
Cuan Gede! Saham Pemilik KFC hingga Pizza Hut Naik 10% Lebih
Houtmand P Saragih, ²©²ÊÍøÕ¾
09 June 2020 09:47

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga saham emiten pemilik restoran melesat tinggi, sebesar 10% lebih, dalam sepekan terakhir setelah Pemprov DKI Jakarta akan membuka kembali mal pada 15 Juni mendatang.
Sebelumnya, sejak pertengahan Maret, restoran cepat saji harus tutup setelah pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Berdasarkan data BEI, harga saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik restoran cepat saji KFC dalam sepekan naik 10,27% hingga perdagangan pagi ini (9/6/2020) pukul 9.28 WIB ke harga Rp 1.020/unit. Koreksi harga saham FAST berkurang menjadi 19,61% sepanjang tahun ini, setelah sempat terkoreksi hingga 27,45%.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen FAST, bisnis terganggu karena pandemi Covid-19 hingga harus menghentikan sebagian operasi usaha. Hal ini berdampak pada nasib ribuan pekerja mereka harus dirumahkan, tapi mereka matian-matian mempertahankan karyawan sehingga tak ada pemutusan hubungan kerja (PHK).
KFC memperkirakan jangka waktu penghentian sebagian operasional lebih dari 3 bulan, tanpa menjelaskan sejak kapan dan sampai kapan. Total gerai yang terdampak sebanyak 115 gerai karena mal-mal tutup tak hanya di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia.
Lalu saham PT Jaya Bersama Tbk (DUCK), pemilik restoran Duck King, mengalami kenaikan 20,37% ke level Rp 650/unit dalam kurun waktu yang sama. Selama tahun berjalan saham DUCK masih tercatat turun 46,72%, koreksi tersebut berkurung karena sempat drop 54,51%.
Beberapa waktu lalu PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook DUCK menjadi "negatif" dari "stabil" untuk mengantisipasi efek berkepanjangan dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang dapat memperlemah kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
DUCK adalah emiten pengelola grup restoran masakan China, The Duck King, dengan varian restoran di antaranya Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, lalu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
"Perusahaan sangat terdampak dari pandemi ini sehingga membuat perusahaan menutup hampir seluruh outlet-nya. Kami memperkirakan DUCK membukukan pendapatan dan EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi] yang lebih rendah dari yang diproyeksikan pada tahun 2020," tulis Pefindo, dalam keterangan resmi, Rabu (6/5/2020).
Pefindo mengungkapkan, pada Maret 2020, DUCK diperkirakan mengalami penurunan penjualan sekitar 50% dibandingkan dengan penjualan pada bulan-bulan sebelumnya.
Pefindo menilai, peringkat tersebut mencerminkan posisi DUCK yang kuat di industri restoran, khususnya di segmen masakan China; marjin profitabilitas yang relatif tinggi; dan posisi likuiditas yang memadai.
Lalu saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola Pizza Hut, juga mengalami kenaikan sebesar 26,21% ke level Rp 915/unit dalam sepekan. Koreksi saham PZZA selama tahun berjalan tinggal 17,57% dari sebelumnya sempat mencapai 30,63%.
Akhir April lalu Corporate Secretary Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo mengatakan perusahaan tak menampik terjadi penurunan penjualan akibat penyebaran pandemi Covid-19 dan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah.
"Sejauh ini kami berusaha keras untuk optimalisasi bisnis dan penjualan di Outlet, dengan menyesuaikan peraturan yang berlaku. Kami memang mengalami dampak dari penjualan, namun kami berusaha agar tidak terjadi PHK. Sampai sekarang kami belum memiliki rencana apapun terkait hal tersebut," kata Kurniadi kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (27/4/2020).
Dia menyebutkan, karena penerapan PSBB di beberapa daerah terjadi pengurangan atau pembatasan kegiatan usaha dan operasional restoran.
"Pizza Hut Indonesia menghormati kebijakan Pemerintah terkait PSBB di berbagai daerah, dan mendukung Program untuk mengatasi pandemi Covid-19," imbuh dia.
Pekan lalu, muncul kepastian dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan waktu pembukaan mal.  "Pusat perbelanjaan atau mal dan pasar yang non-pangan, baru bisa dimulai pada hari Senin tanggal 15 Juni," ujar Anies, di Balai Kota, Selasa (4/06/2020).
Dengan adanya kepastian ini para pelaku pasar hari ini merasa lebih lega, maklum ketidakpastian adalah musuh utama pasar modal. Terpantau semua saham emiten pengelola mal berhasil ditutup di zona hijau.
Sebelumnya semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sejak Maret lalu pengelola mal dipaksa menutup usahanya, kalaupun diperbolehkan buka, tenant yang diijinkan beroperasi hanyalah tenant yang bergerak di industri tertentu seperti pasar swalayan, farmasi, dan restoran itu pun dengan catatan tidak boleh makan di tempat.
(hps/tas) Next Article Kisah Sedih Ritel! Rugi Pizza Hut Rp 94 M, KFC Tekor Rp 298 M
Sebelumnya, sejak pertengahan Maret, restoran cepat saji harus tutup setelah pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Berdasarkan data BEI, harga saham PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemilik restoran cepat saji KFC dalam sepekan naik 10,27% hingga perdagangan pagi ini (9/6/2020) pukul 9.28 WIB ke harga Rp 1.020/unit. Koreksi harga saham FAST berkurang menjadi 19,61% sepanjang tahun ini, setelah sempat terkoreksi hingga 27,45%.
KFC memperkirakan jangka waktu penghentian sebagian operasional lebih dari 3 bulan, tanpa menjelaskan sejak kapan dan sampai kapan. Total gerai yang terdampak sebanyak 115 gerai karena mal-mal tutup tak hanya di Jakarta dan beberapa kota di Indonesia.
Lalu saham PT Jaya Bersama Tbk (DUCK), pemilik restoran Duck King, mengalami kenaikan 20,37% ke level Rp 650/unit dalam kurun waktu yang sama. Selama tahun berjalan saham DUCK masih tercatat turun 46,72%, koreksi tersebut berkurung karena sempat drop 54,51%.
Beberapa waktu lalu PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook DUCK menjadi "negatif" dari "stabil" untuk mengantisipasi efek berkepanjangan dari pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang dapat memperlemah kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.
DUCK adalah emiten pengelola grup restoran masakan China, The Duck King, dengan varian restoran di antaranya Fook Yew, Panda Bowl, dan Imperial Chef, lalu The Grand Duck King Signatures, The Grand Duck King, serta The Duck King Noodle and Kitchen.
"Perusahaan sangat terdampak dari pandemi ini sehingga membuat perusahaan menutup hampir seluruh outlet-nya. Kami memperkirakan DUCK membukukan pendapatan dan EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi] yang lebih rendah dari yang diproyeksikan pada tahun 2020," tulis Pefindo, dalam keterangan resmi, Rabu (6/5/2020).
Pefindo mengungkapkan, pada Maret 2020, DUCK diperkirakan mengalami penurunan penjualan sekitar 50% dibandingkan dengan penjualan pada bulan-bulan sebelumnya.
Pefindo menilai, peringkat tersebut mencerminkan posisi DUCK yang kuat di industri restoran, khususnya di segmen masakan China; marjin profitabilitas yang relatif tinggi; dan posisi likuiditas yang memadai.
Lalu saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), pengelola Pizza Hut, juga mengalami kenaikan sebesar 26,21% ke level Rp 915/unit dalam sepekan. Koreksi saham PZZA selama tahun berjalan tinggal 17,57% dari sebelumnya sempat mencapai 30,63%.
Akhir April lalu Corporate Secretary Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo mengatakan perusahaan tak menampik terjadi penurunan penjualan akibat penyebaran pandemi Covid-19 dan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa daerah.
"Sejauh ini kami berusaha keras untuk optimalisasi bisnis dan penjualan di Outlet, dengan menyesuaikan peraturan yang berlaku. Kami memang mengalami dampak dari penjualan, namun kami berusaha agar tidak terjadi PHK. Sampai sekarang kami belum memiliki rencana apapun terkait hal tersebut," kata Kurniadi kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (27/4/2020).
Dia menyebutkan, karena penerapan PSBB di beberapa daerah terjadi pengurangan atau pembatasan kegiatan usaha dan operasional restoran.
"Pizza Hut Indonesia menghormati kebijakan Pemerintah terkait PSBB di berbagai daerah, dan mendukung Program untuk mengatasi pandemi Covid-19," imbuh dia.
Pekan lalu, muncul kepastian dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan waktu pembukaan mal.  "Pusat perbelanjaan atau mal dan pasar yang non-pangan, baru bisa dimulai pada hari Senin tanggal 15 Juni," ujar Anies, di Balai Kota, Selasa (4/06/2020).
Dengan adanya kepastian ini para pelaku pasar hari ini merasa lebih lega, maklum ketidakpastian adalah musuh utama pasar modal. Terpantau semua saham emiten pengelola mal berhasil ditutup di zona hijau.
Sebelumnya semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sejak Maret lalu pengelola mal dipaksa menutup usahanya, kalaupun diperbolehkan buka, tenant yang diijinkan beroperasi hanyalah tenant yang bergerak di industri tertentu seperti pasar swalayan, farmasi, dan restoran itu pun dengan catatan tidak boleh makan di tempat.
(hps/tas) Next Article Kisah Sedih Ritel! Rugi Pizza Hut Rp 94 M, KFC Tekor Rp 298 M
Most Popular