
Tambal Utang, Japfa Mau Ngutang Obligasi Lagi Rp 5 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pakan ternak dan perunggasan (poultry), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), berencana menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar AS senilai US$ 350 juta atau setara Rp 5,075 triliun dengan rata-rata kurs Jisdor Rp 14.500 per US$.
Kepala Divisi Keuangan Korporasi Japfa Comfeed Indonesia Putut Djagiri, dalam paparan publik perseroan mengatakan, penerbitan surat utang tersebut merupakan bagian dari Sustainability Linked Bond (SLB) yang diterbitkan JPFA. Obligasi ini kelebihan permintaan sebanyak 3 kali dari yang ditawarkan atau sebesar US$ 1,2 miliar.
"Order book dari kedua underwriter, baik dari Credit Suisse maupun DBS, totalnya ada sekitar US$ 1,2 miliar atau hampir 3 kali lebih karena kita terbitkan US$ 350 juta. Dengan adanya orderbook yang sedemikian besar kita bisa bangkit untuk minta interest coupon-nya," ungkap Putut dalam dokumen paparan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (21/3/2021).
Pertimbangan diterbitkannya Sustainability Linked Bond (SLB) ini, antara lain kebutuhan perusahaan untuk membiayai kembali refinancing surat utang yang akan jatuh tempo pada 2022 mendatang.
Pertimbangan kedua, dengan menerbitkan Sustainability Linked Bond, Japfa memberikan dukungan terhadap lingkungan maupun sosial.
"Yang utama juga secara komersial, sekarang semakin banyak investor-investor yang sangat memperhatikan ESG (Environment, Social, Corporate Governance). Dengan adanya itu maka kita memanfaatkan/menarik investor-investor yang sangat perduli terhadap lingkungan," ujarnya.
Capex Rp 1,9 T
Pada tahun ini, perseroan juga berencana mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures sebesar Rp 1,9 triliun. Belanja modal tersebut meliputi komponen rutin seperti replacement dan maintenance.
Direktur JPFA, Antonius Harwanto mengatakan, jika kinerja di tahun 2021 bisa lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya, maka jumlah belanja modal tersebut masih bisa lebih tinggi lagi karena memang rencana perluasan Japfa sudah disiapkan sejak sebelum pandemi.
Untuk target di tahun ini, perseroan berencana memperluas ekspansi di beberapa sektor usaha. Di sektor Feed, perseroan akan membangun beberapa fasilitas penampungan bahan baku, berupa silo, gudang dan pembangunan corn dryer di Palu dan pembangunan tambahan rumah potong ayam dan cold storage.
"Di sektor ayam komersial akan dibangun pullet farm, commercial layer farm dan commercial broiler farm, yang saat ini sudah dimiliki oleh Japfa akan dikembangkan, namun di tahun ini Japfa akan mengambil langkah yang lebih agresif," ujarnya.
Hal ini, diharapkan bisa melayani permintaan pelanggan-pelanggan peternak ayam layer di Indonesia pada umumnya. PT Vaksindo Satwa Nusantara juga akan memperluas fasilitas produksinya. Demikian juga Aquaculture juga akan memperluas fasilitas produksinya. Breeding Farm maupun retail shop juga akan menjual daging produksi Japfa.
Data BEI mencatat, saham JPFA ditutup stagnan di sesi I, Rabu ini di level Rp 2.230/saham. Nilai transaksi mencapai Rp 10 miliar dengan kenaikan sebulan terakhir 19% harga sahamnya.
(tas/tas) Next Article Jualan Drop di 2020, Laba Japfa Ambles 48% Jadi Rp 916 M