²©²ÊÍøÕ¾

Analisis

Manuver Yusuf Mansur Borong REAL-BEBS-ZBRA, Cek Jeroannya!

Ferry Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
25 August 2021 11:53
Yusuf Mansur, Instagram @yusufmansurnew

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Nama penceramah kondang sekaligus 'guru' investasi yang memiliki banyak pengikut setia, Jam'an Nurkhatib Mansur atau yang lebih dikenal sebagai Ustaz Yusuf Mansur (UYM), ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.

Salah satunya karena berhasil membangunkan saham satu emiten yang mati suri di harga gocap alias Rp 50, lewat sekali transaksi langsung melesat di atas Rp 100/saham.

Pembelian 6 juta lot (600 juta saham) seharga total Rp 30 miliar berhasil membangunkan saham emiten properti PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) yang semula tertidur di harga Rp 50/saham dan pada penutupan perdagangan Selasa (24/8) kemarin ditutup di harga Rp 118/saham, meningkat 136% dalam 6 hari perdagangan sejak UYM masuk.

Tidak berhenti d isitu, baru-baru ini UYM memberitahu bahwa dirinya masuk ke dua saham lain yaitu PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), perusahaan transportasi darat yang diakuisisi dan diubah bisnisnya oleh Rudi Tanoesoedibjo ke jasa layanan kesehatan serta emiten produsen beton ready mix dan precast yang pertama kali melantai di BEI pada 10 Maret 2021, PT Berkah Beton Sadaya (BEBS).

Sebagai informasi, sebelum ini, pemilik PT Paytren Aset Manajemen ini sudah lebih dulu dikenal dengan sebutan 'Mansurmology' dengan mengoleksi beberapa saham BUMN, termasuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Satu lagi, UYM juga membeli saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).

Masuknya UYM atas saham ZBRA dan BEBS berhasil memberikan dorongan terhadap kinerja saham kedua perusahaan dalam jangka pendek.

Tercatat setelah aksi pembelian saham ramai diberitakan, pada perdagangan Rabu ini (25/8) di pasar modal pukul 10.10 WIB, saham ZBRA naik 17,97% dan saham BEBS nyaris menembus batas auto rejection atas (ARA), melesat 22,30%.

Dengan pengikut yang mencapai 2,9 juta di platform media sosial Instagram @yusufmansurnew, UYM secara rutin rajin memberikan wejangan soal investasi di pasar modal bagi 'pengikut' setia, wejangan tersebut kemudian ia namakan Mansurmology. Istilah yang makin akrab di telinga investor lokal.

Instagram @yusufmansurnewFoto: Instagram @yusufmansurnew
Instagram @yusufmansurnew

Meski hampir setiap saham yang dikaitkan dengan namanya akhir-akhir ini terdorong naik - setidaknya dalam jangka pendek - UYM membantah melakukan 'pompom' saham tertentu dan mengingatkan bahwa investor saham mesti hati-hati karena dalam investasi ini ada penumpang gelap.

Dalam berbagai kesempatan lain ia juga memberitahu para pengikutnya agar tidak terbawa pasar, melakukan pembelian saham yang memiliki fundamental bagus sehingga dapat berinvestasi secara jangka panjang.

Lalu bagaimana dengan ketiga saham yang baru-baru ini dibeli UYM?

Apakah memang memiliki kinerja yang mengkilap yang luput dari perhatian publik sehingga perlu 'diingatkan' oleh UYM agar investor makin jeli?

Atau memang saham tersebut sebelumnya sudah sesuai dengan kondisi fundamental perusahaan?

Berikut beberapa ikhtisar penting terhadap kinerja keuangan tiga emiten yang baru saja dibeli oleh UYM.

NEXT: Cek Jeroan 3 Saham UYM

PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL)

Berdasarkan laporan konsolidasi terbaru yang dilaporkan perusahaan, pada kuartal I-2021, pendapatan REAL tercatat naik 21% menjadi Rp 4,94 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,08 miliar.

Laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan, tumbuh 41% menjadi Rp 580,11 juta dari sebelumnya Rp 410,67 juta. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 0,09 dari sebelumnya Rp 0,06.

Laporan Keuangan REAL 2020Foto: Laporan Keuangan REAL 2020
Laporan Keuangan REAL 2020

Aset perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 352,23 miliar, sedangkan ekuitas perusahaan naik tipis menjadi Rp 350,56 miliar, Tercatat perusahaan hanya memiliki liabilitas 1,67 miliar.

Berdasarkan data RTI, nilai return on equity (ROE) tercatat sebesar 0,68% sedangkan return on asset (ROA) sebesar 0,64%. Angka ini tentu masih jauh dari kata menggembirakan, akan tetapi ini masih merupakan nilai dari kuartal pertama yang disetahunkan.

PT Berkah Beton Sadaya (BEBS)

Emiten yang baru melantai di bursa awal tahun ini telah menyampaikan laporan keuangan kuartal II-2021. Dalam laporan tersebut tercatat pendapatan bersih perseroan meningkat drastis naik 183% secara tahunan menjadi Rp 182,55 miliar dari semula Rp 64,48 miliar.

Laba bersih perseroan juga ikut meningkat menjadi RP 40,10 miliar dari sebelumnya Rp 12,96 miliar. Akan tetapi setelah resmi menjadi perusahaan publik, laba per saham turun menjadi Rp 4,81 dari sebelumnya Rp 89.

Setelah IPO, jumlah aset perusahaan juga meningkat 59% menjadi Rp 647,22 miliar. Ekuitas perusahaan juga mengalami pertumbuhan signifikan, naik 61% menjadi Rp 611,87 miliar. Liabilitas perusahaan berada di angka 35,35 miliar.

Data RTI mencatat nilai return on equity (ROE) BEBS tercatat sebesar 13,30% sedangkan return on asset (ROA) sebesar 12,40%. Secara fundamental angka ini tentu dapat dikatakan cukup bagus.

PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA)

Emiten awal tahun ini dibeli oleh Rudy Tanoe (kakak dari bos MNC, Hary Tanoe) ini mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 56% menjadi 5,21 miliar pada kuartal I-2021.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi perusahaan, pendapatan ini naik 56% secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,34 miliar.

Peningkatan pendapatan mampu membuat perusahaan memperoleh laba bersih senilai Rp 1,64 miliar dari semula mengalami kerugian bersih Rp 22,68 juta.

Jumlah nilai aset perusahaan tumbuh tipis menjadi Rp 6,81 miliar, sedangkan ekuitas perusahaan masih negatif atau mengalami defisiensi modal sebesar Rp 8,97 miliar.

Berbeda dengan dua emiten sebelumnya yang liabilitasnya relatif sangat kecil terhadap nilai aset, kewajiban ZBRA cukup besar dan tercatat sejumlah Rp 15,77 miliar dengan 85% dari total merupakan kewajiban jangka pendek.

Dengan nilai aset terbatas, return on asset (ROA) ZBRA tercatat sebesar 96,56% , angka yang cukup fantastis. Tapi perlu diingat meskipun kinerja perusahaan membaik, ZBRA masih mengalami defisiensi modal dengan kewajiban liabilitas yang menggunung.

Dalam siaran persnya, ulama kondang Yusuf Mansur menyatakan alasan masuk dalam bisnis ZBRA lewat konsorsium lantaran potensi bisnisnya. Zebra Nusantara merupakan sebuah unit bisnis yang telah terafiliasi dengan DNR Corporation yang mana korporasi ini menjalankan unit bisnisnya dalam segi online dan offline logistics di seluruh Indonesia.

Perusahaan ini berdiri sejak 1963 dan DNR telah memiliki 47 gudang di 32 provinsi serta ditopang oleh pengalaman pendistribusian yang panjang dalam perjalanan bisnisnya tersebut.

DNR juga merupakan salah satu perusahaan distribusi terbesar yang ada di Indonesia yang mana memiliki pengalaman dalam beberapa dekade di dalam bidang distribusi alat kesehatan dan farmasi.

DNR memiliki unit usaha yang menopang aktivitas bisnisnya yaitu DNR Distribution, DNR Logistics (DPORT), yaitu PT StoreSend Elogistics Indonesia (SSI), iPanganandotcom, PT Multi Transportasi Global (MTG), dan juga Bisnis Integrasi Global (BIG).

"Saya meilhat ZBRA lewat DNR ini menjadi sebuah bagian yang lengkap dan bisa implementasikan konsep 'integrated end-to-end supply chain solution' untuk berbagai macam kegiatan logistik maupun pendistribusian secara offline dan online di seluruh Indonesia, sehingga dapat menjawab kebutuhan masyarakat yang serba cepat, efisien, dan dengan harga yang lebih terjangkau" kata Yusuf Mansur dalam keterangannya.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular