
Internasional
Kali Pertama dalam 19 Bulan, Manufaktur China Tumbuh Negatif
Wangi Sinintya Mangkuto, ²©²ÊÍøÕ¾
02 January 2019 12:17

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Hasil survei swasta terhadap manufaktur China bulan Desember menunjukkan aktivitas pabrik tumbuh negatif untuk kali pertama dalam 19 bulan di tengah sengketa perdagangan negara itu dengan Amerika Serikat (AS).
Caixin/Markit Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI), yang merupakan survei swasta, turun menjadi 49,7 pada Desember, dari 50,2 pada November. Analis dalam survei Reuters memperkirakan PMI berada di level 50,1 di Desember.
Angka di atas level 50 tersebut mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah level itu menandakan kontraksi.
Pada bulan Desember, pesanan baru dan pesanan ekspor baru menunjukkan penurunan, menurut survei Caixin.
"Itu menunjukkan permintaan eksternal tetap lemah karena gesekan perdagangan antara China dan AS, sementara permintaan domestik secara khusus juga melemah," tulis Zhengsheng Zhong, direktur analisis ekonomi makro di CEBM Group, anak perusahaan Caixin, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, Rabu (2/1/2019).
"Tampaknya, semakin mungkin bahwa ekonomi Cina berada di bawah tekanan yang lebih besar," tambah Zhong dalam siaran pers.
Data perekonomian terbesar kedua di dunia itu sedang diawasi ketat oleh para investor yang memantau tanda-tanda kerusakan yang ditimbulkan oleh perang perdagangan yang sedang berlangsung.
Data PMI manufaktur resmi pemerintah yang dirilis pada hari Senin menunjukkan perlambatan aktivitas di Desember saat sektor ini berkontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, turun di bawah level kritis 50.
Survei PMI manufaktur swasta berfokus pada perusahaan kecil dan menengah, sedangkan PMI resmi berfokus pada perusahaan besar dan perusahaan milik negara.
Penurunan PMI China "mengkhawatirkan" karena akan ada dampak yang lebih luas terhadap eksportir Asia, kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank.
Meskipun PMI manufaktur biasanya melambat menjelang liburan Tahun Baru China (dimulai pada 5 Februari 2019) penurunan khusus di sektor ini "bahkan bisa lebih tajam daripada yang diprediksi," tulis Varathan dalam sebuah catatannya hari Rabu.
Dia menambahkan bahwa penurunan berkelanjutan dalam PMI manufaktur di paruh kedua tahun 2018 itu berpotensi menjadi gejala turunnya permintaan yang jauh lebih tajam, terutama karena bea impor AS yang berlaku di China menurunkan permintaan.
(prm) Next Article Sektor Manufaktur China Terpukul Perang Dagang
Caixin/Markit Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI), yang merupakan survei swasta, turun menjadi 49,7 pada Desember, dari 50,2 pada November. Analis dalam survei Reuters memperkirakan PMI berada di level 50,1 di Desember.
Angka di atas level 50 tersebut mengindikasikan ekspansi, sementara angka di bawah level itu menandakan kontraksi.
"Itu menunjukkan permintaan eksternal tetap lemah karena gesekan perdagangan antara China dan AS, sementara permintaan domestik secara khusus juga melemah," tulis Zhengsheng Zhong, direktur analisis ekonomi makro di CEBM Group, anak perusahaan Caixin, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, Rabu (2/1/2019).
"Tampaknya, semakin mungkin bahwa ekonomi Cina berada di bawah tekanan yang lebih besar," tambah Zhong dalam siaran pers.
Data perekonomian terbesar kedua di dunia itu sedang diawasi ketat oleh para investor yang memantau tanda-tanda kerusakan yang ditimbulkan oleh perang perdagangan yang sedang berlangsung.
Data PMI manufaktur resmi pemerintah yang dirilis pada hari Senin menunjukkan perlambatan aktivitas di Desember saat sektor ini berkontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, turun di bawah level kritis 50.
Survei PMI manufaktur swasta berfokus pada perusahaan kecil dan menengah, sedangkan PMI resmi berfokus pada perusahaan besar dan perusahaan milik negara.
Penurunan PMI China "mengkhawatirkan" karena akan ada dampak yang lebih luas terhadap eksportir Asia, kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank.
Meskipun PMI manufaktur biasanya melambat menjelang liburan Tahun Baru China (dimulai pada 5 Februari 2019) penurunan khusus di sektor ini "bahkan bisa lebih tajam daripada yang diprediksi," tulis Varathan dalam sebuah catatannya hari Rabu.
Dia menambahkan bahwa penurunan berkelanjutan dalam PMI manufaktur di paruh kedua tahun 2018 itu berpotensi menjadi gejala turunnya permintaan yang jauh lebih tajam, terutama karena bea impor AS yang berlaku di China menurunkan permintaan.
(prm) Next Article Sektor Manufaktur China Terpukul Perang Dagang
Most Popular