
Matahari Rumahkan 5.623 Staf, Pangkas Gaji 12.080 Pegawai

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten peritel fashion Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) atau Matahari melaporkan dampak pandemi Covid-19 terhadap operasional perusahaan dan strategi efisiensi yang ditempuh guna bertahan.
"Ya, [pandemi Covid-19] berdampak pada penghentian operasional sebagian [operasional perusahaan dan anak]. Periode penghentian operasional sementara antara 1- 3 bulan," kata Miranti Hadisusilo,ÌýCorporate Secretary and Legal Director LPPF, dalam keterbukaan informasi, dilansir Senin (8/6/2020).
Sebab itu, perseroan melakukan penutupan sementara atas gerai-gerai yang berlokasi di daerah PSBBÂ (pembatasan sosial berskala besar) dan melakukan penutupan kantor pusat operasional yang berlokasi di area PSBB di Banten, dan sementara karyawan bekerja dari rumah.
Dia mengatakan per Desember 2019, jumlah karyawan tetap dan tidak tetap mencapai 14.044 orang, sementara sampai dengan awal Juni ini jumlahnya menjadi 12.080, atau berkurang 1.964 orang.
Meski demikian perseroan menegaskan tak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa pandemi ini atau sejak Januari hingga awal Juni ini.
Namun jumlah karyawan yang dirumahkan mencapai 5.623 orang, sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lain seperti misalnya pemangkasan gaji 50% dan lainnya mencapai 12.080 orang.
Perseroan memprediksi perkiraan dampak terhadap penurunan pendapatan (konsolidasi) untuk periode yang berakhir per 31 Maret 2020 sa,pai dengan 30 April 2020 (dapat menggunakan proforma) dibandingkan periode yang berakhir per 31 Maret 2019 - 30 April 2019 mencapai 25%, sementara laba bersih diprediksi ambles 75%.
Dia menjelaskan beberapa strategi perusahaan di antaranya meningkatkan sumber daya untuk melayani permintaan Matahari.com yang meningkat, dan meluncurkan Matahari Official Shop yang merupakan kolaborasi eksklusif dengan Shopee, perusahaan e-commerce yang memiliki jangkauan pelanggan di seluruh Indonesia.
"Selain itu, perseroan memberikan layanan shop and talk, yang merupakan inisitiatif komersial sosial kami,Ìýterus melakukan investasi di jalur relevan lainnya, dan melakukan pembukaan kembali gerai-gerai di daerah non-PSBB dengan mengutamakan keamanan pelanggan dan karyawan," katanya.
Di sisi lain, mal-mal di Jakarta akan dibuka pada 15 Juni mendatang,Ìýsetelah munculnya kepastian dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Pusat perbelanjaan atau mal dan pasar yang non-pangan, baru bisa dimulai pada hari Senin tanggal 15 Juni," ujar Anies, di Balai Kota, Selasa (4/06/2020).
RUPST
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 4 Juni lalu, perseroan juga mengumumkan susunan baru dewan komisaris perseroan, dan menyambut salah satu komisaris baru yaitu Monish Mansukhani yang merupakan perwakilan dari Greater Universal.
Dengan demikian resmi sudah Matahari memiliki pemegang saham baru selain Grup Lippo yakni Greater Universal, anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya secara tidak langsung oleh Auric Capital. Mansukhani menjabat Deputy CEO Auric Pacific.
Greater Universal akan memiliki sedikit di atas 5% atas saham Matahari, setelah dilakukannya penurunan modal saham, tergantung kepada persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Auric Capital adalah perusahaan yang berbasis di Singapura, yang merupakan investor aktif di sektor konsumen dan dipimpin oleh Andy Adhiwana, menantu Direktur Eksekutif Lippo Group dan Lippo China Resources Limited, Stephen Riady. Auric fokus pada investasi bisnis konsumen di Asia Tenggara.
Hanya saja tidak disebutkan berapa besar nilai investasi Auric dan detail dibeli dari pemegang saham yang mana.
Mengacu data laporan keuangan per Desember 2019, jumlah saham beredar LPPF mencapai 2.804.883.280 saham. Dengan asumsi 5% dari jumlah itu adalah 140.244.164 saham, dan mengacu harga saham LPPF per Jumat pekan lalu (5/6/2020) di level Rp 1.600/saham, maka nilai saham Auric diperkirakan Rp 224 miliar.
John Bellis, Presiden Komisaris Independen Matahari, menyampaikan investasi ini merupakan investasi Auric Capital perdana di Indonesia dan perseroan menyambut baik bahwa investor tersebut mempercayai kekuatan merek, inisiatif dan tim manajemen Matahari.
"Kami sangat gembira menyambut Bapak Monish Mansukhani, dan juga Auric Capital sebagai pemegang saham. Auric Capital memiliki reputasi yang kuat sebagai investor jangka panjang yang dapat memberikan nilai tambah, terutama di sektor konsumen, dengan memberikan analisa kritikal dan masukan strategis atas status usaha dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja jangka panjang," katanya, dalam siaran pers, dikutip Senin (8/6/2020).
Sebagai informasi, per Desember 2019, mengacu data laporan keuangan, ada tiga seri saham LPPF. Saham Seri A dipegang PT Multipolar Tbk (MLPL) 0,04% dan investor publik 0,01%. Saham Seri B dimiliki Multipolar 1,57%, dan publik 0,27%, sementara seri C dipegang Multipolar 16,57%, John Riady (komisaris) 0,00%, dan investor publik 78%.
Direksi melaporkan bahwa perseroan mencatat penjualan kotor sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 18,0 triliun, naik 0,9% dari Rp 17,9 triliun di 2018.
Pendapatan bersih konstan di Rp 10,3 triliun. Adapun laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun, meningkat 25% dari laba bersih setelah penurunan nilai investasi di tahun 2018 Rp 1,09 triliun.
(tas/hps) Next Article Auric Jadi Pemegang Saham Matahari, Setor Duit Berapa?
