
Ada Ancaman Resesi? Tenang, Ekonomi Global Masih Aman
Wangi Sinintya Mangkuto, ²©²ÊÍøÕ¾
26 March 2019 13:41

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Risiko perlambatan pada ekonomi Jerman dan China terlalu dibesar-besarkan dan berbagai aset berisiko di pasar global sebenarnya masih terlihat menarik, menurut ekonom di Goldman Sachs.
Bank investasi asal Amerika Serikat (AS) itu mengklaim dalam sebuah catatan kepada klien, Minggu (24/3/2019), bahwa ada "gambaran yang cerah" untuk investasi di aset-aset berisiko jika berbagai peristiwa jangka pendek, seperti Brexit dan perang dagang AS-China, dapat berhasil dinegosiasikan.
Pasar mengalami aksi jual masif pada Jumat setelah data ekonomi Jerman yang buruk membuat konsensus bahwa perlambatan global akan segera terjadi semakin tinggi.
Selain itu, kurva yield obligasi AS bertenor tiga bulan dan 10 tahun juga terbalik (inverted yield), Jumat. Inversi antara tenor tiga bulan dan 10 tahun sering dijadikan indikator terjadinya resesi setidaknya dalam 18 bulan ke depan.
Pergerakan bearish pasar obligasi tersebut membuat bursa saham berguguran, tetapi pesan dari Goldman adalah agar tetap tenang.
"Kami pikir ini adalah reaksi yang berlebihan," kata ekonom Goldman Jan Hatzius dan Sven Jari Stehn dalam catatan tersebut, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Para ekonom menambahkan bahwa sementara tekanan pada manufaktur Jerman benar terjadi, kondisi fiskal yang longgar dan pasar tenaga kerja yang kuat menunjukkan adanya harapan di masa depan.
Di China, Goldman mengatakan Current Activity Indicator (CAI) menunjukkan ekonominya akan emnguat di 2019 dan angka-angka PMI yang lumayan di Maret dan diumumkan pekan depan, akan meningkatkan kepercayaan bahwa hal terburuk dalam pertumbuhan global terlah berlalu.
Hatzius dan Stehn sangat bullish terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat. Goldman memperkirakan PDB riil AS (setelah disesuaikan dengan inflasi) untuk kuartal pertama hanya tumbuh 0,7% namun akan melompat kembali ke 3% di kuartal kedua.
Saksikan video mengenai perang dagang AS-China berikut ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(prm) Next Article The Fed Bakal Makin Galak, Resesi Makin Dekat!
Bank investasi asal Amerika Serikat (AS) itu mengklaim dalam sebuah catatan kepada klien, Minggu (24/3/2019), bahwa ada "gambaran yang cerah" untuk investasi di aset-aset berisiko jika berbagai peristiwa jangka pendek, seperti Brexit dan perang dagang AS-China, dapat berhasil dinegosiasikan.
Pasar mengalami aksi jual masif pada Jumat setelah data ekonomi Jerman yang buruk membuat konsensus bahwa perlambatan global akan segera terjadi semakin tinggi.
Pergerakan bearish pasar obligasi tersebut membuat bursa saham berguguran, tetapi pesan dari Goldman adalah agar tetap tenang.
"Kami pikir ini adalah reaksi yang berlebihan," kata ekonom Goldman Jan Hatzius dan Sven Jari Stehn dalam catatan tersebut, dilansir dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.
Para ekonom menambahkan bahwa sementara tekanan pada manufaktur Jerman benar terjadi, kondisi fiskal yang longgar dan pasar tenaga kerja yang kuat menunjukkan adanya harapan di masa depan.
![]() |
Di China, Goldman mengatakan Current Activity Indicator (CAI) menunjukkan ekonominya akan emnguat di 2019 dan angka-angka PMI yang lumayan di Maret dan diumumkan pekan depan, akan meningkatkan kepercayaan bahwa hal terburuk dalam pertumbuhan global terlah berlalu.
Hatzius dan Stehn sangat bullish terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat. Goldman memperkirakan PDB riil AS (setelah disesuaikan dengan inflasi) untuk kuartal pertama hanya tumbuh 0,7% namun akan melompat kembali ke 3% di kuartal kedua.
Saksikan video mengenai perang dagang AS-China berikut ini.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(prm) Next Article The Fed Bakal Makin Galak, Resesi Makin Dekat!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular