Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Emiten pengelola Plaza Indonesia, PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) yang dipimpin oleh Rosano Barack mencatatkan penurunan jumlah karyawan perusahaan dalam setahun terakhir akibat dampak pandemi Covid-19 sejak Maret 2020.
Berdasarkan laporan keuangan audit Desember 2020, komposisi karyawan adalah sebanyak 362 orang, yang merupakan karyawan inti. Sedangkan, jumlah karyawan perseroan pada tahun sebelumnya yaitu sebanyak 662 karyawan sehingga ada pengurangan sebanyak 300 karyawan.
Manajemen PLIN menjelaskan, penghentian kontrak kerja dengan sejumlah besar karyawan merupakan pilihan yang sulit dan terpaksa diambil dengan pertimbangan jangka panjang atas keberlangsungan usaha perseroan.
"Perseroan akan melihat perkembangan yang terjadi ke depannya untuk kembali mempekerjakan karyawan tersebut apabila keadaan berbalik arah dan lingkungan bisnis kembali kondusif," kata manajemen dalam penjelasan laporan keuangan, dikutip Selasa (18/5/2021).
Manajemen juga menjelaskan, sehubungan dengan situasi pandemi yang tengah melanda, program kerja dan tujuan strategi HR (human resources) mengalami penyesuaian menjadi lebih berfokus terhadap menyiapkan karyawan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mengalami perubahan, termasuk di dalamnya adalah pengaturan kerja sesuai dengan new normal.
"Selain memastikan kesiapan karyawan dalam mengikuti pengaturan kerja new normal, HR juga memiliki fokus untuk memastikan produktivitas organisasi tetap terjaga sehubungan dengan dinamika dalam industri sebagai dampak dari pandemi," tulis manajemen.
Mengacu pada laporan dampak pandemi yang disampaikan manajemen PLIN di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2020, saat itu jumlah karyawan berkurang dari 662 orang menjadi 486 karyawan (tetap dan tidak tetap).
Adapun saat itu, jumlah karyawan di PHK dari Januari 2020-Agustus 2020 sebanyak 119 orang, sementara jumlah karyawan yang terdampak dengan status lainnya (pemotongan gaji, penyesuaian shift/hari/jam kerja, dan lainnya) mencapai 124 karyawan.
Sebagai perbandingan, pada 2018 jumlah karyawan PLIN masih sebanyak 1.504 karyawan atau per akhir tahun lalu berkurang 1.142 orang. Perseroan belum melaporkan kinerja keuangan per Maret 2021.
NEXT: Kinerja Plaza Indonesia
Tahun lalu, PLIN mencatatkan tekanan kinerja sebagai dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan hampir semua sektor-sektor perekonomian global dan domestik.
PLIN mencatat rugi bersih yang diatribusikan kepada entitas induk alias rugi bersih Rp 575,18 miliar di tahun lalu, dari tahun 2019 yang masih mencatat laba bersih Rp 532,69 miliar.
Pendapatan PLIN memang ambles 37,24% di tahun lalu menjadi Rp 927,50 miliar dari sebelumnya mencapai Rp 1,48 triliun. Padahal perseroan mampu menurunkan beban, terutama beban keuangan yang berkurang drastis dari Rp 117,65 miliar menjadi Rp 4,88 miliar.
Hanya saja tekanan rugi ini juga akibat adanya penyesuaian nilai wajar properti investasi yang mencapai minus Rp 1,02 triliun dari sebelumnya positif Rp 87,95 miliar. Penilaian properti investasi dilakukan oleh KJPP Rengganis, Hamid & Rekan, penilai independen yang terdaftar di OJK.
Adapun jika mengeluarkan penyesuaian nilai wajar properti investasi, maka laba sebelum penyesuaian itu mencapai Rp 450,46 miliar dari sebelumnya Rp 535,26 miliar.
"Pada awal pandemi Covid-19 kegiatan operasional perseroan sangat terpengaruh dikarenakan dampak dari upaya penanggulangan pandemi yang diambil oleh pihak-pihak terkait," tulis manajemen PLIN, dalam laporan keuangan.
"Memasuki kuartal ketiga 2020, performa operasional mulai membaik dan perusahaan mencatat EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] positif di Desember 2020 sebesar Rp 533,79 miliar dengan rasio EBITDA terhadap pendapatan 58% dibanding 2019: 51%," tulis manajemen.
Manajemen PLIN menegaskan, dengan telah berjalannya proses vaksinasi sejak Januari 2021, dan terus membaiknya performa operasional yang ditopang oleh langkah-langkah terukur dari manajemen dengan meninjau secara berkelanjutan kegiatan operasi, likuiditas, dan sumber daya perseroan, manajemen berkeyakinan bahwa perseroan memiliki sumber daya untuk memastikan keberlanjutan usaha perseroan di masa depan.
Secara rinci, pendapatan PLIN yang mengalami penurunan di antaranya pendapatan sewa pusat perbelanjaan menjadi Rp 408,44 miliar dari Rp 501,40 miliar, sewa perkantoran menjadi Rp 175,45 miliar dari Rp 193,09 miliar, dan sewa hotel ambles menjadi Rp 2,19 miliar dari Rp 6,52 miliar.
Pendapatan hotel turun menjadi Rp 163,17 miliar dari Rp 474,60 miliar, dan pendapatan services charger turun, apartemen nihil, dan pendapatan promosi dan pendapatan parkir juga ambles.
Per Desember 2020, saham PLIN dipegang oleh PT Plaza Indonesia Investama (PII) sebesar 96,61%, sisanya investor lainnya (publik) 2,99% alias di bawah ketentuan free float (minimal saham publik) 7,5%.
PII adalah pengendali perusahaan. Situs resmi PLIN mencatat, bahwa Komisaris Utama PLIN yakni Franky Oesman Widjaja, generasi kedua dari taipan Eka Tjipta Widjaja (pendiri Sinarmas Group), juga menjabat Komisaris Utama PII.
Selain itu, Rosano Barack yang juga mertua dari artis terkenal Syahrini ini juga menjabat Direktur Utama PII. Syahrini adalah istri dari putra Rosano, Reino Ramaputra Barack.
Pada Agustus 2020, Rosano Barack secara resmi menjual seluruh kepemilikan sahamnya secara langsung dan tidak langsung di PLIN.
Penjualan ini adalah pengalihan kepada PII, yang merupakan special purpose company dari Dana Investasi Real Estate (DIRE) yang diterbitkan perusahaan. DIRE tersebut yakni Dana Investasi Real Estate (DIRE) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Simas Plaza Indonesia.