
Internasional
Pertumbuhan Laba Industri China Terpukul Perang Dagang
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
27 July 2018 17:20

Beijing, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pertumbuhan laba perusahaan industri China menurun pada bulan Juni dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu terjadi akibat produksi pabrik melambat di tengah meningkatnya friksi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) dan upaya yang sedang dilakukan Beijing untuk mengurangi polusi dan utang.
Analis mengatakan keuntungan bisa semakin berkurang pada paruh kedua tahun ini karena cekcok dagang semakin parah dan menambah tekanan pada pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Laba industri naik 20% menjadi 658,29 miliar yuan (US$96,7 miliar atau sekitar Rp 1.390 triliun) pada bulan Juni, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS) pada hari Jumat, dibandingkan dengan kenaikan 21,1% pada bulan Mei.
NBS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kenaikan harga telah menolong pertumbuhan keuntungan perusahaan bahkan ketika produksi industri melambat pada bulan Juni, tetapi tidak memberikan alasan terpisah untuk pertumbuhan laba yang lebih lambat.
Lisheng Wang, seorang ekonom di Nomura di Hong Kong, mengatakan sulit untuk menentukan apa dampak ketegangan perdagangan terhadap perusahaan-perusahaan industri pada bulan Juni, tetapi risiko perekonomian diakuinya sedang meningkat.
"Pada paruh kedua tahun ini akan ada perlambatan yang lebih terlihat dalam pertumbuhan ekspor di China, yang dapat memberikan tekanan pada laba," kata Wang, dilansir dari Reuters.
Baja, bahan bangunan dan sektor minyak adalah pendorong utama di balik pertumbuhan laba pada semester pertama tahun ini, tambahnya. Tapi pertumbuhan laba di bidang tekstil, peleburan dan pengolahan logam non-besi, serta keuntungan manufaktur peralatan telekomunikasi dan elektronik turun selama periode yang sama dari tahun sebelumnya.
Untuk paruh pertama tahun ini, laba perusahaan industri tumbuh 17,2% dari tahun sebelumnya menjadi 3,39 triliun yuan, meningkat dari kenaikan 16,5% untuk Januari-Mei.
Data ini mencakup perusahaan- perusahaan dengan penjualan tahunan paling sedikit 20 juta yuan.
Pertumbuhan ekonomi China melambat pada periode April-Juni dari kuartal sebelumnya sementara pertumbuhan output industri Juni merosot ke level terendah dalam empat tahun. Data tersebut meningkatkan kekhawatiran akan prospek pertumbuhan di tengah ketegangan perdagangan yang semakin meningkat.
Kampanye pemerintah untuk memangkas utang dan emisi telah menaikkan biaya pinjaman dan mengurangi produksi untuk beberapa industri utama. Sementara itu, ancaman tarif impor lebih lanjut atas barang-barang China dari Washington menambah kekhawatiran di kuartal kedua bahkan ketika Beijing menegaskan bahwa fundamental ekonominya sehat.
Wang mengatakan meskipun ada beberapa stimulus fiskal yang diharapkan dari pemerintah untuk melindungi ekonomi, ia melihat ada risiko pada semester kedua tahun ini karena melemahnya permintaan domestik, pasar properti yang melambat, dan konflik dagang China-AS.
"Kami masih mempertahankan proyeksi kami bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 6,4% pada kuartal ketiga," kata Wang.
Perusahaan-perusahaan industri di negara itu telah mendapatkan keuntungan selama dua tahun terakhir dari pasar konstruksi properti dan infrastruktur yang menarik, yang mendorong permintaan untuk bahan bangunan seperti batang baja dan semen.
Namun, ada tantangan bagi produsen dengan pertumbuhan investasi aset tetap yang mencapai rekor terendah pada paruh pertama tahun ini di tengah perang melawan polusi. Biaya bahan baku juga naik lebih cepat daripada indeks harga produsen pada bulan Juni, menunjukkan adanya kemungkinan tekanan marjin.
(prm) Next Article Negosiasi di Meja Panjang, Tawar Menawar Tarif Impor AS-China
Analis mengatakan keuntungan bisa semakin berkurang pada paruh kedua tahun ini karena cekcok dagang semakin parah dan menambah tekanan pada pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Laba industri naik 20% menjadi 658,29 miliar yuan (US$96,7 miliar atau sekitar Rp 1.390 triliun) pada bulan Juni, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS) pada hari Jumat, dibandingkan dengan kenaikan 21,1% pada bulan Mei.
Lisheng Wang, seorang ekonom di Nomura di Hong Kong, mengatakan sulit untuk menentukan apa dampak ketegangan perdagangan terhadap perusahaan-perusahaan industri pada bulan Juni, tetapi risiko perekonomian diakuinya sedang meningkat.
"Pada paruh kedua tahun ini akan ada perlambatan yang lebih terlihat dalam pertumbuhan ekspor di China, yang dapat memberikan tekanan pada laba," kata Wang, dilansir dari Reuters.
Baja, bahan bangunan dan sektor minyak adalah pendorong utama di balik pertumbuhan laba pada semester pertama tahun ini, tambahnya. Tapi pertumbuhan laba di bidang tekstil, peleburan dan pengolahan logam non-besi, serta keuntungan manufaktur peralatan telekomunikasi dan elektronik turun selama periode yang sama dari tahun sebelumnya.
Untuk paruh pertama tahun ini, laba perusahaan industri tumbuh 17,2% dari tahun sebelumnya menjadi 3,39 triliun yuan, meningkat dari kenaikan 16,5% untuk Januari-Mei.
Data ini mencakup perusahaan- perusahaan dengan penjualan tahunan paling sedikit 20 juta yuan.
Pertumbuhan ekonomi China melambat pada periode April-Juni dari kuartal sebelumnya sementara pertumbuhan output industri Juni merosot ke level terendah dalam empat tahun. Data tersebut meningkatkan kekhawatiran akan prospek pertumbuhan di tengah ketegangan perdagangan yang semakin meningkat.
Kampanye pemerintah untuk memangkas utang dan emisi telah menaikkan biaya pinjaman dan mengurangi produksi untuk beberapa industri utama. Sementara itu, ancaman tarif impor lebih lanjut atas barang-barang China dari Washington menambah kekhawatiran di kuartal kedua bahkan ketika Beijing menegaskan bahwa fundamental ekonominya sehat.
Wang mengatakan meskipun ada beberapa stimulus fiskal yang diharapkan dari pemerintah untuk melindungi ekonomi, ia melihat ada risiko pada semester kedua tahun ini karena melemahnya permintaan domestik, pasar properti yang melambat, dan konflik dagang China-AS.
"Kami masih mempertahankan proyeksi kami bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi 6,4% pada kuartal ketiga," kata Wang.
Perusahaan-perusahaan industri di negara itu telah mendapatkan keuntungan selama dua tahun terakhir dari pasar konstruksi properti dan infrastruktur yang menarik, yang mendorong permintaan untuk bahan bangunan seperti batang baja dan semen.
Namun, ada tantangan bagi produsen dengan pertumbuhan investasi aset tetap yang mencapai rekor terendah pada paruh pertama tahun ini di tengah perang melawan polusi. Biaya bahan baku juga naik lebih cepat daripada indeks harga produsen pada bulan Juni, menunjukkan adanya kemungkinan tekanan marjin.
(prm) Next Article Negosiasi di Meja Panjang, Tawar Menawar Tarif Impor AS-China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular