²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Petrochina Pernah Miliki Valuasi Rp 14.400 T, Lalu Amblas

Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
03 August 2018 11:10
Valuasi Petrochina turun dalam karena krisis ekonomi 2008 dan turunnya harga minyak.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾.com
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Apple Inc mencatatkan sejarah baru sebagai emiten di bursa Amerika Serikat (AS) yang memiliki valuasi US$1 triliun atau setara Rp 14.400 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.400). Sejarah terjadi ketika harga Apple menyentuh $207,39 per lembar pada perdagangan Kamis (2/8/2018).

Namun, Apple bukanlah emiten pertama di dunia yang memiliki valuasi US$1 triliun. Sebelumnya predikat ini disandang raksasa minyak asal China, Petrochina.

Valuasi US$1 triliun dimiliki Petrochina pada tahun 2007 setelah kesuksesan debutnya di Bursa Shanghai (Shanghai Stock Exchange) pada tanggal 5 November di tahun yang sama.

Pada hari pertama pencatat, harga saham Petrochina naik hampir tiga kali lipat, disusul kenaikan harga sahamnya di bursa Hong Kong. Untuk diketahui, setahun sebelumnya Petrochina juga sudah melantai di bursa saham Hong Kong.

Kenaikan tersebut membuat kapitalisasi pasar Petrochina menjadi US$1,1 triliun baik di bursa Shanghai maupun Hong Kong, demikian dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Menurut Reuters, harga pembukaan Petrochina di Shanghai membuat valuasi perusahaan naik 60 kali lipat dari proyeksi para analis untuk laba per lembar saham (EPS) di tahun 2017, padahal tahun tersebut rata-rata valuasi perusahaan minyak global sebanyak 18 kali lipat.

Setelah periode tersebut valuasi Petrochina terus turun. Valuasi pasar Petrochina anjlok menjadi kurang dari US$260 miliar di akhir tahun 2018, menggambarkan kehancuran kekayaan pemegang saham terbesar dalam sejarah dunia, menurut Bloomberg yang dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Masalahnya ada pada krisis keuangan dan anjloknya harga minyak. Ketika Petrochina melakukan debut di tahun 2007, harga minyak brent menyentuh di atas US$140 per barel. Sekarang harganya sekitar setengah dari itu.

Petrochina pun belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun 2008. Saham perusahaan yang melantai di Hong Kong tersungkur lebih dari 20% sejak awal tahun 2009.



(roy) Next Article Valuasi Apple Rp 14.400T, Sejarah Bubble Dot.com Terulang?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular