²©²ÊÍøÕ¾

Emiten Media Erick Thohir Rugi Rp 45 M di 2020, Modal Minus!

Ferry Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
26 August 2021 17:05
Mahaka Media
Foto: Mahaka Media (mahakamedia.com/)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Setelah anak usahanya PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) merilis laporan tahunan 2020, kini giliran induk usahanya yakni PT Mahaka Media Tbk (ABBA) ikut menyampaikan laporan keuangan konsolidasi tahun 2020, setelah sempat dicecar otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, sepanjang tahun lalu, emiten ABBA yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir tercatat mengalami kerugian bersih Rp 44,89 miliar.

Kinerja tersebut lebih buruk dari tahun 2019 atau ruginya naik 37,96% dari semula hanya rugi bersih sebesar Rp 32,54 miliar.

Buruknya kinerja laba perusahaan salah satunya disebabkan oleh pendapatan perusahaan yang berkurang 37,05% sepanjang tahun 2020 menjadi Rp 158,61 miliar dari total pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 251,09 miliar.

Lapkeu 2020 ABBA, dok IDXFoto: Lapkeu 2020 ABBA, dok IDX
Lapkeu 2020 ABBA, dok IDX

Penurunan pendapatan tersebut terjadi di semua segmen bisnis dari mulai dari sirkulasi, iklan surat kabar dan buku hingga event organizer.

Penjualan bersih dari sirkulasi, iklan surat kabar dan buku turun menjadi Rp 69,15 miliar dari semula Rp 97,10 miliar. Pendapatan dari media buying turun menjadi 31,98 miliar dari sebelumnya sebesar Rp73,64 miliar.

Selanjutnya penjualan bersih dari penyiaran televisi menyusut menjadi Rp 22,74 dari semula Rp 28,27 miliar. Sedangkan pendapatan dari event organizer berkurang menjadi Rp 19,64 miliar dari semula Rp 30,16 miliar. Terakhir pendapatan sewa juga turun menjadi Rp 15,09 miliar dari sebelumnya sejumlah Rp 21,65 miliar.

Meskipun perusahaan mampu menekan beban pokok penjualan, beban penjualan serta beban umum dan administrasi, kinerja laba perusahaan tetap tidak bisa diselamatkan.

Aset perusahaan tercatat mengalami penurunan tajam, menyusut 46,32% menjadi Rp 221,65 miliar dari posisi tahun 2019 di mana aset perusahaan masih tercatat senilai Rp 412,91 miliar.

Aset ini terdiri dari aset lancar sejumlah Rp 64,14 miliar, sedangkan mayoritas lainnya sejumlah Rp 157,51 miliar merupakan aset tidak lancar.

Sebaliknya, liabilitas perusahaan bertambah menjadi Rp 325,26 miliar dari posisi akhir tahun 2019 sebesar Rp 320,85 miliar. Sebagian besar dari liabilitas ini terdiri dari kewajiban jangka pendek senilai Rp 235,22 miliar atau mencapai 72% dari total, sedangkan kewajiban jangka panjang tercatat hanya senilai Rp 90,14 miliar.

Naiknya liabilitas melebihi jumlah aset perusahaan yang mengalami penurunan drastis, menyebabkan ekuitas perusahaan tercatat negatif atau mengalami defisiensi modal sebesar Rp 103,71 miliar. Sebelumnya pada akhir 2019 ekuitas perusahaan tercatat berada di angka Rp 92,06 miliar.

Hingga 31 Juli 2021, mayoritas saham ABBA dipegang oleh perusahaan milik Erick Thohir yakni PT Beyond Media sebesar 57,81% saham, yang juga bertindak sebagai pengendali.

Sedangkan 10,27% saham dimiliki Peak Holdings Luxembourg SARL dan 31,92% sisanya oleh masyarakat.

Pada penutupan perdagangan sesi II Kamis (26/8), saham ABBA naik 0,72% di Rp 695/saham dengan nilai transaksi Rp 35 miliar dan kapitalisasi pasar Rp 1,91 triliun.

Dalam sepekan saham ABBA naik 31,13% dan sebulan terakhir naik 18% dan 3 bulan terakhir meroket 222%.

Sementara itu, saham MARI ditutup minus 0,89% di Rp 555/saham. Sepekan saham MARI naik 11%, sebulan 24% dan 3 bulan terakhir melesat 101%.

Sebelumnya, MARI juga tercatat mengalami kerugian bersih Rp 44,92 miliar di 2020. Kinerja tersebut lebih buruk dari tahun 2019 di mana perusahaan masih mencatatkan laba bersih Rp 34,09 miliar.

Buruknya kinerja laba emiten yang baru merilis aplikasi NOICE ini salah satunya disebabkan oleh pendapatan perusahaan yang berkurang lebih dari setengah atau tercatat turun 51,38% sepanjang tahun 2020 menjadi Rp72,88 miliar dari total pendapatan tahun 2019 yang mencapai Rp 149,90 miliar.


(tas/tas) Next Article Emiten Erick Thohir Bakal Disuntik Kenangan Fund, Berapa ya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular