
Sempat Coba Menguat, IHSG Berakhir di Zona Merah di Sesi 1

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Hanya sekali mencicipi zona hijau,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan sesi pertama Jumat (5/3/2021), mengikuti tren penguatan di bursa regional dan kabar positif pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
IHSG dibuka terkoreksi 0,44% ke 6.263,04 dan berakhir di level 6.277,396 pada penutupan sesi pertama, atau melemah 0,21% (13,4 poin). IHSG sempat coba berbalik menguat jelang pukul 10:00 WIB, tetapi 10 menit kemudian berbalik arah ke zona merah.
Pelaku pasar sempat menyambut positif rilis Bank Indonesia (BI) yang melaporkan bahwa cadangan devisa per akhir Februari 2021 sebesar US$ 138,8 miliar. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.
Namun koreksi kembali terjadi karena sentimen negatif global terlampau kuat yakni naiknya imbal hasil (yield) US Treasury. Yield obligasi tenor 10 tahun ini naik 8,01 basis poin (bp) ke 1,5484%.
Level tersebut merupakan penutupan perdagangan tertinggi di tahun ini, dan sejak Februari 2020 lalu. Pada Kamis pekan lalu, yield ini memang sempat menembus level 1,6%, tetapi setelah itu terpangkas dan mengakhiri perdagangan di 1,515%.
Jika imbal hasil meningkat, maka ekspektasi kupon obligasi di pasar primer pun meningkat yang bakal memicu kenaikan beban pembiayaan bagi emiten obligasi dan menekan kinerja keuangannya. Hal ini memicu aksi jual saham teknologi di Amerika Serikat (AS).
Menurut data RTI, sebanyak 180 saham menguat, 289 tertekan dan 137 lainnya flat. Transaksi bursa masih meningkat dengan 18,8 miliar lebih saham diperdagangkan, sebanyak 879.000-an kali. Nilai transaksi bursa menjulang kembali menjadi Rp 11,2 triliun.
Investor asing hari ini melakukan aksi jual dengan nilai penjualan bersih (net sell) Rp 19,2 miliar di pasar reguler. Saham yang dilego terutama adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai jual Rp 159,7 miliar. Saham bank BUMN ini susut 1,15% (75 poin) ke Rp 6.475/saham.
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali merajai dari sisi nilai transaksi, sebesar Rp 1,3 triliun, atau kembali ke masa jayanya pada awal tahun ini yang di kisaran Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun di sesi pertama saja. Saham BUMN ini drop 3,6% (90 poin) ke Rp 2.430/unit.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA
(ags/ags) Next Article Sempat Celup Zona Merah, IHSG Tutup Sesi 1 dengan Reli 0,23%