
Efek Lo Kheng Hong! Saham BMTR Diserok Lagi, Meroket 19%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham induk bisnis media Grup MNC, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) lagi-lagi meroket pada awal perdagangan sesi I, Rabu ini (19/8/2020). Hari ini adalah hari perdagangan terakhir pekan ini mengingat Kamis hari libur Tahun Baru Islam dan Jumat cuti bersama.
Data perdagangan BEI mencatat, saham BMTR lagi-lagi meroket 19,31% di level Rp 346/saham dengan nilai transaksi Rp 113,67 miliar dan volume perdagangan 332,5 juta saham.
Penguatan ini berlanjut setelah kemarin saham BMTR juga melesat menyentuh level auto reject atas (ARA) sebesar 25%. Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham BMTR menguat 63,21% dan sebulan terakhir sahamnya terbang 76%.
Asing hari ini melepas saham BMTR Rp 5,40 miliar, sementara pembelian dilakukan investor lokal mencapai Rp 135,8 miliar.
BMTR adalah induk usaha dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV). Sementara saham MNCNÂ dan IPTVÂ yang kemarin menguat, hari ini saham MNCNÂ cenderung melemah 0,53% di level Rp 930/saham, sedangkan saham IPTVÂ stagnan cenderung merah di level Rp 318/saham.
Salah satu sentimen yang mengerek saham BMTRÂ ialah langkah investor kenamaan Lo Kheng Hong, yang dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia, membeli saham Global Mediacom.
Kabar ini langsung membuat saham BMTRÂ sejak kemarin menguat dan memimpin top gainers di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Data pemegang saham yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, Lo Kheng Hong memang membeli sebanyak 942.184.700 saham BMTR atau mewakili sebanyak 6,14% saham, tercatat per 14 Agustus 2020, dari sebelumnya nihil.
Pembelian itu terbagi atas enam kali tahapan yakni 4.591.700 saham, 6.900.000 saham, 100 saham, 52.845.600 sahan, 177.747.400 saham, dan 700.000.000 saham.
Jika diasumsikan harga rata-rata saham BMTR sepekan lalu di level Rp 214/saham, maka diperkirakan dana yang dikucurkan Lo Kheng bisa mencapai Rp 227 miliar.
Lo Kheng Hong mengatakan alasan membeli saham BMTR karean memiliki prospek dan fundamental yang baik.
"BMTR perusahaan yang bagus, di tengah Pandemi masih bisa membukukan laba Rp 551 miliar," kata Lo Kheng Hong yang juga memegang saham PT Petrosea Tbk (PTRO) ini, kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (18/8/2020).
"Valuasi [BMTR] juga murah," jelasnya.
Lo Kheng Hong menjelaskan nilai buku per saham BMTR Rp 744/saham, sementara price earning ratio (PER) BMTR sebanyak 4 kali.
"Saya mempelajari laporan keuangan BMTR, sebelum membeli," katanya sembari memberikan softcopy laporan keuangan BMTR per Juni 2020.
Nilai buku per saham atau Book Value Per Share (BVPS) adalah jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap saham dalam modal perusahaan. Book value per share dan pendapatan per saham (Earnings Per Share/EPS) digunakan sebagai salah satu alat pengukuran terhadap kemampuan perusahaan.
Sementara PER adalah rasio harga saham perusahaan terhadap pendapatan per saham perusahaan. PER dihasilkan dari harga saham dibagi laba per saham. Semakin tinggi nilai PER, berarti harga saham perusahaan tersebut semakin mahal, dan sebaliknya.
Mengacu laporan keuangan Juni 2020, BMTR mencetak pendapatan pada semester I-2020 sebesar Rp 5,86 triliun, turun 7,84% dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp 6,36 triliun.
Penurunan ini terjadi seiring dengan pendapatan iklan non digital atau iklan konvensional yang turun, padahal lini bisnis ini menjadi kontributor utama perseroan.
Pendapatan yang berasal dari MNCN ini terkoreksi hingga 13,51% secara year on year menjadi Rp 3,20 triliun. Laba bersih BMTR pada semester I-2020 tercatat turun 7,71% menjadi Rp 551,66 miliar dari yang sebelumnya Rp 597,35 miliar.
(tas/tas) Next Article Ternyata Ini Alasan Lo Kheng Hong Borong Saham BMTR
