²©²ÊÍøÕ¾

Tunggu Kabar Terbaru AS-China, Bursa Asia Merah Membara

Dwi Ayuningtyas, ²©²ÊÍøÕ¾
11 November 2019 09:24
Indeks Nikkei melemah 0,1%, indeks Straits Ties melemah 0,56%, indeks Kospi terkoreksi 0,72%, indeks Shanghai anjlok 0,95%, dan indeks Hang Seng terperosok 1,5%
Foto: Bursa China (Reuters/Aly Song)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariatif pada perdagangan hari ini (11/11/2019) dan seiring berjalannya waktu kompak memilih bertengger di zona merah.

Pada pukul 08:54 WIB Indeks Nikkei melemah 0,1%, indeks Straits Ties melemah 0,56%, indeks Kospi terkoreksi 0,72%, indeks Shanghai anjlok 0,95%, dan indeks Hang Seng terperosok 1,5%.

Bursa saham utama China anjlok cukup dalam karena kekecewaan investor terkait rilis data indeks produsen bulan Oktober yang membukukan koreksi terdalam setidaknya sejakn Juli tahun 2016.

Indeks yang menjadi indikator prospek profitabilatas perusahaan tersebut, pada bulan kemarin tercatat tumbuh negatif 1,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih rendah dari konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 1,5% YoY, dilansir Trading Economics.

Kemudian, protes berkelanjutan di Hong Kong juga membuat investor cemas bahwa pada kuartal ini pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat kembali mencatatkan angka negatif setelah sebelumnya data pembacaan awal laju ekonomi kuartal III-2019 membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Padahal di kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong sudah tumbuh negatif 0,4% QoQ.

Jika ekonomi Hong Kong terus mencatatkan pertumbuhan negatf maka tidak menutup kemungkinan bahwa Hong Kong akan masuk jurang resesi. Melansir Investopedia, sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Lebih lanjut, investor juga mengambil sikap wait and see seiring dengan simpang siur kabar terkait isu penghapusan tarif dalam kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Sebelumya, pihak pemerintah Negeri Tiongkok menyampaikan bahwa Beijing dan Washington sepakat untuk untuk menghapuskan bea masuk produk impor masing-masing negara. Namun, Gedung Putih membantah klaim tersebut.

Penasehat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menegaskan bahwa pihak AS tak pernah menyepakati hal tersebut dengan China. Presiden AS Donald Trump akhir pekan lalum Jumat (8/11/2019) juga meyampaikan nada serupa. Bahkan ia mengatakan klaim tersebut adalah kemunduran bagi perdamaian perang dagang.

"Mereka [China] ingin mengalami kemunduran [kesepakatan]. Saya belum menyetujui apa pun [soal tarif]," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan ke Georgia, dilansir ²©²ÊÍøÕ¾ International.

"[Langkah] China ini sedikit kemunduran, bukan kemunduran total karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya [pembatalan tarif]," tambah Trump.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Bursa Asia Jeblok, IHSG Seandainya Buka Bisa ke Bawah 6.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular