah pada 14 Mei 1948 para pemuka Yahudi mendeklarasikan pembentukan negara Israel. Seluruh Yerusalem diakui Israel sebagai Ibu Kota negaranya.

Majunya industri di negara itu tak lepas dari banyaknya tenaga ahli yang melakukan eksodus dari negara-negara Eropa dan Amerika Utara selama pecah Perang Dunia II untuk menghindari persekusi. 

Masuknya imigran yang punya skill di bidang teknologi memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Israel. Meskipun sebagian besar dari mereka harus berganti pekerjaan, namun dengan modal skill yang sudah ada dan ditambah pendirian universitas dan lembaga penelitian, mereka dengan cepat beradaptasi dan pada akhirnya berkontribusi pada ekspansi ekonomi negara.

Tak heran, perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi terus bermunculan bak jamur di musim hujan. Sektor teknologi yang sebelumnya hanya menyumbang sebesar 37 persen dari produk industri meningkat menjadi 58 persen di tahun 1985, dan kembali meningkat jadi 70 persen pada 2006.

Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi tentu menyumbang pemasukan besar untuk Pemerintah Israel dari sisi pajak, sumber devisa, ataupun penyerapan jumlah tenaga kerja. Ini belum termasuk royalti dari paten-paten yang dibuat di perusahaan Israel.

Tak cuma itu, Israel juga menerima bantuan modal dalam jumlah besar, termasuk hadiah dari organisasi Yahudi dunia, reparasi dari Republik Federal Jerman untuk kejahatan Nazi, hibah dari pemerintah AS, dan modal yang dibawa oleh imigran.

Saat ini, selain industri teknologi yang maju, Israel juga dikenal dengan industri berlian dan farmasi yang menyumbang nilai ekspor terbesar untuk negara. 

Namun, mengutip Britannica, kemajuan ekonomi di negara tersebut belum merata. Orang-orang Arab Israel umumnya berada di level ekonomi yang lebih rendah, dan ada pembagian ekonomi yang substansial di antara orang-orang Yahudi Israel, terutama antara Sephardim dan Ashkenazim.


(hsy/hsy) Next Article 10 Negara dengan Penganut Yahudi Terbesar Dunia, No.1 Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular