²©²ÊÍøÕ¾

Deretan Saham yang Dikoleksi Yusuf Mansur, Yakin nih?

Ferry Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
26 August 2021 06:50
Instagram @yusufmansurnew
Foto: Instagram @yusufmansurnew

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia - Ustaz Yusuf Mansur, Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Qur'an, dan juga pemilik perusahaan aset manajemen PT Paytren Aset Manajemen (Paytren) kembali bermanuver dengan membeli sejumlah perusahaan kategori emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) rendah.

Awal Agustus lalu, ustaz yang biasa disapa UYM ini membeli sebanyak 6 juta lot saham (600 juta saham) emiten properti PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL).

Pembelian yang dilakukan via perusahaan sekuritas UOB Kay Hian Sekuritas itu dilakukan di harga saham Repower saat ini yakni Rp 50/saham sehingga dana yang dikucurkan sekitar Rp 30 miliar.

"Ini bisa jadi Ferrari-nya saya dan Daarul Qur'an, kan impiannya banyak, salah satu impian yakni membangun kawasan pesantren di mana saja, di kota-kota besar terutama, yang mana itu kawasan akan berisi 100 brand pesantren sehingga dalam 1 tahun, santri bisa 100.000 orang dari 100 pesantren, jadi 6-10 tahun ke depan 1 juta santri di satu kawasan, recurring income bisa Rp 3 triliun per bulan," kata YM, panggilan akrabnya, dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾.

Ustaz bernama lengkap Jam'an Nurkhatib Mansur ini juga memiliki banyak pengikut setia, termasuk di Instagram.

Faktanya, pembelian saham REAL ternyata mampu membangunkan saham REAL di harga gocap alias Rp 50 langsung melejit pada penutupan perdagangan Selasa (24/8) ditutup di harga Rp 118/saham, meningkat 136% dalam 6 hari perdagangan sejak UYM masuk.

Tidak berhenti di situ, baru-baru ini UYM memberitahu bahwa dirinya masuk ke dua saham lain yaitu PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA), perusahaan transportasi darat yang diakuisisi dan diubah bisnisnya oleh Rudi Tanoesoedibjo ke jasa layanan kesehatan serta emiten produsen beton ready mix dan precast yang pertama kali melantai di BEI pada 10 Maret 2021, PT Berkah Beton Sadaya (BEBS).

Sebagai informasi, sebelum ini, pemilik PT Paytren Aset Manajemen ini sudah lebih dulu dikenal dengan sebutan 'Mansurmology' dengan mengoleksi beberapa saham BUMN, termasuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Satu lagi, UYM juga membeli saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).

Masuknya UYM atas saham ZBRA dan BEBS berhasil memberikan dorongan terhadap kinerja saham kedua perusahaan dalam jangka pendek.

Tercatat setelah aksi pembelian saham ramai diberitakan, pada perdagangan Rabu kemarin (25/8) di pasar modal pukul 10.10 WIB, saham ZBRA naik 17,97% dan saham BEBS nyaris menembus batas auto rejection atas (ARA), melesat 22,30%.

Pada penutupan perdagangan, saham ZBRA ditutup naik 2,76% di Rp 1.115/saham dengan kenaikan sebulan 25% dan kapitalisasi pasar Rp 951 miliar.

Saham BEBS juga ditutup melesat 18,92% di Rp 880/saham dan sebulan juga naik 96% dengan kapitalisasi pasar Rp 7,92 triliun.

Adapun saham REAL ditutup turun karena aksi profit taking, minus 4,24% di Rp 113/saham. Meski demikian saham REAL sudah melejit 126% sepanjang Agustus ini dengan kapitalisasi pasar Rp 750 miliar.

Dengan pengikut yang mencapai 2,9 juta di platform media sosial Instagram @yusufmansurnew, UYM secara rutin rajin memberikan wejangan soal investasi di pasar modal bagi 'pengikut' setia, wejangan tersebut kemudian ia namakan Mansurmology. Istilah yang makin akrab di telinga investor lokal.

Meski hampir setiap saham yang dikaitkan dengan namanya akhir-akhir ini terdorong naik - setidaknya dalam jangka pendek - UYM membantah melakukan 'pompom' saham tertentu dan mengingatkan bahwa investor saham mesti hati-hati karena dalam investasi ini ada penumpang gelap.

Dalam berbagai kesempatan lain ia juga memberitahu para pengikutnya agar tidak terbawa pasar, melakukan pembelian saham yang memiliki fundamental bagus sehingga dapat berinvestasi secara jangka panjang.

Simak bagaimana kinerja sebenarnya saham-saham yang dibeli UYM.

NEXT: Simak Kinerja Deretan Saham UYM

PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL)

Berdasarkan laporan konsolidasi terbaru yang dilaporkan perusahaan, pada kuartal I-2021, pendapatan REAL tercatat naik 21% menjadi Rp 4,94 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 4,08 miliar.

Laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan, tumbuh 41% menjadi Rp 580,11 juta dari sebelumnya Rp 410,67 juta. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 0,09 dari sebelumnya Rp 0,06.

Aset perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp 352,23 miliar, sedangkan ekuitas perusahaan naik tipis menjadi Rp 350,56 miliar, Tercatat perusahaan hanya memiliki liabilitas 1,67 miliar.

Berdasarkan data RTI, nilai return on equity (ROE) tercatat sebesar 0,68% sedangkan return on asset (ROA) sebesar 0,64%. Angka ini tentu masih jauh dari kata menggembirakan, akan tetapi ini masih merupakan nilai dari kuartal pertama yang disetahunkan.

PT Berkah Beton Sadaya (BEBS)

Emiten yang baru melantai di bursa awal tahun ini telah menyampaikan laporan keuangan kuartal II-2021. Dalam laporan tersebut tercatat pendapatan bersih perseroan meningkat drastis naik 183% secara tahunan menjadi Rp 182,55 miliar dari semula Rp 64,48 miliar.

Laba bersih perseroan juga ikut meningkat menjadi RP 40,10 miliar dari sebelumnya Rp 12,96 miliar. Akan tetapi setelah resmi menjadi perusahaan publik, laba per saham turun menjadi Rp 4,81 dari sebelumnya Rp 89.

Setelah IPO, jumlah aset perusahaan juga meningkat 59% menjadi Rp 647,22 miliar. Ekuitas perusahaan juga mengalami pertumbuhan signifikan, naik 61% menjadi Rp 611,87 miliar. Liabilitas perusahaan berada di angka 35,35 miliar.

Data RTI mencatat nilai return on equity (ROE) BEBS tercatat sebesar 13,30% sedangkan return on asset (ROA) sebesar 12,40%. Secara fundamental angka ini tentu dapat dikatakan cukup bagus.


PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA)

Emiten awal tahun ini dibeli oleh Rudy Tanoe (kakak dari bos MNC, Hary Tanoe) ini mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 56% menjadi 5,21 miliar pada kuartal I-2021.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi perusahaan, pendapatan ini naik 56% secara tahunan dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,34 miliar.

Peningkatan pendapatan mampu membuat perusahaan memperoleh laba bersih senilai Rp 1,64 miliar dari semula mengalami kerugian bersih Rp 22,68 juta.

Jumlah nilai aset perusahaan tumbuh tipis menjadi Rp 6,81 miliar, sedangkan ekuitas perusahaan masih negatif atau mengalami defisiensi modal sebesar Rp 8,97 miliar.

Berbeda dengan dua emiten sebelumnya yang liabilitasnya relatif sangat kecil terhadap nilai aset, kewajiban ZBRA cukup besar dan tercatat sejumlah Rp 15,77 miliar dengan 85% dari total merupakan kewajiban jangka pendek.

Dengan nilai aset terbatas, return on asset (ROA) ZBRA tercatat sebesar 96,56% , angka yang cukup fantastis. Tapi perlu diingat meskipun kinerja perusahaan membaik, ZBRA masih mengalami defisiensi modal dengan kewajiban liabilitas yang menggunung.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular