
Isu di Pasar Simpang Siur, Bursa Saham Asia Bervariasi
Anthony Kevin, ²©²ÊÍøÕ¾
03 August 2018 16:56

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan terakhir di pekan ini: indeks Nikkei naik 0,06%, indeks Kospi naik 0,77%, indeks Shanghai turun 0,97%, indeks Hang Seng turun 0,14%, dan indeks Strait Times turun 0,63%.
Sentimen yang kurang mendukung membuat bursa saham Benua Kuning tak bisa berbicara banyak. Di tengah-tengah tekanan yang terus datang dari pihak AS di bidang perdagangan, China tidak menunjukkan sikap gentar.
"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
"Kami berharap mereka yang terlibat dalam penyusunan kebijakan perdagangan di AS untuk tetap tenang. Dengarkanlah suara konsumen AS dan komunitas internasional," tutur Wang Yi, Anggota Dewan Negara China, masih mengutip Reuters.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pejabat tinggi bidang perdagangan untuk mempertimbangkan menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25%, dari yang sebelumnya direncanakan hanya sebesar 10%, menurut pengumuman Kantor Perwakilan Perdagangan AS pada hari Rabu (1/8/2018).
Kemudian, perkembangan mengenai proses perceraian antara Inggris dengan Uni Eropa alias Brexit yang tak positif membuat investor ragu untuk meyentuh instrumen berisiko seperti saham. Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney menyebut bahwa kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan adalah tinggi.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa diimbangi kesepakatan dikenal sebagai hard Brexit. Jika ini yang terjadi, maka perdagangan antara Inggris dengan Uni Eropa akan dikenakan bea masuk. Selama ini, Inggris masuk dalam wilayah kepabeanan Uni Eropa sehingga tidak ada pengenaan bea.
Selain itu, kesepakatan dagang yang selama ini sudah terjalin antara Uni Eropa dengan negara-negara lain juga tak dapat dinikmati oleh Inggris jika scenario hard Brexit yang terjadi.
Belum juga masalah perang dagang selesai, kini pelaku pasar diharapkan dengan masalah lain yang tak kalah besar yakni perlambatan perekonomian Inggris.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Sentimen yang kurang mendukung membuat bursa saham Benua Kuning tak bisa berbicara banyak. Di tengah-tengah tekanan yang terus datang dari pihak AS di bidang perdagangan, China tidak menunjukkan sikap gentar.
"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pejabat tinggi bidang perdagangan untuk mempertimbangkan menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar (Rp 2.889 triliun) menjadi 25%, dari yang sebelumnya direncanakan hanya sebesar 10%, menurut pengumuman Kantor Perwakilan Perdagangan AS pada hari Rabu (1/8/2018).
Kemudian, perkembangan mengenai proses perceraian antara Inggris dengan Uni Eropa alias Brexit yang tak positif membuat investor ragu untuk meyentuh instrumen berisiko seperti saham. Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney menyebut bahwa kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan adalah tinggi.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa diimbangi kesepakatan dikenal sebagai hard Brexit. Jika ini yang terjadi, maka perdagangan antara Inggris dengan Uni Eropa akan dikenakan bea masuk. Selama ini, Inggris masuk dalam wilayah kepabeanan Uni Eropa sehingga tidak ada pengenaan bea.
Selain itu, kesepakatan dagang yang selama ini sudah terjalin antara Uni Eropa dengan negara-negara lain juga tak dapat dinikmati oleh Inggris jika scenario hard Brexit yang terjadi.
Belum juga masalah perang dagang selesai, kini pelaku pasar diharapkan dengan masalah lain yang tak kalah besar yakni perlambatan perekonomian Inggris.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular