²©²ÊÍøÕ¾

Untung Banyak, Investor Lepas Saham Sat Nusa & Ambruk 20%

Houtmand P Saragih, ²©²ÊÍøÕ¾
03 January 2019 10:20
Investor tampaknya mulai merealisasikan keuntungan dari kenaikan tinggi harga saham perseroan dalam setahun terakhir.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) pada perdagangan pagi terkoreksi dalam nyaris 20%. Investor tampaknya mulai merealisasikan keuntungan dari kenaikan tinggi harga saham perseroan dalam setahun terakhir.

Pagi ini, harga saham PTSN turun 19,23% ke level harga Rp 1.575/saham. Volume perdagangan mencapai 5,75 juta saham senilai Rp 9,44 miliar.

Harga saham Sat Nusa dalam setahun terakhir naik 662,25%. Dimana dalam sebulan terakhir tercatat menguat 225,31% setelah perseroan mengumumkan menjalin kerjasama Pegatron Corporation untuk merakit produk Apple.

Pada 3 Desember 2018, Nusa dalam keterbukaan informasi menyampaikan, menyampaikan sudah mendapat kontrak dari Pegatron Corporation. Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) membuat produk Apple yang dibuat di China dikenakan tarif tambahan jika di jual di AS.

"Ini membuat perusahaan (Pegatron) hengkang dari China dan masuk ke Indonesia," kata Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan, dalam keterbukaan informasi yang disampaiakan, Senin (3/12/2018).

Bentuk kerjasama yang akan dilakukan kedua belah pihak yaitu, Satnusa akan merakit berbagai produk elektronik yang akan di ekspor ke AS.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan nilai investasi yang di bawa Pegatron mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,5 triliun. "Pegatron di Batam, investasinya tahap pertama sekitar US$ 1 miliar, mulainya tunggu saja sampai masukkan ke BKPM [Badan Koordinasi Penanaman Modal]," ujar Airlangga.

Nikkei Asian Review memberitakan bahwa perusahaan perakit ponsel pintar (smartphone) iPhone, Pegatron, telah memilih Indonesia sebagai negara tujuan diversifikasi pertama manufakturnya keluar dari China di tengah ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.

Pabrikan elektronik yang berbasis di Taiwan itu sedang mempersiapkan mengalihkan produksi produk non-iPhone yang terkena tarif impor AS ke sebuah pabrik yang disewa di Batam dalam enam bulan ke depan.
(dru) Next Article Saham Sat Nusa Sudah Naik 130% Sejak Resmi Rakit Apple

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular